Senin, 04 Maret 2013

IMAN DAN MAKRIFAT


Assalamualaikum,,,

MENERANGKAN ARTINYA IMAN DAN MA’RIFAT
Kalau Iman artinya Percaya.
Kalau Ma’rifat artinya mengetahui ( BUKAN MELIHAT ATAU MENGENAL )
Ternyata berbeda antara Iman dan Ma’rifat, kalau begitu kita percaya adanya Allah Ta’ala, harus dengan mengetahuinya (Ma’rifat), kalau tidak dibarengi dengan aenal yaqin atau jelas, maka kalau begitu Imannya, Iman Taqlid, bisa jadi mengaku percaya adanya Allah Ta’ala hanya berdasarkan pendapat atau kabar dari orang lain saja, atau hanya mendapat kabar dari kitab saja
Jadi kalau demikian pahamnya hampir semua yang beriman kepada Allah, hanya sebatas percaya kepada adanya Allah saja ( Asma ) dikarenakan ada bukti ciptaannya Bumi dan Langit dengan segala isinya. Kalau begitu jangankan orang yang menganut agama Islam, malah yang menganut agama lain juga, sama-sama percaya kepada adanya Allah Ta’ala, apa bedanya agama Islam dengan agama-agama lainnya ?
Apakah dikarenakan agama islam ada rukunnya, yaitu shahadat, sholat, zakat, puasa dan haji. Kan di dalam agama-agama lain juga sama-sama ada shahadatnya, ada sholatnya, hanya mungkin berbeda di dalam tata cara dan bahasanya saja maksudnya tentu sama, kan tadi dikatakan bahwa agama Islam itu adalah yang paling tinggi derajatnya, dibandingkan dengan agama-agama lain, karena ada dalilnya begini :
“Al Insaanu Sirri Wa’ana Sirrahu”
Artinya :”Rasa Muhammad itu adalah Rasa Allah, Rasa Allah ya Rasa Muhammad.
Tegasnya adalah pengetahuan Muhammad ya pengetahuan Allah, pengetahuan Allah ya pengetahuan Muhammad apalagi menurut hadis
“Illa Haqq Illa Haqqin, Illa Haqqin Illa Haqq”
Artinya :”Muhammad itu adalah haq Allah, Allah itu adalah haq Muhammad.
Nah begitulah makanya agama islam dikatakan sebagai agama yang paling tinggi derajatnya, disebabkan karena paling dekat-dekatnya dengan Allah, tidak akan ada Allah kalau tidak ada Muhammad, tidak akan ada Muhammad kalau tidak ada Allah, tegasnya tidak akan ada sifat kalau tidak ada Dat, tidak akan ada Dat kalau tidak ada sifat, makanya Kang Jeng Rosululloh disebut sebagai Penghulunya Para Rosul dan disebut sebagai induk dari pada sekalian roch, jadi agama Islam makanya disebut paling tinggi derajatnya yaitu disebabkan adanya Hak Ma’rifat Kepada Allah, kan terbukti bahwa Rosululloh bisa melakukan Mi’raj malah sampai ke sebelah sininya, Syech Syarief Hidayatulloh wali qutub Cirebon, Mi’rajnya bisa ketemu dengan Hakekatnya Kang Jeng Rasul Muhammad yaitu yang disebut Johar Awal, tegasnya sifat Yang Maha Suci, menurut para Wali disebutnya Sejatining Hirup, atau Sejatining Syahadat, yaitu berasalnya Dat dengan Sifatnya Yang Maha Suci, maka jika kita sungguh2 berjalan di jalanNya Insya Allah bisa ketemu dengan Hakekatnya Rosululloh. Setiap-tiap sudah bisa ketemu dengan Hakekatnya Rosululloh, barulah kita diakui sebagai Umatnya, setiap-tiap sudah diakui sebagai umatnya Rosululloh Insya Allah nanti akan dibawa kedalam keselamatannya,(telah ku ridhoi islam sebagai agama mu") yaitu kepada Kesucian. Kalau belum mengetahui dibarengi yakinnya kepada Rosululloh, baik kepada Majajinya atau kepada Hakekatnya tetap belum Syah kita mengaku sebagai umatnya Rosululloh, karena didalam rukun syahnya membaca syahadat ada beberapa syarat,,,
1. Harus menetapkan dahulu Datnya Allah Ta’ala
2. Harus menetapkan dahulu sifatnya Allah Ta’ala
3. Harus menetapkan dahulu Asmanya Allah Ta’ala
4. Harus merasa jelas (kenal) dahulu kepada Rosululloh
Tuh kan begitu caranya membaca Syahadat, harus kenal lebih dahulu kepada Rosululloh, sebab bagaimana mau bisa menetapkan adanya Allah dan Rosululloh, kalau belum mengetahui (Ma’rifat) kepada sifat-sifatnya, sebab istilah menetapkan itu, harus kenal dahulu kepada barang-barang yang akan ditetapkannya. Ternyata begitulah membaca Syahadat, bukan hanya sekedar menyebut saja, karena kalau hanya menyebut saja anak kecil juga sudah bisa, makanya wajib dengan mengetahuinya, seumpama kita membaca program bioskop (Resensi Film) yang sangat ramai, tetapi tidak dengan menonton filmnya, apakah akan menjadikan kenikmatan bagi kita ?
Begitu juga walaupun kita tidak membaca Resensinya, tetapi langsung menonton filmnya didalam bioskop itu, manakah yang lebih utama ? Lebih utama yang membaca Resensinya atau lebih utama yang menontonnya ?
Begitu pula didalam perkara agama atau ilmu, yang membaca tulisan ku ini, jangan cepat-cepat tidak percaya, jangan cepat-cepat menolak karena jaman kita sekarang ini, sudah sedemikian modernnya, pikiran orang sudah meningkat, sudah sedemikian majunya sehingga sudah tidak terlalu suka lagi dibohongi (dibodohi), orang didalam jaman sekarang di segala bidang selalu ingin nyata, ingin terasa yakin, ingatlah kepada peribahasa orang tua jaman dahulu “Batu Turun Kesik (Pasir) Naik”, tidak menjadi halangan, sungguh keagungan Allah Ta’ala, si orang tua menjadi bodoh si anak menjadi pandai, dan harus ingat pula bahwa sesungguhnya Ilmu Rosululloh itu ada empat pangkat yaitu :
1. Ilmu Sareat
2. Ilmu Hakekat
3. Ilmu Tarekat
4. Ilmu Ma’rifat
Pada jaman sekarang Ilmu Ma’rifat itulah yang sedang diburu dan dicari oleh semua umat islam, karena ingin merasa jelas kepada Allah dan kepada Rosululloh, berhubung ada dalilnya :
“Wa’bud robbaka hatta ya’ tiyakal yaqin”
Artinya : ”Menyembah kepada Allah Ta’ala harus dibarengi sampai dengan jelas dan yakin”.
Supaya syah Datnya, syah sifatnya, syah Asmanya, syah af’alnya selama mengembara di alam dunia, biar sampai terasa tidak berpisahnya dengan Allah dan Rosululloh.Setiap-tiap sudah merasa tidak berpisahnya dengan Allah dan Rosululloh siang maupun malam,barangkali saja kita sudah tidak akan mempunyai lagi tekad yang buruk,maupun perbuatan yang buruk ,misalnya seperti iri dengki,jahil aniaya terhadap sesama manusia atau terhadap mahluk Allah,karena tentu akan merasa malu,disebabkan selalu merasa diperhatikan terus oleh Allah Ta'ala.Segala hal sudah tidak di rahasiakan lagi,dan segala perbuatan apa saja sudah tidak disertai dengan ujub,ria,takabur atau sombong,karena ternyata kita ini merasa tidak memiliki apa-apa,justru hina dina,apes,bodoh dan lemah,bisa juga ada rejeki dapat mengerjakan segala sesuatu bisa terlaksana ternyata dibarengi dengan pertolongan Yang Maha Suci,yaitu dengan qudrat dan irodatnya Yang Maha Kuasa.Jadi sekarang bisa kita simpulkan,bahwa setiap-tiap orang yang masih mau melakukan iri dengki,jahil aniaya terhadap sesama mahluk Allah Ta'ala,baik pada ustad /guru ngaji,pada santri atau kyainya sekalipun,pertanda orang itu masih belum merasa dekatnya dengan Allah dan Rosululloh,setiap-tiap belum merasa dekatnya dengan Allah,tentu segala tekad dan perbuatannya,masih tetap didalam ujub ria takabur atau sombong dan suka mengaku-aku paling pandai,orang lain tidak,mengaku-aku paling benar,orang lain tidak,mengaku islam sendiri orang lain tidak,jadi orang yang begitu sama saja dengan mengaku mempunyai Qudrat dan Irodatnya sendiri,tidak mau menerima kepada Qudrat dan Irodatnya Allah Ta'ala,sama saja dengan merebut dan merasa memiliki pada kekuasaan Allah Ta'ala.Memang tidak mudah kita mengaku islam,apalagi saling menuduh kepada orang lain,si ini islam si itu kafir,karena sesungguhnya seseorang islam atau kafir,hanya Allah saja yang mengetahui dan yg akan menetapkannya...

1 komentar:

  1. bnyak yg mncari ridho dan hidayah Alloh,tp mereka tdk sdr dengan yg di Rasakan.

    BalasHapus