Rabu, 27 Maret 2013

JOURNEY 4


Perjalanan IV [1]

Baiklah, akan kumulai perjalananku di Perjalanan IV ini,

yang insya alloh akan menjadi bagian yang terakhir dari seluruh rangkaian Perjalanan yang kuceritakan kepadamu.

Jangan anggap seluruhnya benar seperti itu adanya,

dan jangan pula kau anggap seluruhnya adalah karanganku sendiri.

Aku hanya menyampaikan apa yang mesti kusampaikan.

Dan aku tidak mau berbohong kepadamu.

Tariklah hikmah dari seluruh apa yang telah kusampaikan kepadamu.

Baiklah akan kumulai,

Di dalam memproses diri,

terlebih bagi yang memang benar-benar ingin "haqoqukoti",

"taqwa yang sebenar-benarnya taqwa",

maka tidak akan bisa kau lalui seluruh jalan sebelum engkau melewati pintu ini.

"GAPURA", kata orang jawa, atau "AMPUNAN", dari Alloh Subhanahu wata`ala.

Pintu pertama adalah pintu TAUBAT.

Maka bagaimanakah engkau berharap akan dapat menampakkan diri ??

Bila cermin yang kau miliki masih kotor dan berdebu.

Selama engkau belum pernah memproses diri di dalam taubatan Nasuha,

taubat pada Alloh yang sungguh-sungguh,

nonsens,

kalau engkau berkata suara hatimu sudah menyuarakan kebenaran.

Alloh mengajarkan di dalam AL Qur`an seperti itu.

"Innaloha yuhibutawabin wa yuhibbul muthathohirin".

Mungkinkah debu-debu kotoran cermin hatimu bisa bersih tanpa engkau bersihkan ???

Mungkinkah engkau membersihkan kotoran hatimu, tanpa engkau menyadari bahwa hatimu masih kotor, bukan cuma debu-debu yang melekat, bahkan mungkin tanah dan lumpur yang pekat.????

Bagaimanakah engkau mengaku-aku memiliki suara kebenaran ???

Bertaubatlah semampumu, jangan rendahkan kemampuanmu.

Bertaubatlah Nasuha, taubat yang sungguh-sungguh.

inilah jalan pertama yang pasti akan ditempuh oleh para pejalan.

Bagaimanakah cara di dalam bertaubatan Nasuha ???

Kalau engkau tidak tahu caranya, maka bertanyalah pada ahlinya,

Ingatlah,

"Tunggulah kehancuranmu bila engkau bertanya bukan pada ahlinya".

Jika bertanya masalah ilmu Fisika, maka bertanyalah pada ahli fisika, jangan hanya bertanya pada seorang lulusan SMA.

Jika engkau bertanya masalah Bisnis, maka bertanyalah engkau pada seorang wiraswasta yang tiap hari bertahun-tahun, jatuh bangun, hampir hancur lebur, bangun kembali, hampir hancur lebur bangkit kembali.

Jika engkau bertanya tentang agama secara syariat, maka bertanyalah pada ahli syariat.

Jika engkau bertanya tentang ilmu Fiqih, maka bertanyalah pada ahli ilmu Fiqih.

Jika engkau ingin bertanya masalah hikmah, maka bertanyalah pada ahli hikmah,

Jika engaku ingin bertanya tentang ketuhanan, maka bertanyalah engkau pada ahli ketuhanan.

Apakah engkau kira proses Muhammad itu hanya ditempuh dalam jangka waktu mingguan atau bulanan saja ?????

Kemudian hanya dalam tempo 2 minggu, maka turunlah wahyu ?????

Subhanalloh, .........

Maha besar Alloh yang memberikan hambanya Akal dan Hati Nurani.

Bacalah...Bacalah...Bacalah kehidupan Muhammad,

Dengan nama Tuhanmu yang menciptakan kamu dari segumpal darah.

Bacalah....Bacalah...Bacalah kitabmu sendiri,

Atas nama Tuhanmu yang menciptakan kamu dari segumpal darah.

Maka demikanlah,

AKu memulai proses diriku,

dari Guruku yang pertama.

Kemudian ketika dikumandangkan olehnya nama-nama Yang Indah,

maka tahulah aku bahwa aku tidak diperkenankan melepaskan ingatan dari Nya.

Proses awal,

menggosok debu-debu cermin yang ada di hatiku,

tidak cukup hanya satu atau dua tahun, tiap hari, tiap saat, tiap minggu, tiap bulan dan bertahun-tahun, mestilah kutempuh dan kujaga.

Bagaimana tidak,

bila tiap hari jalan masuknya tak pernah kita tutup dan semua kotoranpun bisa memasukinya ??

7 pintu neraka dan 8 pintu sorga,

yang kedelapan adalah tutupnya 7 pintu neraka.

Tapi ingatlah,

sebagaimana menggosok sebuah cermin,

tatkala kamu menggosoknya terlalu lamban, maka debu tidak akan hilang.

Tapi,

jika menggosokmu terlalu kencang,

maka cacatlah cermin itu tergores dan justru sulit untuk bisa berkilau lagi.

Ingatlah itu.

Aku jadi teringat ketika Budha dalam pertapaannya,

Tiba-tiba lewatlah sebuah perahu dengan dua orang manusia di atasnya.

Yang satu guru kecapi, yang satu adalah muridnya.

si Guru berkata,"Ingatlah, bila tali kecapimu terlalu kendor, bagaimanakah engkau bisa memainkannya ??"

"Tapi bila tali kecapimu terlalu kencang, maka akan mudahlah putus",

Budha Sidharta beranjak dari pertapaannya mendengar pembicaraan itu,

untuk menempuh keseimbangan hidup.

Berbaur dengan masyarakat dan menjaga kewajaran.

Bagi pertapa lain, yang belum sampai,

maka caci dan makilah adanya,

"Budha seorang pengkhianat" kata mereka.

Maka pencapaian kebersihan hati dengan di proses tiap hari dan

penjagaannya,

adalah penjagaan keseimbangan antara yang kuat dan yang lemah,

antara yang rapuh dan yang lembek,

Maka jadilah ulet dan lentur,

seperti batang penjalin,

dan bukan seperti besi yang mudah patah

ataupun bambu yang rapuh.

Jadilah penjalin yang lentur dan ulet.

Perjalanan IV [2]

Yang kedua,

Kuperoleh dari guruku yang kedua.

Di dalam perjalanan kita nanti,

setelah datangnya yang kita sebut KEMATIAN,

maka perlulah daya atau tenaga ekstra atau kekuatan ekstra,

untuk menempuh perjalanannya,

agar dapatlah kiranya nanti,

benar-benar "INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI`UN"

Ingatlah dikatakan di dalam Qur`an,"Hidup dan matimu adalah ujian /perjalanan bagimu"

Daya atau kekuatan ekstra ini,

Baik saat kita masih hidup, maupun nanti setelah kita sudah mati,

merupakan bahan bakar kita untuk meneruskan perjalanan.

Ingatlah kisah tauladan Muhammad masalah Isro`Mi`roj.

Dikatakan dalam Qur`an bahwa Muhammad di perjalankan.......DIPERJALANKAN oleh Alloh SWT.

Memakai istilah lain,

maka Muhammad melakukan Isro` dan Mi`roj adalah memakai Daya dan Kekuatan Ekstra dari ALLOH SWT,

atau mudahnya kita sebut sebagai Daya dan Kekuatan Ketuhanan.

Daya atau kekuatan Ketuhanan ini, akan bertingkat-tingkat `powernya`,

sesuai dengan lapis-lapis keghoiban yang ada.

Ada orang yang sudah mengumpulkan daya dan kekuatan Ketuhanannya, hanya cukup sampai di perjalanan Jasmani Kasar (Jisim Kasyif) saja di alam Insan Kamil.

Ada orang yang sudah mengumpulkan daya dan kekuatan Ketuhanannya, hanya cukup sampai di perjalanan

Jasamani Halus saja (Jisim Lathif) , di alam Ajsam.

Ada orang yang sudah mengumpulkan daya dan Kekuatan Ketuhanannya, hanya cukup sampai diperjalanan

alam Mitsal.

Ada orang yang sudah mengumpulkan daya dan kekuatan Ketuhanannya, hanya sampai di perjalanan alam Arwah saja, atau hanya sampai di alam Malaikat saja, atau di alam Akherat saja.

Tetapi, sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad, satu ketika nanti perjalanan tidak akan sanggup lagi untuk diantar oleh Malaikat, meskipun itu sekaliber Malaikat Jibril, sang Pemimpin malaikat.

Begitu Jibril melangkah, maka lenyaplah ia, dan Muhammad menempuh perjalanannya sendiri. Paadahal, ditingkat itu, jarak Muhammad dengan "Innalillahi wa innailaihi roji`un", masih ada 70.000 lapis keghoiban.

Maka ketika Daya dan kekuatan Ketuhanan seseorang itu di atas para Malaikat, maka bisa lah dia meneruskan perjalanan menuju dimana para Auliya, Ulama, Syuhada, Sholihin, Mukmin, Muslim `berada`.

Ada yang sampai sini sudah berhenti.

Tetapi bila Daya dan Kekuatan Ketuhanan seseorang itu di atas `hal` tersebut, maka teruslah ia menempuh perjalanan ke `hal` atau maqom para Sahabat, dan ahli baitnya Nabi yang Suci-suci.

Ada yang sampai disini sudah kehabisan daya,

Maka ketika Daya Ketuhanan dan Kekuatan Ketuhanan seseorang di atas `hal` itu, maka dapatlah ia meneruskan perjalanan ke `tempat` nya para Nabi-Nabi atau para Rosul-rosul......di Wahidiyyah.

Ada yang berhenti di sini.

Maka ketika Daya dan Kekuatan Ketuhanan seseorang di atas `hal` itu, maka dapatlah ia meneruskan perjalanan menuju Muhammad....di Wahdah.

Ada yang berhenti di sini,

Maka ketika Daya dan Kekuatan Ketuhanan Bersih, Murni, dan sampai pada "Laa haula walaa quwata ilaa billah", maka sampailah ia pada tujuan akhir yaitu Alloh sendiri, di Ahadiyyah,

"Innalillahi wa inna ilaihi roji`un".

Daya dan Kekuatan Ketuhanan inilah yang kita proses selama kita berada di dunia ini, mulai kita lahir sampai kita mati nanti.

Maka ingatlah,

Ketika engkau berbuat dosa,

sama artinya engkau merusak dirimu sendiri dengan berkurangnya Daya dan Kekuatan Ketuhanan yang engkau miliki.

Ketika engkau beribadah pada Alloh,

sama artinya engkau menambah daya dan Kekuatan Ketuhanan pada dirimu.

Ketika engkau melanggar perintah Alloh, sama artinya engkau merusak diri sendiri dengan mengurangi daya Ketuhanan yang ada dalam dirimu.

Ketika engkau menjalankan perintah Alloh,

sama artinya engkau meningkatkan daya Dan Kekuatan Ketuhanan dirimu sendiri.

Ketika engkau pergunakan daya dan Kekuatan ketuhanan untuk menolong orang lain,

seperti mengobati orang lain, membantu orang lain memecahkan masalah, menolong orang lain secara ruhaniyyah,

sama artinya engkau mengurangi Daya dan Kekuatan Ketuhanan yang ada dalam dirimu.

Itulah sahabat, saudara semua yang saya sayangi,

Bila engkau belum menempuh perjalanan ini, maka jangan salahkan Alloh bila tempatmu terpaksa di neraka jahanam,

Bila engkau sudah menempuh perjalanan, maka perhatikanlah, kira-kira,

Daya dan Kekuatan Ketuhanan yang ada dalam dirimu, akan dapat mengantarmu sampai di mana ???

Hanya di alam Insan Kamil, di alam Ajsam, di alam Mitsal, di alam Malaikat, atau sudah mampu sampai Wahidiyyah, Wahdah, bahkan Ahadiyyah.

Jangan berhenti di satu `tempat`, jangan...........

Jangan mau kau dipuaskan hanya sampai di`tempat` para Malaikat, jangan.........

Jangan mau kau dipuaskan di `tempat` para Auliya, Ulama, Syuhada, jangan......

Jangan mau kau dipuaskan di `tempat`.......jangan........

Alloh-lah tujuanmu.....

WAHAI............... BELUM TIBAKAH BAGIMU UNTUK MEMULAI,

BILA USIA SUDAH MENJELANG,

DAN JAMINAN BISA KEMBALI PADA ALLOH BELUM ENGKAU PEGANG.

DAPATKAH ENGKAU HIDUP TENANG ?????

Perjalanan IV [3]

KESADARAN

"Maka ketika engkau telah memiliki Daya dan KekuatanKu,

Apakah engkau kira itu sudah cukup untuk sampai padaKu???"

Mulailah kita bicara masalah KESADARAN.

Dari guruku yang ke empat kuperoleh pelajarannya.

1. Kesadaran yang pertama adalah

KESADARAN JASMANI,

Yaitu memandangnya kita, berpikirnya kita, merasakannya kita adalah segala sesuatu yang masih bersifat lahiriyah semata.

Meskipun KESADARANmu sudah mencapai kesadaran Semesta Alam, tetapi perhatikanlah, Alam dari kata-kata Alamat, atau petunjuk adanya Alloh, masih sebatas Kesadaran CIPTAAN, atau masih terbatas Kesadaran yang bersifat JASAD, bisa ditangkap Panca indra. Kesadaran Lahiriyah.

Keterangan:

Misal saja pengikut Budha atau Hindu, atau para pertapa yang merasakan nikmatnya dalam "SAMSARA", hanya memindahkan kenikmatan JASMANI dari sesuatu yang menyenangkan Jasmani beralih merasakan nikmat dari KESAKITAN Jasmani.

Masih terbatas pada kesadaran JASMANI.

Mayoritas Maqom manusia, ada di dalam Kesadaran JASMANI.

KESADARAN JASMANI sendiri, tingkatannya ada berlapis, lapis.

Ada kesadaran JASMANI KASY ada Kesadaran Jasmani Lathif.

2. Kemudian setelah Kesadaran Jasmani bisa engkau tinggalkan,

maka mulailah engkau masuk di dalam KESADARAN RUHANI.

Kesadaran Ruhani ini juga berlapis,lapis dan juga bertingkat-tingkat.

Contoh sederhana dari Kesadaran Ruhani yang tingkat terbawah, adalah terjadi ketika engkau menyadari dengan sebenar-benarnya sadar, bahwa engkau adalah Ruhani dan Jasmani adalah pakaian dari ruhanimu.

Padahal, yang namanya Kesadaran, bukan hanya sekarang menyadari hal itu, tetapi beberapa menit kemudian melupakannya, itu bukan kesadaran, melainkan hanya ingatan saja.

KESADARAN adalah tetapnya INGATAN dalam situasi apapun, dalam kondisi apapun dan dimana saja, kapan saja, secara ISTIQOMAH terus menerus.

Barulah engkau akan dapat meningkat di dalam kesadaran Ruhani yang lebih tinggi lagi.

Lapisan dari Kesadaran Ruhaniyyah ini sangatlah berlapis-lapis,

3. Peningkatan berikutnya, memakai bahasa yang lemah lembut,

maka meluncurlah istilah, KESADARAN bahwa Engkau dikelilingi oleh Para Malaikat. (Iman Pada Para Malaikat)

4. Kemudian KESADARAN bahwa Engkau Murid seorang Ulama Wa Rosatul Anbiya`, Auliya, Waliyulloh,

5, Kesadaran bahwa Engkau pengikut Para Nabi-Nabi,

(Iman Pada Nabi-Nabi)

6. Kesadaran bahwa Engkau adalah umat Muhammad.

(Syahadat Rosul)

7. Barulah Kesadaran bahwa engkau berasal dari ALLOH,

(Syahadat Tauhid)

Tujuh tanjakan Kesadaran ini sangatlah sulit di capai, kecuali dengan kesungguhan dan keuletan serta kedisiplinan yang tinggi (setelah kita memiliki jalan), dan di awali dengan Rohmat Alloh YMK.

Pembuka seluruh jalan, Pembuka Suratul Fatehah,

7 Lapis Jasmani,

7 Lapis Ruhani,

7 Lapis Bumi,

7 Lapis Langit,

7 Hari,

7 Huruf yang tidak ada di FATEHAH,

dan........

7 Martabat Wujud.

7 kali ku berpikir untuk bercerita soal ini.......

he...he...he...he...he...he...he.....

dan

7 kali aku menertawakan kebodohanku sendiri....

Perjalanan IV [4]

Maka kulanjutkan Perjalananku.

QUR`AN

Qur`an disebutkan oleh Qur`an sendiri adalah "hudalinnas" atau "hudalilmuttaqin".

Ialah petunjuk bagi manusia........seluruh manusia.

Baik-pun itu Islam, Kristen, Budha, Hindu, Kong Hu cu, dlsb.

Bahkan orang kafirpun, termasuk di dalam "nas", `manusia`.

Manusia terdiri dari jasmani dan ruhani.

Maka petunjuk bagi manusia, mestilah ada yang untuk petunjuk dari sisi jasmani atau lahiriyah, dan ada petunjuk untuk mengatur Ruhani manusia.

Qur`an adalah sesuai wujud manusia.

Dan bagi orang-orang yang bertaqwa.

Bagi orang-orang yang bertaqwa inilah yang istimewa petunjuknya.

Di salah satu hadits disebutkan,"Inna Qur`an dhohiron wa Bathinan".

Sesungguhnya Qur`an ada Dhohirnya dan ada Bathinnya".

Ada makna tersurat, ada makna tersirat dan ada makna satu lagi.

Disebutkan dalam S. Hasr ayat 21...(Silahkan mbukak Qur`an),

"Seandainya Qur`an itu Kuturunkan di atas gunung, niscaya gunung itu akan hancur karena hormat dan takutnya".

Qur`an yang manakah itu ??????

Kalau Kitab Qur`an yang biasanya kita kenal itu, khok saya simpan dalam lemari,lemarinya ndak hancur lebur tuh....he...he...he...

Lalu Qur`an yang manakah itu ???

Inilah yang dikatakan oleh sebagian ahli sufi, bahwa selain ada arti yang tersurat, juga ada yang tersirat, dan juga ada satu lagi, yaitu yang tersuruk.

Contoh,

Ayat "Bismillahirrohmanirrohim".

Arti tersuratnya,"Dengan Nama Alloh Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang".

Tersiratnya..he..he..he ....(menggunakan bahasa manusia)

bukan dengan kata "Dengan Nama.....", melainkan dengan kata " Atas Nama.......",

Tersuruknya....wah ini yang sulit........bayangkan saja....jika saya katakan.....4 sungai di dalam surga mengalir melalui ayat ini.......

Sungai Air jernih, Sungai madu, sungai susu, dan sungai Arak.

Sederhanakan begini,

Arti tersurat, sudah sama-sama kita tahu dan faham.

Arti tersirat, mestilah dicari.

Arti tersuruk adalah masalah hikmah.

Qur`an adalah Kumpulan Peta-peta perjalanan Jiwa.

Peta-peta untuk menunjukkan pada kita kemana kita mesti melangkah.

Tiap - tiap ayat, mestilah mengacu pada satu tujuan,

Maka pahamilah, bahwa meskipun ayat-ayat di dalam Qur`an ada yang seolah diulang,

Pastilah itu mengandung arti-arti tersendiri.

Bahkan,susunan huruf, penomoran ayat, jumlah ayat, semuanya mengandung makna dan arti tersendiri.

Alloh adalah al-Hisab, MAHA PERHITUNGAN.

Qur`an terjaga keasliannya mulai dari jamannya Muhammad, sampai nanti akhir jaman.

Karena Qur`an itu wahyu ilahi,

seandainya seluruh manusia yang hafal Qur`an dibunuh,

seandainya seluruh kitab-kitab Qur`an di bakar,

di seluruh dunia ini,

Jibril akan terus menyampaikan berita Qur`an pada siapa yang dikehendaki oleh Alloh.

Secara keilmuwanpun,

secara ilmiah,
para ahli tidak dapat membantah bahwa Qur`an,

adalah otentik mulai jamannya Nabi Muhammad sampai sekarang,
tetap dan tidak berubah,

Karena belum lama sejak Nabi wafat,

masih banyak yang mencatat,

masih banyak yang menghafal, Qur`an sudah dibukukan.

Di dalam ayat Qur`an,

ada 29 ayat yang terjemahnya tidak ada.

Arti tersuratnya tidak ada.

Alim Lam Mim....

Alif Lam Ro....

Ha Mim....

Kaf Ha Ya `Ain Shod

Ha Mim `Ain Sin Qof

Nun

Yaa Sin

Tho `Ha

tetapi ayat-ayat ini mengandung arti yang tersirat dan juga arti yang tersuruk.

Tapi bagaimana dengan Yaa Sin, Kaf Ha Ya `Ain Shod, Nun,

`Ha Mim `Ain Sin Qof. Atau yang lainnya ????

Atau arti tersuruk dari ayat-ayat yang lainnya ????

Mengapakah Ayat Nur, sering oleh ulama tasawuf disebut pembuka jalan ke Alloh ????

Mengapa Surat Al Alaq sering sering disebut oleh ulama tasawuf sebagai surat PENGANGKATAN KENABIAN ????

Mengapakah dikatakan,

104 kitab yang turun, ngumpulnya di 4 kitab.

Taurat, Zabur, Injil, dan Qur`an.

Dan 4 Kitab tersebut, ngumpulnya di Qur`an,

dan Qur`an ngumpulnya di Fatehah, Ummul Kitab,

Dan Fatehah sendiri ngumpulnya di ayat Bismillahirrohmanirrohim,

Dan ayat Bismillahirrohmaniroohim ngumpulnya di Ba`,

dan Ba` ini kembali lagi ke Alif....

Mengapa ?????

Bukankah sama-sama kita ketahui bahwa, bahwa Sin di dalam Bismillah nulisnya dipanjangkan.

Hanya untuk Bismillah ..Mengapa ??

Dan mengapa huruf awal bismillah yang katanya Ba`, tapi khok depannya huruf agak panjang....khok seperti huruf Alif digabung dengan depannya Ba` ...mengapa ??

Padahal huruf Alif tidak bisa digabung dengan huruf lain.....katanya ????

Pahamilah, bahwa apa yang akan kusampaikan padamu, hanyalah berupa pengertian-pengertian, yang jauh dari hakekat kenyataannya arti yang tersuruk.

Pahamilah bahwa begitu kita masuk dalam arti yang tersuruk, maka akan timbulah PENGERTIAN, maka akan timbullah DAYA dan KEKUATAN KETUHANAN, maka akan timbullah yang namanya MERASAKAN KEBENARAN.

Baiklah.....

Sebagian,

atau Sedikit hal,

akan saya ceritakan di lanjutan Perjalanan IV ini.


Perjalanan IV [5]

FATEHAH

Tahun 2007,

dari kota dingin di JABAR,

disuatu malam yang dingin juga,

aku berangkat ke kota C

Demi mencari ilmu,

jarak 100 km,

seperti 10 km saja.

Maka di malam itulah,

rahasia, riyadhoh, tersuruk dari FATEHAH

kuperoleh dari guruku yang ke IV.

Maka kuperoleh sedikit keterangan,

Bahwa Nama-nama Suratul Fatehah itu banyak,

Salah satunya adalah Ummul Kitab, Induknya Kitab,

ada lagi, MUKHUL Qur`an,

OTaknya Al Qur`an.

maka, tahukah engkau ??

bahwa benar-benar manusia itu adalah Kholifah Alloh,

Wakil-nya Alloh,

Ketika Fatehah diturunkan pada Muhammad,

Maka Cukuplah sudah,

seluruhnya, semuanya, segalanya,

Cukuplah 7 ayat itu.

Alam diri tunduk,

Manusia pun tunduk,

Alam semesta tunduk,

para malaikat tunduk,

jarak-pun tunduk,

waktu-pun tunduk,

rahasia-rahasia di dalam FATEHAH pun tunduk,

Martabat tujuh-pun tunduk

Maka,

tahulah engkau,

ketika Alloh memerintahkan,

Malaikat dan Iblis untuk tunduk pada Adam.

Qur`an ibarat alat,

yang semakin dalam engkau menggali,

akan semakin dalam pula yang kau peroleh.

Qur`an adalah lautan tanpa tepi.

Tapi bagi orang yang bukan ahlinya,

maka apalah artinya diberi alat untuk menggali,

wujud alatnyapun tak tahu,

gunanya alat itupun tak tahu,

cara menggunakan alat itupun tak tahu.

bagaimana engkau berharap alat itu digunakan untuk kebaikan kehidupan ???

Maka Cukuplah FATEHAH,

104 kitab Suci ngumpul di 4 kitab,

4 kitab ngumpul di FATEHAH.

Bagaimanakah aku dapat menceritakan rahasia kedalaman ini padamu,

kalau bahasa dan kias serta ibarat yang kumiliki,

sangat terbatas, sangatlah sempit.

Maka,

ketika Fatehah sudah terucap,

firman Alloh-lah yang keluar,

Maka,

ketika Fatehah sudah berangkat,

kalamulloh-lah yang meluncur,

Pintu mana yang akan sanggup menahannya ???

Ketika cahaya FATEHAH di tinggalkan,

Siapa yang akan sangup menembusnya ???

Ketika FATEHAH di perintahkan,

Siapa yang tidak mau tunduk kepadanya ???

Ketika isi FATEHAH dituangkan,

Siapa yang sanggup menahannya,

Gelombang air akan terhenti karena takjub dan hormatnya,

Mendung-pun akan membatalkan hujannya,

karena keheranan dan tunduknya,

Api-pun seakan malu melihatnya,

tak berani menampakkan diri.

Lalu bumi yang biasanya diam-pun,

akan berani bergolak menyambut kehadirannya.

Nikmat mana lagi yang akan kita dustai ????

Ketika cahaya FATEHAH berlari,

langit manakah yang akan engkau pandang,

langit lahiriyah yang katanya di atasmu ???

ataukah langit maknawiyah yang ada dalam dirimu ???

Maka ketika pandangan kau tengadahkan,

takkan ada yang dapat engkau saksikan,

Maka ketika pandangan engkau tundukkan,

Sanggupkah engkau menjaga ketakjubanmu ????

Sungguh, seandainya Qur`an 30 juz,

6666 ayat tidak diturunkan,

Maka,

Cukuplah tujuh ayat itu bagimu.

Bismillahirrohmanirrohim,

Alhamdulillahirobil alamin,

Arrohmanirrohim,

Malikiyaumidin,

Iyyakana`budu wa iyyakanasta`in,

Ihdinashirotol mustaqim,

Sirotholladzina an amta alaihim ghoiril magdhubi alaihim waladzdholin.

Maka ketika Bismillah....... disampaikan,

tahukah engkau sumber air yang mengalir di dalamnya ???

Ketika Alhamdulillah........diucapkan,

tahukah engkau bahwa Alloh yang menjaga dan mengatur semuanya ??

Ketika Arrohman.......diluncurkan,

Manakah yang lepas dari Rohman dan RohimNya ???

Ketika Maliki... diberangkatkan,

Siapa yang tidak akan tunduk pada Nya ???

Ketika Iyya kana` .........di mohonkan,....

manakah yang tidak AKU kabulkan ???

Ketika Ihdinashirotol mustaqim engkau mohon,

Jalan mana lagi yang tidak dibukakan ???

Ketika Shirotol.....dibacakan,

Jelaslah sudah perbedaan,

antara engkau sekedar mengetahui,

ataukah engkau memiliki.

Perjalanan IV [6]

Kaf Ha Ya `Ain Shod

tahukah engkau apa kata terjemah ??

Hanya Alloh yang mengetahui.

Lalu, apa arti di ayat lain "Qur`an itu adalah Kitab yang Jelas" ??

atau...

Apa arti "hudalinnas", "hudalil muttaqin " ??????

Bukankah Kaf Ha Ya `Ain Shod itu petunjuk bagi manusia, dan petunjuk bagi orang yang beriman ????

Maka ketika sang Guru mengatakan,

"Jiwa agama ada di dalam Keimanan dan Kemanusiaan",

maka nikmat mana yang akan kau dustai ????

Kemudian sang Guru menceritakan satu kisah.

"Kyai Haji Ahmad Dahlan,

Pendiri Muhammadiyyah di Indonesia,

Adalah seorang ahli tasawuf,

Beliau kalau mengajar murid-muridnya,

Hari ini misalnya,

dikatakan oleh beliau,

"Aroaitaladzi yukadzibu biddin,

Tahukah kamu, siapakah pendusta-pendusta agama ?

Fadzalikalladzi yadu`ul yatim

Yaitu yang tidak mau menolong anak yatim

Wa laa yahudhdhu alaa tho`amil miskin

Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin,

Fawailulil musholin

Celakalah orang-orang yang mengerjakan sholat,

dst...dst...dst."

tiap hari beliau mengulang ayat-ayat itu saja,

sampai suatu ketika si murid yang sudah bosan terus bertanya,

"Yaa...guru, mengapakah ayat-ayat itu engkau ulang-ulangi terus,

padahal kami semua sudah hafal benar cara membacanya, ayat-ayatnya dan artinya ??"

"Engkau belum khatam ngaji ayat-ayat ini", kata beliau, dan terus di ulang-ulang menyampaikan ayat-ayat itu..

sampai satu ketika, seorang murid sudah ndak betah lagi dan bertanya,

"Guru...bagaimana supaya kami tamat dan lulus ngaji ayat-ayat itu"

Beliau tersenyum dan berkata," kerjakan, laksanakan, dirikan asrama-asrama santri bagi anak yatim, bangun pondok-pondok", kemudian beliau melanjutkan,

"Qur`an isinya baik, benar dan sempurna, tapi Qur`an tidak punya tangan dan tidak punya kaki,

kitalah yang punya tangan dan yang punya kaki dan yang punya pikiran,

lalu bagaimanakah kau pikir beragama itu ????"

Kaf Ha Ya `Ain Shod,

tahukah kamu saudara-saudaramu ???

Yang ketika engkau ajak bersama-sama untuk berjuang di jalan Alloh,

mau menurutimu ????

Ketika waktu Subuh datang,

jasmani kau ajak sholat,

ia menolak, "udara masih dingin, mataku masih ngantuk", katanya

ketika kau ajak puasa,

tubuhmu menolak,"nanti lapar dan haus lho...., khan lebih enak ndak puasa"

ketika kau ajak melangkah menempuh `tholabul ilmi`, mencari ilmu,

dirimu menolak,"buat apa, yang penting aku sudah sholat lima waktu, itu sudah cukup bagiku"

Kaf Ha Ya `Ain Shod,

maka tunduklah jasmanimu,

baikpun, JISIM KASF,

maupun JISM LATIF,

Kaf Ha Ya `Ain Shod,

maka tunduklah tubuhmu,

kulitmu, dagingmu, darahmu, tulangmu,

Kaf Ha Ya `Ain Shod,

maka tunduklah dirimu,

Hawamu,

Keinginanmu,

Kaf Ha Ya `Ain Shod,

tidak gelisahkah engkau ?????

Melihat dirimu masih banyak tenggelam dalam hal yang nggak perlu ???

Kaf Ha Ya `Ain Shod,

tunduklah alam KASF, dan alam LATIF,

Kaf Ha Ya `Ain Shod,

tenangkah dirimu ?????,

kematian sudah begitu dekat,

sementara engkau belum bersiap.


Perjalanan IV [7]

AYAT NUR 35

Di malam yang dingin,

hujan mengguyur jalanan,

angin bertiup menderu-nderu,

perjalanan `tholabul ilmu kutempuh.

Sudah tak kupikirkan lagi jarak yang kutempuh,

sudah tidak kupertimbangkan lagi jalanan yang kulalui,

sudah tidak kuhiraukan lagi berapa banyak batu yang kuterjang,

ketika yang ada di keinginan hanya satu,

RAHASIA AYAT NUR.

betapa tidak,

pernah kudengar kisah ini sebelumnya,

Ketika beberapa orang sudah ngumpul untuk menerima AYAT NUR ini,

sang Guru keluar menemui mereka dan berkata,

"Sudah siapkah kalian ?",

"Yaa...kami siap"

sang Guru, hanya mengeluarkan sebuah benda dari balik bajunya,

sebuah CERMIN,

"Tahukah kalian semua, benda apa yang kupegang ???"

Semua mengangguk.

"Yaa...sudah", kemudian sang Guru pergi meninggalkan mereka.

murid-murid pada terbengong-bengong,

apa tadi yang diajarkan sang Guru ???

Khok hanya ditunjukkan CERMIN,

Katanya mau diajari ayat NUR 35 ???

Khok cuman ditunjuki cermin ????

he...he...he....

aku tersenyum ketika mendengar cerita itu,

pelajaran tasawuf adalah pelajaran ruhani dan bukan belajar pengertian,

atau belajar pemahaman, atau belajar baca arab Alib, ba, ta`,

Bukan itu saja, bukan,

tasawuf adalah keseimbangan ilmu lahiriyah dan ilmu bathiniyah....

dan aku terus berjalan menuju satu harapan,

pelajaran ini kudapatkan.

Maka sampailah aku di tempat guruku yang ke IV,

yang katanya mau ngajari aku AYAT NUR 35 ini.

sampai di sana,

menunggu beberapa lama,

Guruku keluar dari tempat istirahatnya,

cerita-cerita biasa, seolah ndak nyangkut urusan agama,

Beliau berkata:

"Masyarakat itu ibarat CERMIN, lihatlah ke dalam cermin itu,

maka tampaklah bayangan,

kalau engkau tersenyum, maka bayangan di dalam cermin itu tersenyum juga,

kalau engkau menangis, bayangan di dalamnya akan menangis juga,

kalau engkau memukul, bayangan di dalamnya juga akan memukul juga,"

Aku mengangguk-angguk

Beliau melanjutkan, "Hati itu adalah CERMIN,

maka ketika engkau melihat cermin dirimu,

apalah yang tampak ???,

manusia itu bayangannya,

lalu siapakah yang memiliki bayangan ???

Adanya bayangan yang jelas, adalah karena adanya cahaya yang terang,"

aku bertanya,

"Apakah cukup adanya sinar yang terang saja guru, agar bayangan sempurna sesuai aslinya ???"

"tidak cukup itu saja",kata beliau

"mestilah antara cermin dan yang dipantulkan,

mestilah tidak ada yang menghalangi,

tidak ada hijabnya",

"Apakah setelah ada cahaya, kemudian tidak ada hijab, apakah bayangan akan menjadi jelas sesuai aslinya ??", tanyaku.

"tidak cukup itu saja", kata beliau

"bayangan bisa sempurna dipantulkan,

mestilah cerminnya tidak berdebu, tidak kotor,

mestilah cermin itu bersih, jernih,

jadi bila cermin itu kotor, maka mestilah digosok sampai bersih,

sampai debu-debu itu hilang",

AKu kembali bertanya,

"Seandainya sinar terang sudah ada, hijab sudah ndak ada, cermin sudah bersih mengkilap, apakah sudah cukup guru"

"tidak cukup itu saja", kata beliau lagi

"Cermin itu mestilah ada pada fokusnya, bila tidak fokus, bayangan yang terbentuk tidak akan sesuai aslinya",

kemudian guruku masuk untuk terus malam itu beliau tidak keluar lagi,

aku terbengong-bengong....

Lho katanya diajari ayat NUR ??,

Maka setelah ulang dan sampai di rumah, kubuka ayat NUR dan kubaca,

"Alloh sumber cahaya yang meliputi langit dan bumi. Perumpamaan cahayaNya bagai cahaya yang berpelita di dalamnya.Pelita itu diruang kaca. RElung kaca itu bagai cahaya bintang yang gemerlapan. Dinyalakan dengan minyak pohon zaitun yang tumbuh dilembah Suci penuh restu, yang cukup mendapatkan cahaya matahari sejak terbit sampai terbenam.Minyaknya berkilauan, walaupun tidak disentuh api.

Cahaya di atas cahaya.

Alloh membimbing orang-orang yang dikehendakinya ke dalam cahayaNya.

Alloh membuat perumpamaan kepada manusia.

Dan Alloh Maha Mengetahui segala-galanya"

Maka ketika kubaca ayat itu beberapa kali,

tahulah aku kenapa Nabi Musa tiba-tiba pingsan setelah melihat cahaya terang di puncak sebuah gunung.

Seandainya dia tidak pingsan, pastilah dirinya akan terbakar ditelan cahaya tersebut.

tahulah aku ketika Alloh berfirman,"LAA ILAAHA ILAA ANA FA`BUD`NI",

Maka ketakutan mana yang melebihi sebuah ketakjuban dalam memandangNya ???

Maka apa lagi yang bisa diharap selain Rohman dan RohimNya ???

Maka apa lagi yang layak dilewati, selain MADZAB CINTA.

Maka tak ada lagi yang mesti dituju, selain diri-Nya.

Sungguh, lautan cinta akan menenggelamkan dirimu.

Perjalanan IV [8]

"Wal yathalathof wala yushiron nabikum akhoda"

Seandainya kau tanya aku,

apakah arti terjemah ayat di atas,

maka kukatakan, lihat sendiri di Qur`an,

Aku tidak hafal apa artinya,

aku hanya tahu sedikit, ayat itu ada di tengah-tengah persis dari AL Qur`an.

kadang di kitab-kitab ada yang memberi warna tersendiri untuk tulisannya,

benar-benar persis di tengah.

Seandainya engkau bertanya padaku,

Lalu....apa yang kau ketahui dari ayat itu,

maka aku akan mengatakan,

aku tidak tahu apa-apa,

hanya Alloh telah mengajarkannya padaku satu kata untuk ayat di atas,

yaitu......ADIL

yaa......ADIL

sebagian memahami ADIL itu sama rata sama rasa,

aku tidak mengikuti yang itu,

Yang kuperoleh,

ADIL adalah berarti KEWAJARAN,

Menempatkan sesuatu pada tempatnya,

Maka,

ketika engkau bertanya lebih jauh,

akan kuceritakan padamu tentang sebuah karet gelang,

KARET,

yang satu ketika bisa lurus,

yang satu ketika bisa bengkok,

ditarik ke satu sisi bisa,

ditarik ke satu yang sebelah juga bisa,

ISLAM adalah jalan yang selamat,

Semisal engkau berjalan di atas karet gelang itu,

maka engkau jalan berbebengkok-bengkok.......

tetaplah engkau berjalan di atas karet gelang,

seandainya engkau berjalan lurus dan tegas,

maka tetaplah engkau berada di atas karet gelang,

Jangan salah artikan, tiap engkau berjalan bengkok atau lurus, pastilah engkau tetap berada di atas karet gelang tersebut........

tetapi aku menceritakan padamu sifat-sifat yang ada pada karet gelang tersebut.

Tidak lembek, dan tidak keras,

Tidak kaku dan tidak lemah,

Tidak kuat rapuh, dan tidak ringan hancur,

melainkan lihatlah,

kelenturannya,

keuletannya,

fleksibilitasnya,

yang kadang membingungkan bagi mayoritas orang.

Ketika engkau mengatakan daging babi haram,

maka kenapakah dalam kondisi tertentu engkau dibolehkan memakannya ????

Ketika engkau mengatakan Aku beriman pada Alloh,

maka kenapakah ketika engkau diancam bunuh, engkau dibolehkan olehNYA untuk mengatakan yang sebaliknya ????

he.....he...he........

maka berontaklah engkau dengan dalil-dalil yang kamu punyai,

bantahlah keteranganku itu,

ceritakanlah padaku tentang fanatisme, fundamentalis, kekokohan keyakinan yang kau anggap selama ini.......

dakwah-ilah aku...............

he...he...he........

WAL YATHALATHOF WALAYUSHIRON NABIKUM AKHODA

ada di tengah-tengah

Maka....

ketika keadilan menjadi pegangan hidupmu......

bagaimana mungkin engkau tak sanggup menerima suatu kebenaran ??????

ketika keadilan sudah engkau miliki,

bagaimana mungkin engkau tak sanggup menerima kemurtadan ???

ketika keadilan sudah engkau tangkap,

bagaimana mungkin engkau tidak dapat menerima semesta alam,

he...he...he..

Bagi pemilik samudra tanpa tepi,

masih adakah batas-batasnya kesabaran ?????

Bagi pemilik samudra tanpa tepi,

sampah-sampah,

kotoran-kotoran yang masuk,

takkan ada artinya.....

takkan merubah kebeningan dan kejernihannya......

Bagi pemilik samudra tanpa tepi

seberapapun banyak air yang dialirkan keluar,

kesungai-sungai....

ke anak sungai- anak sungai.......

takkan mengurangi jumlah airnya,

sumber terus mengalir deras,

ilmu apa lagi yang kuminta ?????

maka tidakkah layak aku untuk berbakti pada sesama manusia ?????

Wal yathalathof..............

Engkau sudah mengetahui siapa pemilik ilmu.......



Perjalanan IV [9]

AYAT KURSI

ayat ini sangat istimewa,

diberi nama sendiri,

yaitu ayat kursi,

tak ada ayat-ayat lain yang diberi nama ini

Ada yang melambangkan kursi sebagai simbol KEKUASAAN,

Ada yang mengatakan kursi sebagai SINGGASANA,

Alloh, Tiada Tuhan melainkan DIA,

Yang Maha Hidup dan Maha Mengatur,

yang tidak mengantuk dan tidak tidur.

Segala yang ada dilangit dan dibumi adalah kepunyaanNya,

Hujan kepunyaanNya,

Petir kepunyaanNya,

Sumber Air kepunyaanNya,

Kekayaan Bumi kepunyaanNya,

tubuh jasmani ini kepunyaanNya,

pikiran, perkataan, angan-angan adalah kepunyaanNya

Siapakah yang dapat memberikan pembelaan tanpa izinNya ?

Dia mengetahui apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi

Maka manakah perbuatanmu yang dapat kau sembunyikan ??

sedangkan mereka tidak mengetahui sedikitpun seperti ilmuNya,

kecuali apa yang dikehendakiNya.

Maka biarkanlah kehendakNya berjalan atasmu,

maka ilmuNya akan mengalir melalui kamu,

KekuatanNya meliputi langit dan Bumi.

Kekuatan mana yang akan sanggup menahanNya,

Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya.

Dia Maha Tinggi dan Maha Agung.

Sungguh,

satu ayat yang tidak ada duanya.

Pemegang kekuasaan langit dan bumi,

Maka siapakah yang tidak tunduk padaNya ???

Mungkin engkau pernah mendengar akan hal ini ???,

he..he..he....

aku jadi ingat ketika dulu...dulu sekali,

awal di SMP,

salah seorang temanku mengatakan padaku,

"Kalau kamu ingin tubuhmu kebal, kebal dari segala macam,

maka bacalah ayat kursi ini 40 x selama 40 hari 40 malam"

Cita-cita jadi Superman, menjadikanku bersemangat,

Kubaca ayat kursi itu,

eh...belum sampai 40 hari, masih satu minggu,

tiba-tiba timbul pikiran sekilas.......

Nabi Muhammad khok tubuhnya ndak kebal senjata yaa.....

Ketika disuatu pertempuran, beliau juga pernah terluka,

Ketika di kota Thoif beliau berdakwah,

Penduduk kota melemparinya dengan batu,

Tubuh beliau berdarah,

Khok ndak kebal ya.......

bacaan kuhentikan,

tapi keuntungan sudah kuperoleh,

Aku sudah hafal ayat kursi....

he..he...he......

waktu itu cukuplah sudah bagiku.

Maka beberapa tahun kemudian,

ketika ilmu ini kuperoleh,

aku jadi teringat pada orang-orang yang menyandarkan KEBENARAN pada KEAJAIBAN.

Begitu keajaiban tidak mampu menolong mereka,

Maka patahlah ia,

Semangat hilang,

dianggap kebenaranpun sudah tidak ada lagi.

he...he...he....

Aku jadi teringat perkataan Imam Ghozali,

"Ciri-ciri orang yang beruntung adalah,

semakin tinggi ilmu seseorang itu,

maka semakin tawadhu`lah ia,

sebagaimana padi,

semakin berisi,

semakin menunduklah ia....."

Kulihat diriku sendiri.....

aku tersenyum kecut......

ciri-ciri itu tak ada dalam diriku,

semakin banyak ilmu yang kuperoleh,

kadar kesombongan diri semakin meningkat,

Nabi Muhammad yang ingin kucontoh mengingatkanku,

akan kehidupan beliau yang biasa-biasa saja.

Tidak tampak sebagai orang SAKTI,

Tidak tampak keajaiban yang berlebihan,

maka sedikit tahulah aku,

bahwa sungguh-sungguh sangat sulit menjaga KEWAJARAN,

Muhammad mengatakan,

"Aku adalah manusia biasa"

Maka sedikit tahulah aku,

bahwa yang teristimewa dari beliau adalah masalah akhlak yang sempurna.

Maksumnya beliau bukan berarti beliau tidak pernah bersalah,

melainkan terjaganya beliau dari kesalahan-kesalahan yang akan dibuatnya.

Maka...kemanakah kita akan menyandarkan KEBENARAN ???

Apakah tetap pada KEAJAIBAN ??

Ataukah pada AKHLAK yang Kamilah.?????

Ketika aku melihat orang berjalan di atas air,

maka akan kuganggu dia....

he..he..he....

dan kalau dia marah,

akan kutinggalkan dia,

cukup sudah,

ilmumu baru di situ.

ketika ada orang bicara,

meluncurlah dalil-dalil,

ayat-ayat Qur`an, keterangan-keterangan penuh logika,

tapi akan kulihat,

apakah perilakunya,

sesuai dengan apa yang diomongkannya,

kalau tidak,

akan kutinggalkan dia,

sampailah aku dalam satu pemahaman,

bahwa tiap-tiap orang,

pastilah ada sisi-sisi yang bisa dicontoh,

dan pastilah ada sisi-sisi yang tidak bisa di contoh.

Maka setelah itu,

barulah aku belajar untuk mengambil emas dari dalam lumpur,

kata Imam Ghozali,

Memilih berlian diantara butiran pasir,

Mengambil mutiara dari dalam lautan.

atau....

mengambil Mestika diantara barang-barang yang tak berguna.


Perjalanan IV [10]

YAA SIN

"Bacakanlah surat itu bagi orang-orang yang sudah tiba waktu kematiannya".

Sebagian keterangan mengatakan,

bahwa nama lain dari surat Yaa Sin adalah Qolbun Qur`an,

atau jantungnya Al Qur`an.

Maka seandainya kita memahami suratul Fatehah sebagai Otak-nya Al Qur`an,

maka surat Yaa Sin ini adalah jantungnya Al Qur`an.

Ibarat manusia, maka otaknya ada, dan hati atau jantungnya juga ada.

Ibarat itu, Al Qur`an, otaknya surat Al Fatehah, jantung/qolbunnya adalah surat Yaa Siin,

sang Guru mengajarkan tentang Yaa Sin cukup lama,

ngaji Yaa sin saja sampai hampir dua tahun.

maka sedikit yang akan aku ceritakan.

Ketika engkau menelusuri surat Yaa Sin,

Pastilah akan kau temui,

"Salamun Qaulan mirrobirrohim"

"Salam dan sejahtera dari Tuhanmu yang Maha Pengasih"

Maka ketika engkau mengetahui bahwa Islam adalah agama yang selamat,

selamat apanyakah ?????

Lihatlah ketika Nabi Muhammad darahnya bercucuran ketika terkena lemparan batu di Thoif,

Khok jasmaninya ndak selamat....

Lalu selamat apanyakah ??

Seperti ketika Nabi Muhammad berperang dan terluka,

khok tubuhnya ndak selamat ????

Lalu selamat apanyakah ???

Rahasianya ada di dalam hati ini,

Jantung ini,

yaitu Salamun Qoulan mirrobirrohim,

itulah QOLBIN SALIM,

hatinya yang selamat.

Terkena cobaan lahiriyah yang begitu berat,

hatinya tetap ingat pada Tuhannya,

maka bersabarlah ia

Terkena cobaan kenikmatan,

hatinya tetap ingat pada tuhannya

maka bersyukurlah ia.

itulah Hati yang selamat,

itulah ISLAM.

Maka..ketika `Yaa` diucapkan,

tahulah engkau artinya sebuah seruan,

"WAHAI...."

ketika `Sin` diucapkan,

bingunglah, apakah artinya,

maka lihatlah perlambang dalam al Qur`an,

akhir kematian manusia bacakanlah Yaa Sin,

lihatlah,

akhir dari Qur`an,

Malikinas,

Ilahinas,

Minsyaril waswashilkhonas,

....wannas,

Tahukah engkau apakah maksudnya Sin ????

"Wahai Manusia",

Bacalah dirimu sendiri,

lihatlah dirimu sendiri,

Apakah hatimu sudah menjadi hati yang Qolbin Salim ???

Tiap minggu,

pelajaran demi pelajaran kuperoleh,

kadang terasa sungguh satu hal yang sulit,

menjadikan hati menjadi hati yang selamat,

Kadang ketika kesusahan melanda,

kududukkan di kursi kemurkaan,

ketidak terimaan pada sang MAHA,

Ketika kenikmatan melanda,

kududukkan di kursi kesombongan dan kebanggan,

maka terlupakanlah DIA,

Maka ketika satu waktu kesadaran timbul,

ingatlah aku kenapa diceritakan,

bahwa IBLIS adalah makhluk yang sudah termasuk golongan kuat ibadah,

80.000 tahun beribadah kepada Alloh,

jika aku seorang SD,

dulu kupikir yang nggoda aku juga IBLIS dan SETAN yang SD,

jika aku seorang yang SMP,

dulu kupikir yang nggoda aku juga IBLIS dan SETAN yang SMP,

ternyata tidak,

kalau aku SD, maka Setan dan Iblis yang nggoda mungkin sudah perguruan Tinggi,

kalau aku di SMP, maka Setan dan Iblis yang nggoda aku sudah lulus Sarjana.

he...he...he...

maka ingatlah aku sebuah hadits Qudsi,

"ketika Alloh menciptakan sorga,

maka dipanggilnya-lah malaikat Jibril,

"Wahai Jibril, bagaimana menurut kamu?",

Jibril menjawab,"Yaa Alloh, rasanya semua orang pastilah masuk sorga",

kemudian Alloh membuat samaran-samaran terhadap jalan menuju sorga,

dan Jibril dipanggil kembali,

"Bagaimana sekarang menurut kamu Jibril?",

Jibril menjawab,"Yaa Alloh, rasanya tak akan ada orang yang mampu melewati jalan ini".

Maka ditetapkanlah seperti itu.

Kemudian neraka diciptakan-lah,

Dan Alloh memanggil Jibril kembali,

"Wahai Jibril, bagaimanakah menurut kamu?",

Jibril menjawab,"Yaa Alloh, rasanya tak akan ada orang yang masuk neraka,",

kemudian Alloh membuat samaran-samaran jalan menuju ke neraka,

dan bertanya kembali pada Jibril,

Jibril menjawab,"Yaa Alloh, rasanya, tak akan ada orang dapat lolos dari jalan ini",

maka ditetapkanlah seperti itu.

Maka ingatlah aku ketika Nabi bersabda,"penghuni sorga adalah orang-orang yang sedikit"


Perjalanan IV [11]

hari-hari terus kulalui.....

detik demi detik, saat adanya kehidupan terus kujalani,

apakah aku sudah mencapai tujuan,

he...he..he...

"seperti pungguk merindukan bulan",

sungguh....

kalau Imam Ghozali menceritakan ada tujuh tanjakan yang mesti dilalui,

ada tujuh gunung mesti di daki,

ada tujuh lembah yang mesti diterjuni,

dan ada tujuh samudra yang mesti diarungi,

maka, ibarat melangkah,

mungkin baru satu atau dua langkah kujalani,

atau bahkan mungkin aku masih jalan di tempat,

atau bahkan aku belum melangkah sama sekali,

hanya seolah-olah sudah melangkah,

Aku jadi ingat cerita Syeh Fariduddin al Aththar,

di dalam kitab beliau "Musyawarah Burung"

ketika beribu-ribu burung mulai terbang mencari Simurgh,

mencari Raja diraja segala Burung,

Masih berlipat-lipat banyaknya yang tidak mau berangkat,

dengan berbagai alasannya yang sangat-sangat masuk akal,

dengan berbagai alasannya yang dikuatkan dalil-dalil,

Sampai satu ketika, lewatlah mereka yang terbang di gunung yang pertama,

Sebagian mati terhempas,

sebagian mati kepayahan,

sebagian mati terkena angin,

sebagian mati terbakar.

Hanya tinggal separo yang masih meneruskan perjalanannya,

Perjalanan dilanjutkan,

Beribu burung terus terbang menuju satu tujuan,

sampailah mereka di gunung yang kedua,

sebagian mati terhempas,

sebagian mati terkena badai,

sebagian mati terpanggang,

sebagian mati kepayahan,

Hanya tinggal setengah yang masih eneruskan perjalanan,

Perjalanan dilanjutkan,

sampailah di gunung ketiga,

kejadian sama berulang,

sampailah di gunung keempat,

kejadian sama berulang,

sampailah di gunung ke lima,

kejadian sama berulang,

sampailah di gunung ke enam,

kejadian sama berulang,

dan akhirnya.....

sampailah melewati gunung yang ketujuh,

Maka tinggallah 30 burung yang tersisa,

dari jutaan burung menjadi tinggal ribuan, dari ribuan menjadi tinggal ratusan,

dan kini tinggal 30 burung yang sampai di tempat yang di tuju.

Tapi ...dimanakah Simurgh,

Raja diraja yang dijanjikan,

Dalam kelelahan yang luar biasa,

Kepenatan yang luar biasa,

Kecapaian yang luar biasa,

terdengarlah suara,

"Wahai para pejalan, tidak ada SImurgh di sini"

"Tidak ada Raja segala raja di sini",

"Yang engkau cari tidak ada",

Maka berbaliklah sebagian besar dari burung-burung itu dengan wajah keputus asaan,

Mereka terbang pulang dengan kekecewaan dan keputusasaan yang mendalam.

Hanya sebagian kecil saja yang masih tetap berada di situ.

terdengarlah lagi suara

"Apa lagi yang engkau cari ?"

"Lihatlah dirimu sendiri",

Maka burung yang masih tinggal di situ,

menatap sayu,

melihat ke dalam diri masing-masing,

maka tampaklah sudah wajah Simurgh yang dicarinya,

"Man arofa nafsahu, faqod arofa robbahu",

Duh,.......

bagaimanakah nasibku nanti ???

sampai dimanakah bisa kutempuh perjalanan ini ????

Aku terdiam merenung,

dan kesedihan serasa hampir membawaku ke dalam lembah keputusasaan.

"perjalanan sedemikian jauh,

sedangkan bekal masih terbatas,

tanjakan-tanjakan sedemikian banyak,

sedang ilmuku masih terbatas,

jebakan dan tipuan sedemikian banyak,

sedangkan aku tidak tahu, mana itu tipuan dan mana itu jebakan",

Ooh...bagaimana aku bisa selamat ??

tiba-tiba terdengar suara,

"Beruntunglah engkau......yang sudah mau memulai untuk berjalan menujuKU"

"Seandainya engkau merangkak kepadaKU, AKU akan berjalan menujumu,

Seandainya engkau berjalan menujuKU, AKU akan berlari menujumu,

Seandainya engkau berlari mendekatiku, AKU akan terbang menghampirimu,

Sesungguhnya AKU bersama orang-orang yang SABAR"

"Dan ketika engkau mencintaiKU,

maka ketika engkau berbicara,

AKUlah yang menjadi lidahmu,

Ketika engkau berjalan, AKUlah yang menjadi kakimu,

ketika melempar, AKUlah yang menjadi tanganmu"



Perjalanan IV [12]

Kuselesaikan sementara tulisan Perjalananku
LAA ILAAHA ILLAALLOH ada 12 huruf,

MUHAMMADAROSULULLOH ada 12 huruf,

Muhammad lahir di tanggal 12,

Muhammad meninggalkan dunia di tanggal 12,

Siang 12 jam,

Malam 12 jam,

Satu tahun 12 bulan,

Ijinkanlah di nomer yang ke dua belas ini aku bicara masalah CINTA,

Ada tujuh tahap yang mungkin akan kau lalui menuju CINTA,

1.Tahu

2. arofu.......mengenal

3. Qorib...dekat

4. Aqrob....lebih dekat

5. rindu...

6. Kasih sayang

7. Cinta

"Awaluddin Ma`rifatulloh",

awal-awalnya orang beragama adalah Mengenal Alloh,

bagi orang yang sekedar tahu,

belumlah dapat dikatakan beragama,

maka Ketika dia sudah Ma`rifatulloh,

mengenal tentang Alloh,

barulah dikatakan beragama,

Bagaimanakah setelah mengenalNya??,

Bagaimanakah supaya dekat ??,

Alloh memang dekat, bahkan lebih dekat daripada urat leher kita,

"Wananhnu aqrobu ilaihi min hablil warits",

maka perbanyaklah mengingat DIA,

"Dzikron katsiron",

apakah cukup itu saja kamu kerjakan ??,

mengingati DIA, memperbanyak mengingati DIA,

adalah jalan menuju ke aqroban,

menuju yang lebih dekat lagi,

terus menerus, terus menerus,

sampai satu ketika,

kerinduan akan datang kepadamu,

Dan bagi orang-orang yang merindu,

jika disebut namaNya saja,

akan bergetarlah hatinya.

Apa yang diperintahkan oleh yang dirindukan, pastilah dikerjakannya,

dan apa yang dilarang oleh yang dirindukan, pastilah dijauhi-nya,

Kemana engkau menghadap,

yang tampak adalah yang wajah yang engkau rindukan,

Tapi sudah sampaikah orang yang merindu,

ketika rindu berubah menjadi Kasih sayang,

Lihatlah Nabimu,

YESUS kata mereka,

Isa kataku,

ahli masalah Kasih Sayang,

ketika Ruhul Kudus sudah engkau tinggalkan,

dan engkau meneruskan perjalanan,

maka sampailah kamu,

ketika yang ada kebingungan dan kebingungan,

ISTIGHROK !!!

tenggelam dalam lautan cinta,

Jalaluddin rumi mengatakan "Aku Orang Tuhan",

Abu Yazid berucap,"Ana Alloh",

Al Halaj berteriak,"Ana al Haq",

Bukankah itu semuanya omongannya orang bingung?????

Bagi pecinta, peduli apa mereka dengan yang lainnya,

yang tampak di mata adalah YANG DICINTAI,

melihat kekiri yang tampak DIA,

melihat kekanan yang tampak DIA,

melihat ke atas yang tampak DIA,

melihat kebawah yang tampak DIA,

melihat kedirinya sendiri yang tampak DIA,

he..he..he...

aku jadi teringat sebuah lagu,

yang merusak akidah islamiyah,

he..he..he..

Aku makan ingat kamu,

Aku kerja ingat kamu,

Aku tidur ingat kamu,

Dasar...lagu Cinta.......

oohhhh......

tengelamlah.....tenggelamlah....

dalam kebingungan seorang pecinta......

ooh.....tuangkanlah segelas arak dalam pialaku,

biarkanlah kureguk anggur cintaMu,

`kan kunikmati setetes demi setetes rasa gundahku,

dan biarkanlah aku Mabok dalam pelukanMu,

hu....hu......hu........hu.......hu......hu......hu....

salam



2 komentar: