PENCIPTAAN MANUSIA:
1. pertama Allah menciptakan jasad (QS. Al-Hajj
(22):5), Basyar: daging dari tanah (QS. Al-Hijr
(15):28, atau dari saripati yg berasal dari tanah
(QS. Al-Mukminun (23):12-13) 2. setelah jasad sempurna (layak hidup) maka
ditiupkan “sebagian ruh-Nya” (min ruuhihi)
(QS. As-Sajdah (32):9). peniupan ruh bukan
seperti niup lilin… tapi analoginya seperti ketika
berdiri didepan cermin…tanpa kita melakukan
aksi apapun tahu-tahu sudah ada bayangan kita dicermin. jadi ada unsur Tuhan didalam diri
kita yaitu sebagian ruh-Nya. tanpa ruh-Nya kita
hanya benda mati. tetapi hanya sebagian ruh-
Nbya…makanya kita tidak mempunyai sifat
8“Maha”.
sebagian ruh-Nya ini membawa sifat2 Dia…. Kasih sayang suci kudus damai jujur benar
kreafit/mencipta mensyukuri/menghargai
sabar dst…(asmaul husna) tetapi manusia tidak
“Maha” itu aja bedanya.
Ruh adalah energi atau “baterei” agar
manusia bisa hidup. ciri Ruh/energi: panas, nafas, gerak, dan tumbuh.
3. dua unsur yg berbeda tadi (jasad/bumi dan
ruh/tuhan) butuh jembatan agar si jasad bisa
menuju tuhan (sabilillah-sirothol mustaqim).
jalan/jembatan penghubungnya adalah jiwa
(nafs). tapi sifat jiwa (nafs) selalu menyuruh kepada keburukan (nafs ammaratun bissuu’)
yaa mungkin
karena yg beredar di wacana islam memang
nafsu amarah/murka…gak tau kenapa
mungkin yg nyusun bukunya tidak ngecek lagi di sumber aslinya (quran) tapi langsung kutip
dari buku ulama-nya — tp yg sebenarnya
“ammarah” itu artinya “menyuruh”) (QS.
Yusuf (12):53 nanti bisa dibaca di Quran
terjemahan yg langsung dari Madinah…
biasanya yg pulang haji dapet. itu terjemahan paling bagus (Prof. Mukti Ali Cs).
nafsu (jiwa) yg cenderung menyuruh pada
keburukan yaitu yg tidak bisa melepaskan diri
dari keinginan-keinginan jasad (QS. Ali-
Imron:14)… wanita, anak2, harta, kuda pilihan,
emas, perak dll. keinginan-keinginan itu disebut “syahwat” di ayat yg sama.
nah utk mengendalikan jiwa (nafs) yg
keduniawian… manusia diajarkan untuk
bertaqwa/waspada/hati-hati (QS. Asy-Syams
(91:7-10).
taqwa/waspada ada 5, yg terangkum di QS. Ali-Imron (3):133-134), yaitu:
1) Segera mohon ampun. Nah alat mohon
ampunnya:
2) Sedekah baik ketika lapang maupun sempit.
sedekah menghapus dosa (Al-Baqoroh (2):271)
3) Menahan Amarah. bagaimana cara menahan amarah?:
4) Memaafkan kesalahan orang laen. (Asy-
Syuura (42):37) memaafkan jg alat mohon
ampun (Al-Maidah (5):45)
5) Berbuat baik. berbuat baik menghapus dosa
(Huud (11):114) Berbuat baik yg sempurna adalah sedekah
dengan harta (Ali-Imron (3):92)
setelah manusia berbuat baik (sedekah) maka
baru jiwa (nafs) suci (At-Taubah (9):103).
kemudian perbuatan baik itu dibalas Tuhan
dengan hikmah, ilmu dan petunjuk (Yusuf (12):22 Al-An’am (6):84)
Akhirnya jelas bahwa yg membuat manusia
dapat petunjuk adalah “PERBUATAN
BAIKNYA” bukan “agama”nya. mengapa
demikian? karena Alloh menyukai orang yg
berbuat baik (2:195 3:134 29:69 5:93) bahkan Alloh “BESERTA” orang yg taqwa dan
berbuat baik (An-Nahl (16):128).
walaupun dari kecil beragama Islam…tiap hari
sholat…puasa…umrah-haji… tetapi kalau tidak
TAQWA BERBUAT BAIK tidak akan pernah dapat
petunjuk/hidayah. dari sinilah Allah ngomong: silahkan bersyariat
yg berbeda-beda…kiblat beda-beda silahkan…
tapi berlomba-lombalah dalam berbuat baik
(Al-Baqorah (2):148, Al-Maidah (5):48).
makanya syariat/ritual tujuannya adalah
taqwa (mohon ampun,sedekah,menahan amarah,memaafkan, dan brbuat baik).
1. Sembahyang (sembah Tuhan) tujuannya
taqwa (Al-Baqoroh (2):21)
2. Puasa tujuannya taqwa (Al-Baqoroh (2):183)
3. Haji baru dizinkan setelah mempunyai
“bekal” taqwa (Al-Baqoroh (2):197) 4. Kurban yg diterima bukan daging atau
darahnya tetapi ketaqwaan si pengurban (Al-
Hajj (22):37, Al-Maidah (5):27)
5. Masjid baru boleh dipake untuk sembahyang
kalo didirikan atas dasar taqwa (At-Taubah
(9):107-109) 6. Pakaian yg diminta Allah bukan baju koko,
jubah, sorban, gamis… akan tetapi pakaian
taqwa (Al-A’raf (7):26). yg dikasih pakaian
tuh “jiwa”-nya bukan “udel”nya doang.
(Maaf: bahkan ada yg hafal Al-Quran…bangun
mesjid dimana2…tiap hari sholat….puasa…haji terus2an…tapi korupsi/maling/rampok uang
rakyat….kemana-mana pake sorban…. jd
menteri agama pula…nah loh masa kayak gini
diridhoi Tuhan)
ternyata di qur’an sendiri ujung-ujungnya ya
hakekat… tetapi banyak penganutnya malah mempertuhan syariat…. kalo anjuran saya ya
yg mau syariat ya silahkan tapi jangan selesai
di point itu saja…. lanjutkan terus dengan
aplikasi perbuatan sehari-hari… maka Alloh
akan membuka tabir hakekat-Nya. Artinya
“mempertuhan” syariat tuh ya menyalahkan syariat agama laen…
mengkopar-kapirkan golongan laen.
Untuk mengenali jiwa (nafs-anfus) Alloh
ngomong di QS. Az-Zumar (39):42: “Alloh
memegang jiwa orang ketika matinya dan
ketika tidurnya….kemudian melepaskan…yg mati ditahan”. di akhir ayat itu manusia
disuruh “berfikir”. Nah sekarang mari kita
mikir bersama: Ketika tidur yg “hilang” didiri
kita apa? Jasad:masih ada…. Ruh:masih ada
juga…kan masih nafas…masih gerak…masih
tumbuh…masih panas. Yang hilang ketika tidur adalah: pendengaran, penglihatan, fuad (syaraf
rasa: rasa hati, rasa kulit, penciuman), dan akal
fikiran.
JASAD: tidak punya rasa sakit maupun rasa
enak: jadilah ilmu bedah di kedokteran, atau
makan sate sambil tidur …. gak ada rasa. RUH: tidak punya rasa sakit, sedih, bahagia,
senang, perih, susah. makanya klo patah hati
bawa tidur aja…cuma klo bangun ya sedih lagi.
karena ketakutan rasa sedih cs inilah muncul
mabuk2an…ekstasi…dll.
JIWA (NAFS): inilah yg merasakan semua rasa + akal fikiran.
JIWA (NAFS): inilah yg nanti bertanggung jawab
ketika mati/kiamat (Al-Isra’ (17):36). JASAD:
kaki, tangan, lidah, dan kulit hanya sebagai
“SAKSI” (QS. 36:65 24:24 41:20-21). jadi klo
wudhu’ yg dikumur2/dibersihkan bukan mulutnya…tapi perbuatannya, klo mo bersihin
mulut pake odol + laserin. klo wudhu bukan
tangannya tapi perbuatan si tangan…jgn ngutil
lagi. klo wudhu bukan rambut/kepalanya akan
tetapi akal fikirannya…gak usah mikir kotor
lagi…gak usah suudzon lagi…begitu dst. KETIKA “MATI”: JASAD dikubur dimakan
cacing… tidak disiksa sebagaimana cerita2
selama ini… ngapain juga disiksa kan gak bisa
ngerasa sakit (makanya di qur’an tidak ada
“siksa kubur”). klo tidak percaya datang ke
cairo-egypt disana ada jasad FIR’AUN yg masih “utuh” tidak digebukin
malaikat….aman-aman saja bahkan tiap hari
difoto2, buka QS. Yunus (10):92 : “bahwa
Firaun diselamatkan jasadnya oleh Alloh…dan
menjadi pelajaran bagi manusia”. Menjadi
“pelajaran” artinya kasus Fir’aun akan terulang lagi. Fir’aun hanya simbol sebagai
“tokoh” manusia yg mempertuhan dirinya
sendiri…menganggap hukumnya paling benar…
mengkopar-kapirkan yg lain. barang siapa ada
yg berlaku seperti Fir’aun maka jasadnya
pasti “awet”. lihat di suku2 pedalaman yg “kepala suku”-nya menyatakan bahwa
hukum ada di tangannya… pasti jadi mummy…
jasadnya “awet” (“jenglot” termasuk ). Eeee
lucunya ketika ada yg mati dan jasadnya
“utuh” malah dianggap “hebat”/”suci”… biasanya penghafal Al-
Qur’an… oeee itu mah orang yg kena
“kutuk”. Padahal Qur’annya JELAS kok
nggak dibaca.
KETIKA MATI: JASAD dimakan cacing…. JIWA
(NAFS) bertanggung jawab atas perbuatannya (QS. 40:17 16:93)…
BAGAIMANA cara jiwa (nafs) bertanggung
jawab? di QS. 39:42 mati sama dengan tidur…
jiwa dipegang dan dilepaskan sekehendak
Tuhan (sesuai perbuatan)… JIWA (NAFS) yg
dihukum harus merasakan sakit, susah, sedih… untuk itu JIWA (NAFS) harus diberi JASAD BARU
(atau istilah qur’an-nya BUMI yang lama
diganti dengan BUMI baru QS. 14:48). Jasad/
Casing baru manusia neraka secara umum ada
3: batu, besi, dan makhluk hidup yg tidak
mungkin hidup menurut pikiran kamu. QS. Al- Isro’ (17):49-51…ni terjemahannya: “Dan
mereka berkata: “Apakah bila kami telah
menjadi tulang belulang dan benda-benda yang
hancur, apa benar-benarkah kami akan
dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang
baru?”Katakanlah: “Jadilah kamu sekalian batu atau besi,atau suatu makhluk dari
makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut
pikiranmu”. Maka mereka akan bertanya:
“Siapa yang akan menghidupkan kami
kembali?” Katakanlah: “Yang telah
menciptakan kamu pada kali yang pertama”. Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan
kepala mereka kepadamu dan berkata,
“Kapan itu (akan terjadi)?” Katakanlah:
“Mudah-mudahan waktu berbangkit itu
dekat”.
Nah loh…itu yg disebut “kebangkitan” atau dalam istilah “hindu” disebut
“reinkarnasi”…. JIWA nerakawi bangkit
dimasukkan (dikubur) di dalam batu (bisa batu
di perut bumi yg panas tuh…sesuai perbuatan
lah)… di besi… dan makhluk yg kita kita nggak
hidup (jenglot…jerangkong…leak…sundelbolong dll).
selain 3 itu JIWA nerakawi juga dikubur di
dalam tubuh “BABI dan KERA”…
(“Katakanlah: “Apakah akan aku beritakan
kepadamu tentang orang-orang yang lebih
buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki
dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada)
yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang)
menyembah thaghut?” Mereka itu lebih buruk
tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang
lurus. (Al-Maidah (5):60) ada juga yg masuk ke binatang ternak (QS.
7:179) masuk ke tumbuhan (QS. 21:14-15).
(khusus yg mempelajari Quran, bahasa
Arabnya diperdalam aja…nanti akan ketemu
makna sesungguhnya, karena wacana Islam
sudah dikotori oleh paradigma turun temurun yg tidak murni lagi…orang Islam hanya
membaca buku karangan ulama yg diikutinya
(madzhabnya) tidak kembali kepada qur’an
yg sesungguhnya)
KETIKA MATI: JASAD kembali ke bumi, JIWA
dikasih casing baru, RUH dia yang lama kembali ke YANG PUNYA… kan cuma baterai…klo
casingnya rusak ya batereinya mati…
analoginya “cermin”-nya lah pecah…gak
bisa dipake lagi.
JIWA (nafs) kotor dikatakan kembali ke neraka
(naar)… “naar” bukan “api” yg kita nyalain di kompor itu…. “naar”/”api”
adalah unsur-unsur pembentuk benda/zat
awal penciptaan….nebula-bintang-supernova-
bigbang (QS. 15:27 55:37 21:30)…dari hidrogen-
oksigen-fluor-besi-batu-emas-tanah,tembaga
dsb (yg paham kimia ngerti deh)… nah JIWA yg bersih (nafs muthmainnah) ke
surga: masuk ke dalam jamaah “hamba-
hamba Tuhan” (QS. 89:27-30) masuk ke JASAD
MANUSIA MULIA, cirinya manusia surgawi:
tidak ada rasa takut, khawatir, sedih hati, dan
tidak merasa lelah (QS. 10:62 35:35 15:45-48) makanya Allah ngomong: Janganlah kamu
mengatakan bahwa orang yg gugur di jalan
Allah itu mati…bahkan mereka itu hidup…tapi
kamu tidak menyadarinya. hidup ditengah2
masyarakat manusia (QS. 2:154 3:169-170
6:122) Nah loh…
jadi para Nabi…para Rasul…Orang-orang
sholeh…Orang-orang baik…ternyata masih
hidup dan ada di sekitar kita… kalau mau
bertemu banyak-banyak saja berbuat baik
terutama sedekah ke fakir miskin. (“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
mengadakan pembicaraan khusus dengan
Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah
(kepada orang miskin) sebelum pembicaraan
itu. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu
dan lebih bersih; jika kamu tiada memperoleh (yang akan disedekahkan) maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. QS. Al-Mujadilah (58):12) cukup dulu lah…capek nulis…terima kasih
mu belajar bahasa jawa dan arab dulu karena ternyata bahasa jawa penuh dengan simbol…sama seperti
bahasa Ibrani dan bahasa Arab…banyak
simbol2 yg penuh makna. makanya banyak
orang berpegang dengan kitab suci tetapi
disesatkan oleh kitab sucinya sendiri (18:54
2:26 29:43 12:22 21-107) (qur’an isinya simbol – tujuannya utk menyesatkan dan
memberi petunjuk – yg paham simbol adalh yg
berilmu – yg berilmu adalah yg berbuat baik/
rahmatan lil ‘alamin)
matur suwun …lanjutkan perjuangan !!!
terkhusus untuk kedamaian NKRI tercinta ini !!! salam sejahtera untuk semuanya….
1. pertama Allah menciptakan jasad (QS. Al-Hajj
(22):5), Basyar: daging dari tanah (QS. Al-Hijr
(15):28, atau dari saripati yg berasal dari tanah
(QS. Al-Mukminun (23):12-13) 2. setelah jasad sempurna (layak hidup) maka
ditiupkan “sebagian ruh-Nya” (min ruuhihi)
(QS. As-Sajdah (32):9). peniupan ruh bukan
seperti niup lilin… tapi analoginya seperti ketika
berdiri didepan cermin…tanpa kita melakukan
aksi apapun tahu-tahu sudah ada bayangan kita dicermin. jadi ada unsur Tuhan didalam diri
kita yaitu sebagian ruh-Nya. tanpa ruh-Nya kita
hanya benda mati. tetapi hanya sebagian ruh-
Nbya…makanya kita tidak mempunyai sifat
8“Maha”.
sebagian ruh-Nya ini membawa sifat2 Dia…. Kasih sayang suci kudus damai jujur benar
kreafit/mencipta mensyukuri/menghargai
sabar dst…(asmaul husna) tetapi manusia tidak
“Maha” itu aja bedanya.
Ruh adalah energi atau “baterei” agar
manusia bisa hidup. ciri Ruh/energi: panas, nafas, gerak, dan tumbuh.
3. dua unsur yg berbeda tadi (jasad/bumi dan
ruh/tuhan) butuh jembatan agar si jasad bisa
menuju tuhan (sabilillah-sirothol mustaqim).
jalan/jembatan penghubungnya adalah jiwa
(nafs). tapi sifat jiwa (nafs) selalu menyuruh kepada keburukan (nafs ammaratun bissuu’)
yaa mungkin
karena yg beredar di wacana islam memang
nafsu amarah/murka…gak tau kenapa
mungkin yg nyusun bukunya tidak ngecek lagi di sumber aslinya (quran) tapi langsung kutip
dari buku ulama-nya — tp yg sebenarnya
“ammarah” itu artinya “menyuruh”) (QS.
Yusuf (12):53 nanti bisa dibaca di Quran
terjemahan yg langsung dari Madinah…
biasanya yg pulang haji dapet. itu terjemahan paling bagus (Prof. Mukti Ali Cs).
nafsu (jiwa) yg cenderung menyuruh pada
keburukan yaitu yg tidak bisa melepaskan diri
dari keinginan-keinginan jasad (QS. Ali-
Imron:14)… wanita, anak2, harta, kuda pilihan,
emas, perak dll. keinginan-keinginan itu disebut “syahwat” di ayat yg sama.
nah utk mengendalikan jiwa (nafs) yg
keduniawian… manusia diajarkan untuk
bertaqwa/waspada/hati-hati (QS. Asy-Syams
(91:7-10).
taqwa/waspada ada 5, yg terangkum di QS. Ali-Imron (3):133-134), yaitu:
1) Segera mohon ampun. Nah alat mohon
ampunnya:
2) Sedekah baik ketika lapang maupun sempit.
sedekah menghapus dosa (Al-Baqoroh (2):271)
3) Menahan Amarah. bagaimana cara menahan amarah?:
4) Memaafkan kesalahan orang laen. (Asy-
Syuura (42):37) memaafkan jg alat mohon
ampun (Al-Maidah (5):45)
5) Berbuat baik. berbuat baik menghapus dosa
(Huud (11):114) Berbuat baik yg sempurna adalah sedekah
dengan harta (Ali-Imron (3):92)
setelah manusia berbuat baik (sedekah) maka
baru jiwa (nafs) suci (At-Taubah (9):103).
kemudian perbuatan baik itu dibalas Tuhan
dengan hikmah, ilmu dan petunjuk (Yusuf (12):22 Al-An’am (6):84)
Akhirnya jelas bahwa yg membuat manusia
dapat petunjuk adalah “PERBUATAN
BAIKNYA” bukan “agama”nya. mengapa
demikian? karena Alloh menyukai orang yg
berbuat baik (2:195 3:134 29:69 5:93) bahkan Alloh “BESERTA” orang yg taqwa dan
berbuat baik (An-Nahl (16):128).
walaupun dari kecil beragama Islam…tiap hari
sholat…puasa…umrah-haji… tetapi kalau tidak
TAQWA BERBUAT BAIK tidak akan pernah dapat
petunjuk/hidayah. dari sinilah Allah ngomong: silahkan bersyariat
yg berbeda-beda…kiblat beda-beda silahkan…
tapi berlomba-lombalah dalam berbuat baik
(Al-Baqorah (2):148, Al-Maidah (5):48).
makanya syariat/ritual tujuannya adalah
taqwa (mohon ampun,sedekah,menahan amarah,memaafkan, dan brbuat baik).
1. Sembahyang (sembah Tuhan) tujuannya
taqwa (Al-Baqoroh (2):21)
2. Puasa tujuannya taqwa (Al-Baqoroh (2):183)
3. Haji baru dizinkan setelah mempunyai
“bekal” taqwa (Al-Baqoroh (2):197) 4. Kurban yg diterima bukan daging atau
darahnya tetapi ketaqwaan si pengurban (Al-
Hajj (22):37, Al-Maidah (5):27)
5. Masjid baru boleh dipake untuk sembahyang
kalo didirikan atas dasar taqwa (At-Taubah
(9):107-109) 6. Pakaian yg diminta Allah bukan baju koko,
jubah, sorban, gamis… akan tetapi pakaian
taqwa (Al-A’raf (7):26). yg dikasih pakaian
tuh “jiwa”-nya bukan “udel”nya doang.
(Maaf: bahkan ada yg hafal Al-Quran…bangun
mesjid dimana2…tiap hari sholat….puasa…haji terus2an…tapi korupsi/maling/rampok uang
rakyat….kemana-mana pake sorban…. jd
menteri agama pula…nah loh masa kayak gini
diridhoi Tuhan)
ternyata di qur’an sendiri ujung-ujungnya ya
hakekat… tetapi banyak penganutnya malah mempertuhan syariat…. kalo anjuran saya ya
yg mau syariat ya silahkan tapi jangan selesai
di point itu saja…. lanjutkan terus dengan
aplikasi perbuatan sehari-hari… maka Alloh
akan membuka tabir hakekat-Nya. Artinya
“mempertuhan” syariat tuh ya menyalahkan syariat agama laen…
mengkopar-kapirkan golongan laen.
Untuk mengenali jiwa (nafs-anfus) Alloh
ngomong di QS. Az-Zumar (39):42: “Alloh
memegang jiwa orang ketika matinya dan
ketika tidurnya….kemudian melepaskan…yg mati ditahan”. di akhir ayat itu manusia
disuruh “berfikir”. Nah sekarang mari kita
mikir bersama: Ketika tidur yg “hilang” didiri
kita apa? Jasad:masih ada…. Ruh:masih ada
juga…kan masih nafas…masih gerak…masih
tumbuh…masih panas. Yang hilang ketika tidur adalah: pendengaran, penglihatan, fuad (syaraf
rasa: rasa hati, rasa kulit, penciuman), dan akal
fikiran.
JASAD: tidak punya rasa sakit maupun rasa
enak: jadilah ilmu bedah di kedokteran, atau
makan sate sambil tidur …. gak ada rasa. RUH: tidak punya rasa sakit, sedih, bahagia,
senang, perih, susah. makanya klo patah hati
bawa tidur aja…cuma klo bangun ya sedih lagi.
karena ketakutan rasa sedih cs inilah muncul
mabuk2an…ekstasi…dll.
JIWA (NAFS): inilah yg merasakan semua rasa + akal fikiran.
JIWA (NAFS): inilah yg nanti bertanggung jawab
ketika mati/kiamat (Al-Isra’ (17):36). JASAD:
kaki, tangan, lidah, dan kulit hanya sebagai
“SAKSI” (QS. 36:65 24:24 41:20-21). jadi klo
wudhu’ yg dikumur2/dibersihkan bukan mulutnya…tapi perbuatannya, klo mo bersihin
mulut pake odol + laserin. klo wudhu bukan
tangannya tapi perbuatan si tangan…jgn ngutil
lagi. klo wudhu bukan rambut/kepalanya akan
tetapi akal fikirannya…gak usah mikir kotor
lagi…gak usah suudzon lagi…begitu dst. KETIKA “MATI”: JASAD dikubur dimakan
cacing… tidak disiksa sebagaimana cerita2
selama ini… ngapain juga disiksa kan gak bisa
ngerasa sakit (makanya di qur’an tidak ada
“siksa kubur”). klo tidak percaya datang ke
cairo-egypt disana ada jasad FIR’AUN yg masih “utuh” tidak digebukin
malaikat….aman-aman saja bahkan tiap hari
difoto2, buka QS. Yunus (10):92 : “bahwa
Firaun diselamatkan jasadnya oleh Alloh…dan
menjadi pelajaran bagi manusia”. Menjadi
“pelajaran” artinya kasus Fir’aun akan terulang lagi. Fir’aun hanya simbol sebagai
“tokoh” manusia yg mempertuhan dirinya
sendiri…menganggap hukumnya paling benar…
mengkopar-kapirkan yg lain. barang siapa ada
yg berlaku seperti Fir’aun maka jasadnya
pasti “awet”. lihat di suku2 pedalaman yg “kepala suku”-nya menyatakan bahwa
hukum ada di tangannya… pasti jadi mummy…
jasadnya “awet” (“jenglot” termasuk ). Eeee
lucunya ketika ada yg mati dan jasadnya
“utuh” malah dianggap “hebat”/”suci”… biasanya penghafal Al-
Qur’an… oeee itu mah orang yg kena
“kutuk”. Padahal Qur’annya JELAS kok
nggak dibaca.
KETIKA MATI: JASAD dimakan cacing…. JIWA
(NAFS) bertanggung jawab atas perbuatannya (QS. 40:17 16:93)…
BAGAIMANA cara jiwa (nafs) bertanggung
jawab? di QS. 39:42 mati sama dengan tidur…
jiwa dipegang dan dilepaskan sekehendak
Tuhan (sesuai perbuatan)… JIWA (NAFS) yg
dihukum harus merasakan sakit, susah, sedih… untuk itu JIWA (NAFS) harus diberi JASAD BARU
(atau istilah qur’an-nya BUMI yang lama
diganti dengan BUMI baru QS. 14:48). Jasad/
Casing baru manusia neraka secara umum ada
3: batu, besi, dan makhluk hidup yg tidak
mungkin hidup menurut pikiran kamu. QS. Al- Isro’ (17):49-51…ni terjemahannya: “Dan
mereka berkata: “Apakah bila kami telah
menjadi tulang belulang dan benda-benda yang
hancur, apa benar-benarkah kami akan
dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang
baru?”Katakanlah: “Jadilah kamu sekalian batu atau besi,atau suatu makhluk dari
makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut
pikiranmu”. Maka mereka akan bertanya:
“Siapa yang akan menghidupkan kami
kembali?” Katakanlah: “Yang telah
menciptakan kamu pada kali yang pertama”. Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan
kepala mereka kepadamu dan berkata,
“Kapan itu (akan terjadi)?” Katakanlah:
“Mudah-mudahan waktu berbangkit itu
dekat”.
Nah loh…itu yg disebut “kebangkitan” atau dalam istilah “hindu” disebut
“reinkarnasi”…. JIWA nerakawi bangkit
dimasukkan (dikubur) di dalam batu (bisa batu
di perut bumi yg panas tuh…sesuai perbuatan
lah)… di besi… dan makhluk yg kita kita nggak
hidup (jenglot…jerangkong…leak…sundelbolong dll).
selain 3 itu JIWA nerakawi juga dikubur di
dalam tubuh “BABI dan KERA”…
(“Katakanlah: “Apakah akan aku beritakan
kepadamu tentang orang-orang yang lebih
buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki
dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada)
yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang)
menyembah thaghut?” Mereka itu lebih buruk
tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang
lurus. (Al-Maidah (5):60) ada juga yg masuk ke binatang ternak (QS.
7:179) masuk ke tumbuhan (QS. 21:14-15).
(khusus yg mempelajari Quran, bahasa
Arabnya diperdalam aja…nanti akan ketemu
makna sesungguhnya, karena wacana Islam
sudah dikotori oleh paradigma turun temurun yg tidak murni lagi…orang Islam hanya
membaca buku karangan ulama yg diikutinya
(madzhabnya) tidak kembali kepada qur’an
yg sesungguhnya)
KETIKA MATI: JASAD kembali ke bumi, JIWA
dikasih casing baru, RUH dia yang lama kembali ke YANG PUNYA… kan cuma baterai…klo
casingnya rusak ya batereinya mati…
analoginya “cermin”-nya lah pecah…gak
bisa dipake lagi.
JIWA (nafs) kotor dikatakan kembali ke neraka
(naar)… “naar” bukan “api” yg kita nyalain di kompor itu…. “naar”/”api”
adalah unsur-unsur pembentuk benda/zat
awal penciptaan….nebula-bintang-supernova-
bigbang (QS. 15:27 55:37 21:30)…dari hidrogen-
oksigen-fluor-besi-batu-emas-tanah,tembaga
dsb (yg paham kimia ngerti deh)… nah JIWA yg bersih (nafs muthmainnah) ke
surga: masuk ke dalam jamaah “hamba-
hamba Tuhan” (QS. 89:27-30) masuk ke JASAD
MANUSIA MULIA, cirinya manusia surgawi:
tidak ada rasa takut, khawatir, sedih hati, dan
tidak merasa lelah (QS. 10:62 35:35 15:45-48) makanya Allah ngomong: Janganlah kamu
mengatakan bahwa orang yg gugur di jalan
Allah itu mati…bahkan mereka itu hidup…tapi
kamu tidak menyadarinya. hidup ditengah2
masyarakat manusia (QS. 2:154 3:169-170
6:122) Nah loh…
jadi para Nabi…para Rasul…Orang-orang
sholeh…Orang-orang baik…ternyata masih
hidup dan ada di sekitar kita… kalau mau
bertemu banyak-banyak saja berbuat baik
terutama sedekah ke fakir miskin. (“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
mengadakan pembicaraan khusus dengan
Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah
(kepada orang miskin) sebelum pembicaraan
itu. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu
dan lebih bersih; jika kamu tiada memperoleh (yang akan disedekahkan) maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. QS. Al-Mujadilah (58):12) cukup dulu lah…capek nulis…terima kasih
mu belajar bahasa jawa dan arab dulu karena ternyata bahasa jawa penuh dengan simbol…sama seperti
bahasa Ibrani dan bahasa Arab…banyak
simbol2 yg penuh makna. makanya banyak
orang berpegang dengan kitab suci tetapi
disesatkan oleh kitab sucinya sendiri (18:54
2:26 29:43 12:22 21-107) (qur’an isinya simbol – tujuannya utk menyesatkan dan
memberi petunjuk – yg paham simbol adalh yg
berilmu – yg berilmu adalah yg berbuat baik/
rahmatan lil ‘alamin)
matur suwun …lanjutkan perjuangan !!!
terkhusus untuk kedamaian NKRI tercinta ini !!! salam sejahtera untuk semuanya….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar