Rabu, 27 Maret 2013
Alloh berfirman,
"Walau anna maa fil ardli min syajarotin aqlamun wal bahru yamudduhu min ba’dihi sab’atu abhurin maa nafidat kalimatullohi innalloha ‘azizun hakim"
artinya:
"Dan seandainya sesuatu yang ada di bumi yaitu pohonan dijadikan pena, dan air satu lautan dijadikan tintanya, stelah itu ditambah tujuh lautan tinta, tiadalah akan habis kalimat-kalimat Alloh. Sesungguhnya Alloh itu Maha Perkasa Bijaksana"
menurutmu, apakah Ayat-ayat Qur’an itu hanya punya 1 persepsi yaitu persepsimu sendiri yang kamu anggap benar itu ?
dan lalu jika ditunjukkan arti yang lainnya yang berbeda dengan yang engkau pahami, maka engkau katakan,"salah !!", "apa yang kamu pahami itu salah !!" (dalam hati kamu berkata,"karena yang kamu pahami tidak sama dengan yang aku pahami, jadi pemahamanmu salah…he..he..he..) begitukah ???
Bagaimanakah kamu memahami zakat 2,5% dari milikmu ?
Jika kamu punya uang 100 juta, berapakah 2,5 % -nya ?
"ah pertanyaan bodoh", gumammu, "ya jelas 2,5 juta buat zakatnya….
Lalu bagaimana engkau mengatakan apa yang dilakukan Abu Bakar r.a ?
Semua hartanya diberikan untuklperjuangan Islam ?
Atau bagaimanakah engkau mengatakan apa yang dilakukan Umar bin Khottob r.a ?
Separo dari hartanya untuk perjuangan Islam ?
Apakah menurutmu ruh itu diciptakan Alloh ?
Mana ayat-ayat yang menjelaskan bahwa ruh itu diciptakan ?
Apakah menurutmu ruh itu seperti wujud kita ini ? manusia ? ada laki ada perempuan?
Mana ayat-ayat yang menjelaskan bahwa ruh ada laki dan perempuan ?
Apakah menurutmu ruh kita satu waktu akan mati ?
Mana ayat-ayat yang mengatakan bahwa ruh itu satu waktu nanti akan mati ?
Apakah menurutmu manusia itu adalah yang jasmani ini ?
Atau hakekat manusia adalah yang ruhani itu ?
Lalu bukankah difirmankan olehNya,"wanafakha min ruhi" ?
"Kutiupkan ruh dariKU" ?
Lalu siapakah hakekat manusia itu ?
"Man arofa nafsah, faqod arofa robah"
"Barangsiapa mengenal akan dirinya, maka akan mengenal Tuhannya".
Jangan salah paham dan jangan salah persepsi,
Ini memang persoalan yang rumit…..
Satu waktu, di tahun 1986, aku membaca Firman Alloh,
"Wanahnu aqrobu ilaihi min hablil warits",
"Dan sesungguhnya Alloh itu lebih dekat dari urat leher kita".
Kemudian di dalam proses ruhaniah selama beberapa waktu,
Sampailah aku satu titik tentang "Makrifatulloh", sebagaimana disebutkan oleh Nabi,
"awaluddin makrifatulloh",
"Nabi bersabda, " Awal-awalnya di dalam agama adalah mengenal Alloh".
Aku bingung,"Apa ini ? Masak ini ? Kok kayak ini ? tapi apa benar ini ?
Kemudian aku berjalan menuju rumah salah seorang guru ruhaniku,
Setelah menempuh jarak yang cukup lumayan, dan setelah uluk salam,
Kemudian aku dipersilakan masuk ke ruangan tamu beliau,
Baru saja aku duduk,
Belum sempat nanya,
Pantat juga belum berada di atas kursi dengan sempurna,
Guru yang aku datangi itu berkata,
"YA … YA. ITU !!!,
Aku mengangguk paham,
Kemudian guru yang aku datangi itu melanjutkan pembicaraannya,
"Ya ITU, tapi bukan ITU, tapi tidak lain dari pada ITU"
Aku paham sepaham-pahamnya,
Sungguh Alloh itu Maha Dhohir dan Maha Bathin.
Terlalu rahasia bagi manusia dan terlalu jelas bagi manusia,
Dan sangat sedikit yang sudah mengenalNya,
Padahal inilah "Awal-awalnya beragama".
Ayat-ayat Qur’an ibarat lautan tanpa tepi,
Yang tak dapat kau ketahui kedalaman dan batas-batasnya…
Ayat-ayat Qur’an itu ibarat berlian dengan banyak sisi,
Dari mana saja engkau melihat, yang ada adalah kilau keindahan yang berbeda-beda,
Tetapi satu jua, Ahad, Wahdah, Wahid,
Tak terbagi-bagi,
Bukan kumpulan,
Dan bukan susunan…….
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sungguh Alloh itu Maha Dhohir dan Maha Bathin, pernyataan yang sangat menarik dan mengisyaratkan pemahaman yang dalam terhadap Allah ta'ala
BalasHapus