Rabu, 27 Maret 2013

JOURNEY 3


Perjalanan IV [2]

Yang kedua,

Kuperoleh dari guruku yang kedua.

Di dalam perjalanan kita nanti,

setelah datangnya yang kita sebut KEMATIAN,

maka perlulah daya atau tenaga ekstra atau kekuatan ekstra,

untuk menempuh perjalanannya,

agar dapatlah kiranya nanti,

benar-benar "INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI`UN"

Ingatlah dikatakan di dalam Qur`an,"Hidup dan matimu adalah ujian /perjalanan bagimu"

Daya atau kekuatan ekstra ini,

Baik saat kita masih hidup, maupun nanti setelah kita sudah mati,

merupakan bahan bakar kita untuk meneruskan perjalanan.

Ingatlah kisah tauladan Muhammad masalah Isro`Mi`roj.

Dikatakan dalam Qur`an bahwa Muhammad di perjalankan.......DIPERJALANKAN oleh Alloh SWT.

Memakai istilah lain,

maka Muhammad melakukan Isro` dan Mi`roj adalah memakai Daya dan Kekuatan Ekstra dari ALLOH SWT,

atau mudahnya kita sebut sebagai Daya dan Kekuatan Ketuhanan.

Daya atau kekuatan Ketuhanan ini, akan bertingkat-tingkat `powernya`,

sesuai dengan lapis-lapis keghoiban yang ada.

Ada orang yang sudah mengumpulkan daya dan kekuatan Ketuhanannya, hanya cukup sampai di perjalanan Jasmani Kasar (Jisim Kasyif) saja di alam Insan Kamil.

Ada orang yang sudah mengumpulkan daya dan kekuatan Ketuhanannya, hanya cukup sampai di perjalanan

Jasamani Halus saja (Jisim Lathif) , di alam Ajsam.

Ada orang yang sudah mengumpulkan daya dan Kekuatan Ketuhanannya, hanya cukup sampai diperjalanan

alam Mitsal.

Ada orang yang sudah mengumpulkan daya dan kekuatan Ketuhanannya, hanya sampai di perjalanan alam Arwah saja, atau hanya sampai di alam Malaikat saja, atau di alam Akherat saja.

Tetapi, sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad, satu ketika nanti perjalanan tidak akan sanggup lagi untuk diantar oleh Malaikat, meskipun itu sekaliber Malaikat Jibril, sang Pemimpin malaikat.

Begitu Jibril melangkah, maka lenyaplah ia, dan Muhammad menempuh perjalanannya sendiri. Paadahal, ditingkat itu, jarak Muhammad dengan "Innalillahi wa innailaihi roji`un", masih ada 70.000 lapis keghoiban.

Maka ketika Daya dan kekuatan Ketuhanan seseorang itu di atas para Malaikat, maka bisa lah dia meneruskan perjalanan menuju dimana para Auliya, Ulama, Syuhada, Sholihin, Mukmin, Muslim `berada`.

Ada yang sampai sini sudah berhenti.

Tetapi bila Daya dan Kekuatan Ketuhanan seseorang itu di atas `hal` tersebut, maka teruslah ia menempuh perjalanan ke `hal` atau maqom para Sahabat, dan ahli baitnya Nabi yang Suci-suci.

Ada yang sampai disini sudah kehabisan daya,

Maka ketika Daya Ketuhanan dan Kekuatan Ketuhanan seseorang di atas `hal` itu, maka dapatlah ia meneruskan perjalanan ke `tempat` nya para Nabi-Nabi atau para Rosul-rosul......di Wahidiyyah.

Ada yang berhenti di sini.

Maka ketika Daya dan Kekuatan Ketuhanan seseorang di atas `hal` itu, maka dapatlah ia meneruskan perjalanan menuju Muhammad....di Wahdah.

Ada yang berhenti di sini,

Maka ketika Daya dan Kekuatan Ketuhanan Bersih, Murni, dan sampai pada "Laa haula walaa quwata ilaa billah", maka sampailah ia pada tujuan akhir yaitu Alloh sendiri, di Ahadiyyah,

"Innalillahi wa inna ilaihi roji`un".

Daya dan Kekuatan Ketuhanan inilah yang kita proses selama kita berada di dunia ini, mulai kita lahir sampai kita mati nanti.

Maka ingatlah,

Ketika engkau berbuat dosa,

sama artinya engkau merusak dirimu sendiri dengan berkurangnya Daya dan Kekuatan Ketuhanan yang engkau miliki.

Ketika engkau beribadah pada Alloh,

sama artinya engkau menambah daya dan Kekuatan Ketuhanan pada dirimu.

Ketika engkau melanggar perintah Alloh, sama artinya engkau merusak diri sendiri dengan mengurangi daya Ketuhanan yang ada dalam dirimu.

Ketika engkau menjalankan perintah Alloh,

sama artinya engkau meningkatkan daya Dan Kekuatan Ketuhanan dirimu sendiri.

Ketika engkau pergunakan daya dan Kekuatan ketuhanan untuk menolong orang lain,

seperti mengobati orang lain, membantu orang lain memecahkan masalah, menolong orang lain secara ruhaniyyah,

sama artinya engkau mengurangi Daya dan Kekuatan Ketuhanan yang ada dalam dirimu.

Itulah sahabat, saudara semua yang saya sayangi,

Bila engkau belum menempuh perjalanan ini, maka jangan salahkan Alloh bila tempatmu terpaksa di neraka jahanam,

Bila engkau sudah menempuh perjalanan, maka perhatikanlah, kira-kira,

Daya dan Kekuatan Ketuhanan yang ada dalam dirimu, akan dapat mengantarmu sampai di mana ???

Hanya di alam Insan Kamil, di alam Ajsam, di alam Mitsal, di alam Malaikat, atau sudah mampu sampai Wahidiyyah, Wahdah, bahkan Ahadiyyah.

Jangan berhenti di satu `tempat`, jangan...........

Jangan mau kau dipuaskan hanya sampai di`tempat` para Malaikat, jangan.........

Jangan mau kau dipuaskan di `tempat` para Auliya, Ulama, Syuhada, jangan......

Jangan mau kau dipuaskan di `tempat`.......jangan........

Alloh-lah tujuanmu.....

WAHAI............... BELUM TIBAKAH BAGIMU UNTUK MEMULAI,

BILA USIA SUDAH MENJELANG,

DAN JAMINAN BISA KEMBALI PADA ALLOH BELUM ENGKAU PEGANG.

DAPATKAH ENGKAU HIDUP TENANG ?????


1 komentar: