Rabu, 27 Maret 2013
KORBAN HAKIKAT
Qola Zainal Abidin r.a
Yaa Robbi jauharu ilma lau abuha bihi.
Laqilali anta min man ya’budul watsana.
Walastahalla rijalun muslimuna damiyyu.
Yarouna aqbaha maa ya’tunahu hasanan.
Inni laaktumu min ‘ilmi jawahirohu.
Kai laa yarol haqqo dzu jahlin fayuftanina.
Artinya:
"Berkata Zainal Abidin r.a:
" Yaa Tuhan, berlian ilmu bila aku tunjukkan dia,
pastilah orang menuduh saya,
engkau (Zainal Abidin) termasuk orang-orang yang menyembah berhala.
Dan orang-orang Islam akan menghalalkan darah saya.
Mereka memandang paling buruk sesuatu yang baik didatangkan kepadanya.
Oleh sebab itu, saya simpan saja berlian ilmuku.
Agar tidak mereka ketahui al-Haq, orang-orang bodoh itu memfitnah diri saya"
Abu Yazid Thoifur bin Isa bin Surusyan al-Busthami. Lahir di Bustham yang terletak di bagian timur Laut Persi. Meninggal di Bustham pada tahun 261 H/874 M. Beliau adalah salah seorang Sulton Aulia, yang merupakan salah satu Syech yang ada di silsilah dalam thoriqoh Sadziliyah, Thoriqoh Suhrowardiyah dan beberapa thoriqoh lain. Tetapi beliau sendiri menyebutkan di dalam kitab karangan tokoh di negeri Irbil sbb:" ...bahwa mulai Abu Bakar Shiddiq sampai ke aku adalah golongan Shiddiqiah."
Salah satu kisahnya,
Di suatu tahun, ia menunaikan ibadah Haji. Ia mengenakan pakaian yang berbeda untuk setiap tahap perjalanannya sejak mulai menempuh padang pasir. Di sebuah kota dalam perjalanan tersebut, suatu rombongan besar telah menjadi muridnya dan ketika ia meninggalkan tanah suci, banyak orang yang mengikutinya
"Siapakah orang-orang ini?", ia bertanya sambil melihat kebelakang.
"Mereka ingin berjalan bersamamu", terdengar sebuah jawaban.
"Ya Alloh!", Abu Yazid memohon, "Janganlah Engkau tutup penglihatan hamba-hambaMu karenaku".
Untuk menghilangkan kecintaan mereka kepada dirinya dan agar dirinya tidak menjadi penghalang bagi mereka, maka setelah selesai melakukan sholat shubuh, Abu Yazid berseru kepada mereka, "Ana Alloh ,Laa ilaha illa ana, Fa'budni". Sesungguhnya Aku adalah Alloh, Tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka Sembahlah Aku"
"Abu Yazid sudah gila!", seru mereka kemudian meninggalkannya.
He..he..he..
Padahal Abu Yazid cuman nyampekan firman Alloh di Qur’an surat Thaaha….
Abul Mughits al Husain bin Masnur al-Hallaj adalah tokoh yang paling kontroversial di dalam sejarah tasawuf Islam.
Mengenai ini, orang-orang banyak terpecah dua, ada yang menentang ada yang mendukung, tetapi akhirnya politik penguasa-lah yang berjaya…
Husain Mansur al-Hallaj harus di hukum mati dengan tuduhan karena menyatakan
"Ana al-Haq"
"Katakanlah, hanya Dialah yang Haq", mereka berseru kepada Hallaj.
"Ya. Dialah Segalanya", jawab Hallaj,"kalian mengatakan bahwa Dia telah hilang. Sebaliknya, Hallaj-lah yang telah hilang, Samudra tidak akan hilang atau menyusut airnya".
Beberapa tahun setelah lama di penjara, satu waktu, Mansur al-Hallaj dibawa ke tiang gantungan,
Tak perlu diceritakan detailnya, hanya kata-katanya yang terakhir sebelum meninggal adalah
"Cinta kepada Yang Maha Esa adalah Tauhid ke dalam Yang esa".
Kemudian di senandungkanlah ayat berikut:
"Orang-orang yang tidak mempercayai-Nya ingin segera mendapatkanNya, tetapi orang-orang yang mempercayaiNya, takut kepadaNya sedang mereka mengetahui kebenaranNya".
Kemudian kepala Hallaj di penggal. Ketika dipenggal itu, Hallaj masih tampak tersenyum. Sesaat kemudian iapun mati.
Orang-orang ramai menjadi gempar. Hallaj telah membawa bola takdir ke padang kepasrahan. Politik yang berjaya..politik yang berjaya..
Dan Hallaj tidak mau mundur untuk hal sekecil itu…
Dan seolah dari setiap anggota tubuhnya terdengar kata-kata, " Ana al-Haq".
Kemudian marilah kita berjalan ke Indonesia, negri yang terkenal dengan kisah wali songonya, yang salah satunya, Sunan Kalijogo adalah tokoh penyebar Islam yang diakui di dunia, nama dan ceritanya diabadikan di salah satu kitab di Kairo.
Nama sunan Kalijogo, melekat pula dengan nama salah seorang ‘sahabat’nya, yakni Syech Siti jenar….
Ketika utusan para wali songo sudah sampe di pelataran gubuk Syech Siti Jenar, kemudian mereka berkata,
"Syech Siti Jenar..syech siti jenar dipanggil oleh dewan wali songo, mohon kehadirannya di Demak".
Dari dalam gubuk terdengar jawaban Syech siti Jenar,
"Syech siti Jenar tidak ada, yang ada Alloh"
Utusan para wali kembali berkata,
"Alloh dipanggil menghadap dewan wali songo".
Dari dalam gubuk terdengar lagi suara Syech Siti Jenar,
"Alloh tidak ada yang ada Siti Jenar".
Utusan para wali songo kembali menyampaikan perintahnya,
"Baiklah, …. Baik Syech siti jenar maupun Alloh dipanggil menghadap dewan wali songo di Demak".
Barulah kemudian Syech Siti jenar muncul dan berkata,
"tidak ada yang memerintah aku kecuali hatiku, tidak juga para wali"
Kemudian Syech Siti Jenar berangkat ke Demak,
Singkat cerita, hukum syari’at di tegakkan dan Syech Siti Jenar mati….
Sebagian riwayat menceritakan Syech Siti Jenar di penggal lehernya,
Sebagian riwayat lagi menyatakan bahwa Syech Siti Jenar mati atas kehendaknya sendiri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar