Rabu, 27 Maret 2013


AKHLAK KARIMAH



Hadits Qudsi,

“takholaku bi akhlakillah”

“Berakhlak-lah kamu dengan menggunakan akhlak-akhlak Alloh”.



Hadits Rosululloh saw,

“Berakhlaklah kamu dengan akhlakul karimah”



Akhlak Rosululloh adalah sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Alloh swt.

Beliau itulah Qur’an yang berjalan.



Alloh berfirman,

“Dan ada teladan yang baik (Uswatun hasanah) di dalam diri rosul”



Bagaimana engkau berharap Kasih sayang Tuhanmu apabila tidak ada jiwa Kasih sayang pada dirimu ?



Bagaimana engkau berharap kesabaran Tuhan padamu,

Kalau tidak ada jiwa sabar di dalam dirimu ?



Bagaimana engkau berharap kedermawanan Tuhanmu,

Kalau tidak ada jiwa kedermawanan dalam dirimu ?



Bagaimana Tuhan akan menambahk nikmatNya yang diberikan padamu,

Kalau engkau tidak mau mensyukuri semua kejadian yang menimpa dirimu ?



Baikpun itu kejadian yang menurutmu menyenangkan,

Maupun itu kejadian yang menurutmu tidak menyenangkan.



Susungguhnyalah,

Alloh itu Maha Baik,

Dan menghendaki kebaikan dalam dirimu,

Lalu, nikmat mana lagi yang engkau dustakan ?



Tempa dirimu,

Gembleng dirimu,

Masukkan dirimu ke dalam kawah candra dimuka,

Yang akan mendidikmu menjadi manusia sesungguhnya,

Yang akan mendidikmu menjadi manusia yang takwa,

Yang akan mendidikmu menjadi manusia yang bersyukur,



Sampai engkau termasuk salah satu di antara empat,



Sholihin,

Karena keikhlasanmu di dalam mengabdi pada Tuhanmu,



Syuhada,

Yang siap berkorban bukan saja harta, melainkan jiwa,

“amwalikum wa anfusikum”



Shiddiqin,

Seperti Ali bin Abu Tholib,

Sebagaimana Rosululloh bersabda,

“Aku adalah kota ilmu, Madinatul ilmi, dan Ali adalah pintunya”



Seperti Usman,

Kedermawannya yang tak tertandingi,

Dan ketawakalannya di saat maut menjemput dirinya yang sudah tua.



Seperti Umar bin Khottob,

Hadits Rosululloh,

“Alloh telah meletakkan kebenaran di lidah dan hati Umar”



Seperti Abu bakar shiddiq

Yang mendapat gelar ash-shiddiq dari Muhammad sang Nabi..



Dan barulah kemudian engkau akan masuk pada Nabiyyin,

Golongan orang-orang yang mengikuti Nabinya dengan seluruh jiwa dan raganya,

Dengan seluruh hidup dan matinya…..



Itulah,

“Shirotol ladzina an amta ‘alaihim”

“Jalan orang-orang yang mendapatkan petunjuk”.



Kalau tidak termasuk di dalam 4 golongan yang diberi petunjuk itu,

Maka jadilah engkau orang-orang yang merugi rugi..



“Innal insaana lafii khushr”

Sesungguhnya manusia itu betul-betul berada di dalam kerugian



“kecuali orang-orang yang beriman, beramal sholeh dan saling menasihati dalam kebenaran dan dalam kesabaran”.



Satu saja 4 syarat itu tak terpenuhi,

Iman, amal sholeh, tawasaubilhaq dan tawasaubish shobr,

Jadilah kita orang-orang yang merugi.

Inilah ciri-ciri dari sholihin, syuhada, shiddiqiin dan nabiyyin.



Selesai………….


PENDUSTA AGAMA



Di dalam Qur’an ada 232 kata “KADZIB” atau pendusta,



Maka satu waktu,

Setelah Di amati dengan jeli,

Setelah di teliti dengan hati-hati,

Setelah diperiksa dengan seksama..



Maka Sang guru berkata,

“Hancurnya umat-umat terdahulu,

hancurnya kaumnya Nuh, Kaum Ad, Kaum aikah, kaumnya Nabi-Nabi sebelum Muhammad,

adalah sebab cap stempel dari Alloh “KADZIB”, “PENDUSTA”



“Aro aitaladzi yukadzibbubiddin”



“tahukah kamu siapakah itu pendusta-pendusta agama ?”



“Fadzalikalladzi yadu’ul yatim”



“Dia yang tidak mau menyantuni fakir miskin”



“Wala yahudu ala tho’amil miskin”



“dan yang menghardik kepada orang miskin”.



Kemudian sang guru melanjutkan ceritanya,



“Seandainya saja,

kita ini sudah beriman pada Alloh,

kita ini sudah beriman pada para Malaikatnya,

Kita ini sudah beriman pada kitab-kitabnya,

Kita ini sudah beriman pada Nabi dan Rosulnya,

Kita ini sudah beriman pada hari akhir,

Kita ini sudah beriman pada takdir baik dan buruk,



Seandainya,

Kita sudah syahadat,

Sudah sholat,

Sudah puasa,

Sudah zakat,

Sudah ibadah haji,





Seandainya,

Kitapun sudha menjalankan perintah ibadah bathin,

Sudah tawakal,

Sudah tawadlu.

Sudah sabar,



Tetapi seandainya kita tidak mau menyantuni anak yatim dan fakir miskin,

Maka DUSTA !!!,

Pendusta Agama !!!



Dan dengan stempel cap Pendusta Agama ini,

Maka seluruh ibadah kita, sholat kita, puasa kita, zakat kita, dan semuanya,

Yang sudah kita lakukan bertahun-tahun itu akan hangus terbakar habis…..

HABIS !!! sama sekali, bis..bis..bis….



Musnah total !



Maka ingat-ingatlah akan hal yang sangat prinsip ini,

Seluruh kaum umat terdahulu, yang musnah, hancur,

Disebabkan karena stempel “Yukadzibbubiddin”.



Rosululloh bersabda,

“Bagi tiap-tiap sesuatu itu ada kuncinya, dan kuncinya sorga itu cinta kepada orang-orang miskin dan orang-orang fakir”



Rosululloh bersabda,

“Barang siapa yang berbuat baik ke anak yatim laki-laki mapun anak yatim perempuan,

adalah saya, saya dan dia di dalam syurga seperti dua orang yang sangat dekat”



Jagalah dirimu dan keluargamu dari cap stempel PENDUSTA AGAMA.




INTI dari AJARAN ISLAM



Inti sari dari Ajaran Islam adalah terpusat pada Keimanan dan Kemanusiaan



Perhatikanlah,

“Asyahadu ala ilaa ha illalloh wa asyhadu ana Muhammadarosululoh”.



Alloh dan Muhammad,

Keimanan dan Kemanusiaan.



“aqimish sholata wa atuz zakata”

“tegakkan sholat dan zakatlah”



sholat dan zakat

Keimanan dan Kemanusiaan.



“Fa sholli li robbika wan har”

“sholatlah dan berkorbanlah”



Perintah puasa Romadhon,

Wajiblah mengeluarkan zakat fitrah,



Puasa dan zakat fitrah,

Keimanan dan Kemanusiaan.



“Robbana attina fidunya hasanah, wafiil akhiroti hasanah “

“Ya Alloh berikanlah kebaikan di duniaku dan kebaikan di akheratku”.



Kebaikan didunia, kebaikan di akherat.

Kemanusiaan dan keimanan.



“aqimis sholata innal tanha anil fakhsya’I wal munkar”

“tegakkan sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan kerji dan munkar”



sholat mencegah perbuatan keji dan munkar,

Keimanan dan Kemanusiaan.



Sebab itulah, di dalam praktek keagamaan,

Selain rajin dan istiqomah di dalam beribadah,

Juga harus kuat di dalam memperjuangkan kemanusiaan.



Seorang Ulama tasawuf mengatakan,



Apa artinya seseorang hidup,

Jika tidak gerak,



Apa artinya gerak,

Jika tidak positif,



Apa artinya gerak yang positif,

Jika tidak kuat,



Apa artinya gerak yang positif dan kuat,

Jika tidak untuk perjuangan mencapai cita-cita luhur,



Apa artinya perjuangan,

jika tidak untuk keluarganya,



Apa arti untuk keluarganya,

Jika tidak untuk masyarakat,



Apa artinya untuk masyarakat,

Jika tidak membawa manfaat untuk bangsa dan negaranya,



Dan Apa artinya bagi bangsa dan negara,

Kalau tidak untuk kebaikan seluruh umat manusia,



Apa arti kebaikan untuk seluruh umat manusia,

Kalau tidak demi tegak dan lestarinya kalimah,

“LAA ILAAHA ILLALLOH”



Sesungguhnya, mukmin yang kuat itu lebih disukai oleh Alloh dan Rosulnya dari pada Mukmin yang lemah,



Kuat dari segi ibadahnya, dari segi keimanannya,

Dan kuat dari segi kemanusiaannya.





“Sesungguhnya keimanan tanpa kemanusiaan adalah “Pendusta Agama”,

dan sesungguhnya kemanusiaan tanpa keimanan adalah Fatamorgana”

PERTEMUAN DUA SAMUDERA



Majma’al Bahrain

Majma’al Bahrain adalah Pertemuan dua lautan

"Laa syariati fii haqioti batiila, Laa haqiqoti fii syariati atiila"

"Hakekat tanpa syariat adalah Batal, Syariat tanpa hakekat adalah kosong".

"Kulit tanpa isi adalah Kosong, Isi tanpa kulit adalah Batal"

"Ahli kuliti mestinya mendalami isi-I"

"dan ahli bathin-i mestinya menghiasi diri dengan kulit-ti"

Pertemuan dua lautan antara syariat dan hakekat,

Pertemuan dua lautan antara pikir dan dzikir,

Pertemuan dua lautan antara akal dan rasa,

apakah sesuatu itu memiliki NILAI IBADAH,

ataukah hanya ADAT atau KEBIASAAN saja,

hanya TAMPAKnya saja,

atau hanya GAMBARnya saja sebagai GAMBAR IBADAH.

Maka ingatlah sabda Nabi,

"Innamal a'malu bi niat",

"sesungguhnya amal itu bersama niat".

Maka yang membedakan sesuatu itu termasuk IBADAH atau hanya TAMPAKnya saja ibadah, adalah NIATnya.

Apabila NIATnya :"Semata-mata menjalankan PERINTAH ALLOH",

maka semua apa yang kita lakukan adalah Ibadah. dan sebaliknya,

seandainya niat kita ternyata adalah selain itu,

maka meskipun wujudnya, atau gambarnya atau tampaknya ibadah,

tetapi NILAI Ibadahnya adalah tidak ada.

Syahadat adalah bentuk Ibadah,

Sholat adalah bentuk Ibadah,

Puasa adalah bentuk ibadah,

Zakat adalah bentuk Ibadah,

Haji adalah bentuk Ibadah,

Tetapi seandainya bentuk-bentuk Ibadah tersebut tidak kita niatkan"SEMATA-MATA karena MENJALANKAN PERINTAH ALLOH",

maka apa-apa yang kita kerjakan hanyalah BENTUKnya saja,

hanyalah GAMBARnya saja,

hanyalah TAMPILANnnya,

tidak ada nilai ibadahnya saja.

atau KOSONG MELOMPONG.

Maka ingatlah sabda Nabi,

Qola Rosululloh SAW,"Nanti akan banyak umatku yang sholat tapi sebenarnya tidak sholat,Puasa tapi sebenarnya tidak puasa melainkan hanya mendapaqtkan lapar dan dahaga saja"

Inilah yang diancam oleh Alloh "Neraka weil",

diterangkan dalam ayat,

"Fawailulil musholin",

"Neraka weil bagi orang yang sholat"

Dan Perhatikanlah,

Makan diperintahkan oleh Alloh di Qur'an,

minumpun juga diperintahkan oleh Alloh di Qur'an,

( "Kulu wa asrobu","makanlah dan minumlah").

Tetapi apabila kita makan dan minum karena lapar dan haus,

dan TIDAK DISADARI atau DINIATKAN bahwa makan dan mimum kita adalah karena menjalankan PERINTAH ALLOH,

maka itu hanyalah makan dan minum karena kebiasaan, k

arena ADAT saja.

Kosong dari nilai ibadah.

Tetapi apabila kita niatkan SEMATA-MATA karena MENJALANKAN PERINTAH ALLOH, maka makan dan minum kita akan menjadi IBADAH atau memiliki NILAI IBADAH.

Maka jagalah,

dan perhatikanlah masalah NIAT,

letakkan kesadaran pada SEMATA-MATA MENJALANKAN PERINTAH ALLOH.

bukan yang lainnya.

"Sesungguhnya Nabi Muhammad, sedetikpun tidak pernah pututs hubungannya dengan Alloh SWT"

KORBAN HAKIKAT


Qola Zainal Abidin r.a

Yaa Robbi jauharu ilma lau abuha bihi.

Laqilali anta min man ya’budul watsana.

Walastahalla rijalun muslimuna damiyyu.

Yarouna aqbaha maa ya’tunahu hasanan.

Inni laaktumu min ‘ilmi jawahirohu.

Kai laa yarol haqqo dzu jahlin fayuftanina.

Artinya:

"Berkata Zainal Abidin r.a:

" Yaa Tuhan, berlian ilmu bila aku tunjukkan dia,

pastilah orang menuduh saya,

engkau (Zainal Abidin) termasuk orang-orang yang menyembah berhala.

Dan orang-orang Islam akan menghalalkan darah saya.

Mereka memandang paling buruk sesuatu yang baik didatangkan kepadanya.

Oleh sebab itu, saya simpan saja berlian ilmuku.

Agar tidak mereka ketahui al-Haq, orang-orang bodoh itu memfitnah diri saya"

Abu Yazid Thoifur bin Isa bin Surusyan al-Busthami. Lahir di Bustham yang terletak di bagian timur Laut Persi. Meninggal di Bustham pada tahun 261 H/874 M. Beliau adalah salah seorang Sulton Aulia, yang merupakan salah satu Syech yang ada di silsilah dalam thoriqoh Sadziliyah, Thoriqoh Suhrowardiyah dan beberapa thoriqoh lain. Tetapi beliau sendiri menyebutkan di dalam kitab karangan tokoh di negeri Irbil sbb:" ...bahwa mulai Abu Bakar Shiddiq sampai ke aku adalah golongan Shiddiqiah."

Salah satu kisahnya,

Di suatu tahun, ia menunaikan ibadah Haji. Ia mengenakan pakaian yang berbeda untuk setiap tahap perjalanannya sejak mulai menempuh padang pasir. Di sebuah kota dalam perjalanan tersebut, suatu rombongan besar telah menjadi muridnya dan ketika ia meninggalkan tanah suci, banyak orang yang mengikutinya

"Siapakah orang-orang ini?", ia bertanya sambil melihat kebelakang.
"Mereka ingin berjalan bersamamu", terdengar sebuah jawaban.
"Ya Alloh!", Abu Yazid memohon, "Janganlah Engkau tutup penglihatan hamba-hambaMu karenaku".

Untuk menghilangkan kecintaan mereka kepada dirinya dan agar dirinya tidak menjadi penghalang bagi mereka, maka setelah selesai melakukan sholat shubuh, Abu Yazid berseru kepada mereka, "Ana Alloh ,Laa ilaha illa ana, Fa'budni". Sesungguhnya Aku adalah Alloh, Tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka Sembahlah Aku"

"Abu Yazid sudah gila!", seru mereka kemudian meninggalkannya.

He..he..he..

Padahal Abu Yazid cuman nyampekan firman Alloh di Qur’an surat Thaaha….

Abul Mughits al Husain bin Masnur al-Hallaj adalah tokoh yang paling kontroversial di dalam sejarah tasawuf Islam.

Mengenai ini, orang-orang banyak terpecah dua, ada yang menentang ada yang mendukung, tetapi akhirnya politik penguasa-lah yang berjaya…

Husain Mansur al-Hallaj harus di hukum mati dengan tuduhan karena menyatakan

"Ana al-Haq"

"Katakanlah, hanya Dialah yang Haq", mereka berseru kepada Hallaj.

"Ya. Dialah Segalanya", jawab Hallaj,"kalian mengatakan bahwa Dia telah hilang. Sebaliknya, Hallaj-lah yang telah hilang, Samudra tidak akan hilang atau menyusut airnya".

Beberapa tahun setelah lama di penjara, satu waktu, Mansur al-Hallaj dibawa ke tiang gantungan,

Tak perlu diceritakan detailnya, hanya kata-katanya yang terakhir sebelum meninggal adalah

"Cinta kepada Yang Maha Esa adalah Tauhid ke dalam Yang esa".

Kemudian di senandungkanlah ayat berikut:

"Orang-orang yang tidak mempercayai-Nya ingin segera mendapatkanNya, tetapi orang-orang yang mempercayaiNya, takut kepadaNya sedang mereka mengetahui kebenaranNya".

Kemudian kepala Hallaj di penggal. Ketika dipenggal itu, Hallaj masih tampak tersenyum. Sesaat kemudian iapun mati.

Orang-orang ramai menjadi gempar. Hallaj telah membawa bola takdir ke padang kepasrahan. Politik yang berjaya..politik yang berjaya..

Dan Hallaj tidak mau mundur untuk hal sekecil itu…

Dan seolah dari setiap anggota tubuhnya terdengar kata-kata, " Ana al-Haq".

Kemudian marilah kita berjalan ke Indonesia, negri yang terkenal dengan kisah wali songonya, yang salah satunya, Sunan Kalijogo adalah tokoh penyebar Islam yang diakui di dunia, nama dan ceritanya diabadikan di salah satu kitab di Kairo.

Nama sunan Kalijogo, melekat pula dengan nama salah seorang ‘sahabat’nya, yakni Syech Siti jenar….

Ketika utusan para wali songo sudah sampe di pelataran gubuk Syech Siti Jenar, kemudian mereka berkata,

"Syech Siti Jenar..syech siti jenar dipanggil oleh dewan wali songo, mohon kehadirannya di Demak".

Dari dalam gubuk terdengar jawaban Syech siti Jenar,

"Syech siti Jenar tidak ada, yang ada Alloh"

Utusan para wali kembali berkata,

"Alloh dipanggil menghadap dewan wali songo".

Dari dalam gubuk terdengar lagi suara Syech Siti Jenar,

"Alloh tidak ada yang ada Siti Jenar".

Utusan para wali songo kembali menyampaikan perintahnya,

"Baiklah, …. Baik Syech siti jenar maupun Alloh dipanggil menghadap dewan wali songo di Demak".

Barulah kemudian Syech Siti jenar muncul dan berkata,

"tidak ada yang memerintah aku kecuali hatiku, tidak juga para wali"

Kemudian Syech Siti Jenar berangkat ke Demak,

Singkat cerita, hukum syari’at di tegakkan dan Syech Siti Jenar mati….

Sebagian riwayat menceritakan Syech Siti Jenar di penggal lehernya,

Sebagian riwayat lagi menyatakan bahwa Syech Siti Jenar mati atas kehendaknya sendiri.


USWATUN HASANAH

"Laqod kaana lakum fi rosulillaahi uswatun Hasanatun Liman Kaana Yarjulloha wal yaumal aakhiro wa dzakarolloha katsiro" (Al-Ahzab)

artinya:

Sesungguhnya telah ada untuk kamu pada diri Rosululloh suatu suri tauladan baik bagi orang yang mengharap (rohmat Alloh) dan hari akhir dan dia banyak dzikir kepada Alloh".

Pernahkah engkau mendengar Isro’Mi’roj ?

Pernahkah engkau mengetahui cerita tentang Isro’ Mi’roj ?

Pernahkah engkau mengikuti pembahasan demi pambahasan Isro’Mi’roj ?

Lalu, mengapakah tidak pernah engkau ikuti Nabimu untuk Isro’ ?

Lalu, mengapakah tidak pernah engkau contoh Nabimu untuk Mi’roj ?

Bukankah ada suri tauladan baik dalam diri Nabi ?

Bukankah ada uswatun hasanah dalam diri Rosululloh ?

Lalu ……… ???

Pernahkah engkau mendengar Gua Hiro’ ?

Pernahkah engkau mendengar cerita bahwa Nabi sering ke gua Hiro’ ?

Pernahkah engkau mendengar meski sekilas, apa yang dilakukan Nabi di Gua Hiro’ ?


Lalu, mengapakah tidak pernah engkau ikuti Nabimu untuk menyendiri seperti itu ?

Lalu, mengapakah tidak pernah engkau contoh Nabimu untuk beruzlah, berkhalwat, zuhud seperti itu ?

Bukankah ada suri tauladan baik dalam diri Nabi ?

Bukankah ada uswatun hasanah dalam diri Rosululloh ?

Lalu ……… ???

Pernahkah engkau mendengar tentang akhlaknya Nabi ?

Pernahkah engkau mendengar tentang akhlakul karimah ?

akhlak yang sempurna ?

Lalu, mengapakah engkau tidak berakhlak dengan akhlaknya Nabi ?

Bukankah ada suri tauladan baik dalam diri Nabi ?

Bukankah ada uswatun hasanah dalam diri Rosululloh ?

Lalu,

Apakah engkau mengaku sudah bersyadahat,

"Asyhadu anna Muhammadarosululloh" ???



Lalu,

Apakah engkau tidak ingat setiap kali sholat,

Setiap kali berada dalam duduk,

Telunjukmu engkau tunjukkan, tengkau tampakkan,

Sambil berkata,

"Asyhadu anna Muhammadarosululloh" ???"

"Aku bersaksi kepadamu Muhammad, aku bersaksi, tapi aku tidak mencontoh kamu" !!

itu namanya saksi palsu……

Berilah nama anak-anakmu "Muhammad"

Contohlah Nabimu "Muhammad"

Berakhlaklah kamu dengan akhlak "Muhammad".

Sungguh kamu tidak termasuk orang-orang yang mendengar……




Alloh berfirman,

"Walau anna maa fil ardli min syajarotin aqlamun wal bahru yamudduhu min ba’dihi sab’atu abhurin maa nafidat kalimatullohi innalloha ‘azizun hakim"

artinya:

"Dan seandainya sesuatu yang ada di bumi yaitu pohonan dijadikan pena, dan air satu lautan dijadikan tintanya, stelah itu ditambah tujuh lautan tinta, tiadalah akan habis kalimat-kalimat Alloh. Sesungguhnya Alloh itu Maha Perkasa Bijaksana"

menurutmu, apakah Ayat-ayat Qur’an itu hanya punya 1 persepsi yaitu persepsimu sendiri yang kamu anggap benar itu ?

dan lalu jika ditunjukkan arti yang lainnya yang berbeda dengan yang engkau pahami, maka engkau katakan,"salah !!", "apa yang kamu pahami itu salah !!" (dalam hati kamu berkata,"karena yang kamu pahami tidak sama dengan yang aku pahami, jadi pemahamanmu salah…he..he..he..) begitukah ???

Bagaimanakah kamu memahami zakat 2,5% dari milikmu ?

Jika kamu punya uang 100 juta, berapakah 2,5 % -nya ?

"ah pertanyaan bodoh", gumammu, "ya jelas 2,5 juta buat zakatnya….

Lalu bagaimana engkau mengatakan apa yang dilakukan Abu Bakar r.a ?

Semua hartanya diberikan untuklperjuangan Islam ?


Atau bagaimanakah engkau mengatakan apa yang dilakukan Umar bin Khottob r.a ?

Separo dari hartanya untuk perjuangan Islam ?

Apakah menurutmu ruh itu diciptakan Alloh ?

Mana ayat-ayat yang menjelaskan bahwa ruh itu diciptakan ?

Apakah menurutmu ruh itu seperti wujud kita ini ? manusia ? ada laki ada perempuan?

Mana ayat-ayat yang menjelaskan bahwa ruh ada laki dan perempuan ?

Apakah menurutmu ruh kita satu waktu akan mati ?

Mana ayat-ayat yang mengatakan bahwa ruh itu satu waktu nanti akan mati ?

Apakah menurutmu manusia itu adalah yang jasmani ini ?

Atau hakekat manusia adalah yang ruhani itu ?

Lalu bukankah difirmankan olehNya,"wanafakha min ruhi" ?

"Kutiupkan ruh dariKU" ?


Lalu siapakah hakekat manusia itu ?

"Man arofa nafsah, faqod arofa robah"

"Barangsiapa mengenal akan dirinya, maka akan mengenal Tuhannya".

Jangan salah paham dan jangan salah persepsi,

Ini memang persoalan yang rumit…..

Satu waktu, di tahun 1986, aku membaca Firman Alloh,

"Wanahnu aqrobu ilaihi min hablil warits",

"Dan sesungguhnya Alloh itu lebih dekat dari urat leher kita".

Kemudian di dalam proses ruhaniah selama beberapa waktu,

Sampailah aku satu titik tentang "Makrifatulloh", sebagaimana disebutkan oleh Nabi,

"awaluddin makrifatulloh",

"Nabi bersabda, " Awal-awalnya di dalam agama adalah mengenal Alloh".

Aku bingung,"Apa ini ? Masak ini ? Kok kayak ini ? tapi apa benar ini ?

Kemudian aku berjalan menuju rumah salah seorang guru ruhaniku,

Setelah menempuh jarak yang cukup lumayan, dan setelah uluk salam,

Kemudian aku dipersilakan masuk ke ruangan tamu beliau,

Baru saja aku duduk,

Belum sempat nanya,

Pantat juga belum berada di atas kursi dengan sempurna,

Guru yang aku datangi itu berkata,

"YA … YA. ITU !!!,

Aku mengangguk paham,

Kemudian guru yang aku datangi itu melanjutkan pembicaraannya,

"Ya ITU, tapi bukan ITU, tapi tidak lain dari pada ITU"

Aku paham sepaham-pahamnya,

Sungguh Alloh itu Maha Dhohir dan Maha Bathin.

Terlalu rahasia bagi manusia dan terlalu jelas bagi manusia,

Dan sangat sedikit yang sudah mengenalNya,

Padahal inilah "Awal-awalnya beragama".

Ayat-ayat Qur’an ibarat lautan tanpa tepi,

Yang tak dapat kau ketahui kedalaman dan batas-batasnya…

Ayat-ayat Qur’an itu ibarat berlian dengan banyak sisi,

Dari mana saja engkau melihat, yang ada adalah kilau keindahan yang berbeda-beda,

Tetapi satu jua, Ahad, Wahdah, Wahid,

Tak terbagi-bagi,

Bukan kumpulan,

Dan bukan susunan…….