Rabu, 27 Maret 2013

JOURNEY 2


Pertemuan dengan guru yang Pertama,

saudaraku, satu ketika menawarkan padaku,

"he.....mau ndak tak ajak ngaji"

"Ya aku mau....",kataku.

Cuman gitu aja, ndak ada kelanjutannya....

lewat sebulan,

aku ditanya lagi,

"Katanya kamu mau saya ajak ngaji?", kata kakakku.

"Lho iyaa....aku serius...kapan??"

Kakakku diam ndak ngomong lagi dan ndak ada kelanjutannya lagi,

Lewat sebulan lagi,

aku ditanya lagi,

"Mau ndak saya ajak ngaji ???"

"Kurang ajar bener kakakku yang satu ini", gumamku dalam hati,

Mulai tiga bulan yang lalu aku sudah mengiyakan,

tidak ada kelanjutannya.

Sekarang dipancing lagi seperti itu.

Kugandeng lengannya, kutarik keluar.

"Ayo....sekarang juga berangkat", kataku setengah memaksa.

Maka pergilah aku ke sebuah kampung,

Melalui gang-gang sempit,

Jalan terus naik menanjak,

Sampai jalan sudah tidak bisa dilewati lagi,

Ada sebuah rumah, separo gubuk separo tembok,

"Assalamualaikum", kata kakakku.

"Wa alaikum salam", sahut yang berada didalam.

Aku melangkahkan kakiku mengikuti langkah-langkah kakakku.

Kulihat sosok seorang yang biasa,

Rapi, bersih, ndak ada satu keistimewaanpun, tampaknya.

Memakai batik lengan panjang,

dengan kopiah seakan tak pernah lepas dari kepalanya.

Tidak ada sesuatu yang aneh,

seperti layaknya tamu-tamuan, suguhan-pun beliau keluarkan,

hanya diceritani sedikit-sedikit.

Masih kuingat ketika beliau menceritakan hal itu.

"Di atas gunung masih ada gunung lagi, di atas yang tinggi masih ada yang lebih tinggi lagi"

Beliau menceritakan perjalanan beliau dalam mencari ilmu.

Dengan satu semangat,

apabila ada ilmu yang lebih tinggi dan mendalam,

tentang ilmu Islam,

Maka beliau akan belajar di situ di situ.

Tidak perlu kuceritakan panjang lebar,

hanya satu yang dapat kutangkap,

Semangat dalam mencari ilmu,

Semangat dalam menggali ajaran Islam,

mulai bayi di ayunan, sampai keliang lahat,

walapun itu jauh ke negri Cina,

ilmu mestilah dicari dan di tempuh.

Mulailah aku diajar,

Masalah sholat, puasa dan dzikir,

Sebagai ibadah sentral untuk menuju taqwa yang sebenar-benarnya taqwa.

Pulang dari situ,

aku sedikit termangu-mangu,

kupikir aku akan di ajari bahasa arab,

ALif, ba, ta,

Lho kok ternyata,

Disuruh puasa, sholat dan dzikir.

Kukerjakan apa yang beliau perintahkan..........


COBAAN I

Di sekolah waktu itu, SMA,

Tiba-tiba terdengar kabar,

Ada orang dari Tasikmalaya,

Memberikan ajaran Islam yang tinggi dan mendalam.

Bahkan, kata kabar burung,

Kepandaian orang yang menjadi muridnya, diatas rata-rata.

Ada yang di IPTN, di bawah Habibi persis,

Ada yang mampu menurunkan rumus terusan dari teori relativitas Einstein,

Ada yang tidak pernah belajar bahasa Inggris, tiba-tiba bisa,

Ada yang tidak pernah belajar bahasa Cina, tiba-tiba bisa,

Hal itu (katanya) semata-mata karena dekatnya orang tersebut dan murid-muridnya pada Alloh SWT.

Dengan semangat mencari ilmu yang lebih tinggi,

Maka akupun belajar di guru tersebut.

Begitu masuk, kabar burung itu kusaksikan sendiri,

Bahkan lebih hebat lagi,

Temen-temenku yang cewek-cewek,

dengan ringan dan entengnya, omong-omongan dengan bahasa cina.

Mereka tidak gila,

semua dalam keadaan sadar.

Bahkan ada, istilahnya perang bintang,

Dunia halus (jin) dimasuki,

Yang suka ngganggu-ngganggu manusia diperangi.

Dada mereka kadang bersinar (kalo` yang ini katanya..he..he..),

tertulis tulisan "Laa ilaaha ilalloh".

Tidak tanggung-tanggung,

Mereka mengatakan Alloh-lah yang memberikan keistimewaan ini,

Tidak melalui Jibril, Tidak melalui perantara malaikat lain, melainkan

Alloh-lah yang menyampaikan "ilmu laduni" ini langsung.

Aku bersemangat sekali untuk bisa belajar ilmu dari si orang Tasikmalaya ini.

Kudatangi tempat mengajarnya meski jauh di luar kota,

Setelah beberapa lama kemudian menyebabkanku berpikir.

Mengapakah begitu mudahnya keajaiban kuperoleh di jalan ini???

Mengapakah di jalan yang sebelumnya itu tak kuperoleh kejaiban-keajaiban seperti ini ????

Entahlah kenapa aku khok berpikir seperti itu.

Kuingat kisah Nabi Muhammad,

Khotamul anbiya`,

Tidak ada Nabi lagi setelah beliau,

Manusia Uswatun Hasanah,

Teladan terbaik diantara manusia,

Qur`an berjalan,

Kenapakah beliau tidak banyak mengeluarkan keajaiban-keajaiban seperti ini, tidak pernah kudengar ceritanya.

Kenapakah justru wali-walinya yang banyak ada cerita keajaiban seperti ini,

Lihatlah Syech Abdul kadir jailani, kadang sampai seolah melebihi Nabi Muhammad derajatnya,

Lihatlah seperti para wali sembilan,

Khok sepertinya lebih hebat dari Nabi Muhammad,

Apakah keajaiban yang kusaksikan ini bisa kujadikan patokan suatu kebenaran ?????

Pertanyaan-pertanyaan ini sangat mengganggu pikiranku.

Aku mengakui, bahwa aku senang dengan segala macam bentuk keajaiban yang ada,

Tapi, apakah bisa dipakai patokan suatu kebenaran.

Dasar yang dipakai di ajaran si Tasik ini juga Qur`an Hadits,

Tidak ada yang menyimpang ajarannya, Syari`at juga dikerjakan,

Tapi apakah ini yang aku cari,

tidak adakah yang lebih mulia dan tinggi dari pada ini ?????

Teringatlah aku bahwa Muhammad diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak.

Keajaiban-keajaiban lebih banyak ditampilkan oleh Nabi Isa a.s.

Tapi mengapakah Nabi Muhammad adalah Nabi pilihan di antara 25 Nabi dan Rosul ?????

Bahkan derajatnya melebihi Ibrohim, melebihi Nuh, melebihi, Sulaiman yang Kaya Raya, melebihi Isa yang menghidupkan orang mati,????

Mengapakah ???

Pertanyaan-pertanyaan itu kembali membuatku untuk meneliti kembali tujuanku dalam berguru.

Ya........saat bertemu guruku yang pertama, aku diingatkan akan tujuan,

yaitu taqwa yang sebenar-benarnya taqwa,

Sedangkan yang sekarang, aku telah tergoda untuk satu tujuan,

Kehebatan, kesaktian, kemukjizatan, keajaiban.....

Ya...Alloh. ampuni aku,

aku ternyata telah memundurkan kemajuanku sendiri.

Apa bedanya saat aku malang-melintang di dunia persilatan (maaf pinjam istilahnya Kho ping hoo..he..he..).

Bukan ini yang menjadi tujuanku.

Aku bergerak menginggalkan teman-temanku yang tenggelam dalam keajaiban dan kemukjizatan.

COBAAN II

Masih di SMA,

Kudengar lagi ada orang yang mengajarkan Islam yang tinggi dan mendalam.

Kudatangi, dengan semangat mencari ilmu yang lebih tinggi dan dalam,

Apa yang kusaksikan,

Wah-wah.............

ternyata tidak berbeda dengan ilmu-ilmu tenaga dalam yang pernah kuikuti.

Orang mukul dari jauh, bisa terlempar sendiri.

(mirip ilmu `kontak`, Banten, mirip ilmu pukulan `tanpa bayangan` di komik...he..he..)

Benda-benda bisa diangkat dari jauh,

(mirip Telekinesis)



Hanya saja, di sini, lebih banyak berteman dengan jin.

Bukan masalah apa.....

Cuman aku aslinya takut berteman dengan Jin.....

hi..ngeri.. (he..he..he..)

Kutinggalkan temenku yang asyik di situ.

Tak kusadari, cukup lama juga aku sering ke Guruku yang pertama,

ndak ada yang istimewa,

Cuman disuruh puasa, sholat, dan dzikir, itu saja.

Dan ndak ada keajaiban-keajaiban yang ditampakkan.

Hanya kadang ada lintasan dalam pikiranku....

Eh....sekarang (sejak aku belajar di guruku yang pertama),

sedikit-sedikit khok jadi berpikir yaa.......

Meragukan yang ada....

Meragukan yang tampak......

Bahkan....

Meragukan apa yang diajarkan oleh guruku yang pertama itu.

Aku tidak merasakan adanya perubahan dalam keyakinanku,

Aku juga tidak merasakan adanya perubahan dalam perilakuku,

Aku hanya merasakan,

Bahwa sedikit-sedikit aku sekarang seneng berpikir.


Pertemuanku dengan Guru yang ke dua.

Masih kuingat siapa yang mengatakan,

" Sekarang menjadi PECINTA ALAM"

"Nanti menjadi PECINTA PENCIPTA ALAM",

Akupun berangkat untuk berguru pada beliau.

Lebih biasa dari si guru pertama,

Pakaian biasa, rapi, bersih, dan kopiah di kepala,

Kedatanganku ke beliau tidak disambut dengan cerita agama,

atau ceramah,

atau diberi pelajaran,

tidak........

Hanya di tanya seputar nama, alamat, sekolahnya dimana,

Tidak ada omongan yang nyentuh agama (nurut aku waktu itu),

Hanya yang agak mengherankan aku,

Ketika ada beberapa orang tamu setelah aku,

Seakan beliau sudah mengenal benar dan mengenal lama si tamu.

Padahal omong-punya omong,

Pertemuan si tamu dengan Beliau, kurang lebih ada sepuluh tahun yang lalu dan baru waktu itu saja dia bertamu atau bershilaturrohmi dengan Beliau.

Kukikis keanehan-keanehan seperti itu dnegan meyakinkan pikirku,

Bahwa memang Beliau masih ingat akan si tamu.

Tapi tak lama kemudian akal pikirku digoyahkan dengan tamu-tamu berikutnya,

Seolah semua dikenal dengan baik oleh beliau,

Seolah semua adalah sahabat dekat dengan beliau,

atau.......

Seolah beliau mengetahui benar siapa tamu-tamunya,.

atau.....

akal pikirku kutekan,

Seolah beliau mengetahui dengan benar tiap-tiap orang yang ada di situ.

Setelah waktu shilaturrohmi kurasa cukup, akupun meninggalkan tempat beliau,

Jauh--jauh diluar kota,

disebuat desa yang menjadi pembatas dengan kecamatan lain,

kutemui sosok guruku yang kedua itu.

berbekal do`a beliau,

Aku melangkahkan kaki meninggalkan bangku SMA di sebuah kota dingin di Jawa Barat.

Menuju kota


Pulang dari rumah beliau,

Guruku yang kedua,

Masih diperjalanan,

Tiba-tiba aku kepingin pergi ke toko buku.

Aku tak tahu kenapa kok tiba-tiba kepingin ke toko buku,

Aku tak tahu ngapain juga di toko buku,

Aku juga ndak berpikir jauh,

kenapa setelah shilaturrohmi dengan beliau,

kepinginanku untuk ke toko buku muncul.

Kubeli sebuah buku yang berjudul Muhammad karya Haekal Muhammad.

Sampai dirumah kubaca-baca beberapa bagian di tengah, di akhir,

Sampailah ada hal yang menarik perhatianku.

Bahwa Qur`an terjaga benar keotentikannya mulai Nabi Muhammad, sampai sekarang,

Baikpun itu keotentikan secara ilmiah, ataupun secara sejarah.

Karena di dalam buku itu diceritakan,

Sejak wahyu turun dari malaikat Jibril pada Muhammad,

dan disampaikan oleh Nabi Muhammad pada sahabat-sahabatnya,

Sebagian sahabat menghafal, dan sebagian sahabat lagi menulis, atau mencatatnya.

Setelah Muhammad wafat,

Umar mengusulkan pada Kholifah Abu Bakar Shiddiq,

untuk mengumpulkan Qur`an komplet,

dengan pertimbangan mumpung penghafal-penghafal Qur`an masih ada dan sahabat yang mencatat masih banyak.

Maka dilakukanlah pencatatan Qur`an dijaman ke Kholifahan Abu Bakar Shiddiq yang pertama,

Setelah dicrosscheck-an dengan para sahabat hafidz qur`an dan dicrosschek-an dengan pencatat Qur`an.

Ketika sahabat akan juga mencatat hadits Nabi, Abu Bakar tidak menyetujuinya, mengingat Nabi sendiri bersabda, "Jangan mencatat apa yang kusampaikan tapi qur`an itu catatlah".

Sungguh suatu perintah yang bijaksana untuk menjaga kemurnian al Qur`an dari campuran hadits Nabi, maupun dari campuran hadits Qudsi. Karena Qur`an adalah murni wahyu ilahi yang diperintahkan untuk ditulis, murni sebuah kitab dengan susunan-susunan tertentu.

Barulah kurang lebih seratus tahun sejak wafatnya Nabi, barulah hadits-hadits Nabi dicatat, dengan berbagai macam versi.

Ada yang memang versinya menyampaikan apa adanya yang disampaikan Nabi,

Ada yang memang versinya disusupi politik dikalangan Mu`awiyah,

Ada yang memang versinya benar, tapi yang menyampaikannya pelupa,

Dan mulailah ada sebagian hadits Nabi susupan dari agama lain untuk menghancurkan ajaran Islam.

Inilah kenyataan yang ada.

Sehingga karena banyaknya hadits-hadits yang palsu, maka para intelektual Islam, ahli hadits, melakukan pemilahan,

Pemfilteran, pemilihan, mana hadits sokheh mana yang tidak dengan batas kemampuan seorang manusia.

Tapi sesokheh apapun yang disampaikan, jelaslah patokannya adalah Qur`an.

Semua orang di dunia mengatakan itu hadits sokheh, tetapi kenyataan bertentangan dengan Qur`an,

maka pastilah kutolak hadits tersebut.

Dalam pengertian bahwa, Nabi Muhammad SAW, pastilah tidak pernah menyampaikan sesuatu yang bertentangan dengan Qur’an.

Qur`an-lah patokan yang terjaga kebenarannya,

Sedangkan hadits, kita masih memilah-milahnya.

Dan yang benar, barulah bisa kita pakai patokan untuk menerangkan sebuah kebenaran.

Aku jadi teringat dengan pelajaranku waktu di SD dulu,

Ada hadits Nabi yang mengatakan bahwa Nabi Isa akan turun lagi di akhir Jaman. Katanya hadits sokheh .

Maka waktu itu pikirankupun berontak.

Qur`an mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah Khotamul anbiya`

Penutup para Nabi,

Lha kalo` Nabi Isa turun lagi,

bukankah itu berarti ada Nabi lagi setelah Muhammad???,

Memang benar,

sepertinya hadits tersebut adalah dari umat Islam, karena ada keterangan lanjutan,

Bahwa Nabi Isa akan turun untuk mengatakan pada orang-orang kristen, bahwa ajaran mereka salah dan yang benar adalah ajaran Islam.

Bukankah seolah-olah hadits itu adalah menguntungkan bagi umat Islam ?

Tapi………





Pertanyaan waktu SD kupertanyakan lagi,

Nabi Isa adalah utusan ALloh.

Beliau (seandainya turun lagi) membawa tugas baru atau tugas lama ???

Kalau beliau membawa tugas baru, berarti beliau dalam kapasitas sebagai Nabi baru, jelas bertentangan dengan al Qur`an.

Kalau membawa tugas lama, berarti jelas bertentangan dengan Muhammad khotamul anbiya, jelas bertentangan dengan Qur`an,

karena seluruh tugas kenabian ditutup dan disempurnakan oleh Muhammad sang Nabi yang terakhir.

Jangan-jangan.....

Pikiran saya waktu itu,

Kalau hadits itu kita anggap benar,

maka bukankah itu membenarkan kalau Nabi Isa adalah Juru Selamat bagi seluruh umat manusia ???

Bukankah sama artinya kita membenarkan ajaran umat Kristen,

bahwa YESUS adalah Juru selamat ???????

Subhanalloh.....

Padahal Muhammad-lah Nabi yang diperuntukkan seluruh Alam (Rohamatan lil alamin)

Jelas sudah hadits yang katanya sokheh ini bertentangan dengan iktiqod dalam Qur`an.

Tapi kemudian,

aku melakukan perjalanan dengan bertanya ke beberapa ulama,

Mayoritas, (kalau tidak boleh dikatakan semua), berpandangan tetap,

bahwa mereka juga meyakini Nabi Isa akan turun di akhir Jaman,

Beberapa orang saja yang berangkat dari Jawa sini, mengatakan dalam istilah lain, akan ada Imam Mahdi yang akan turun di akhir jaman.

Satu yang kuingat,

hadits nabi yang mengatakan, "Penghuni sorga adalah orang-orang yang sedikit", dikuatkan lagi dengan hadits,"Nanti banyak umatku yang sholat tapi sebenarnya tidak shlat, puasa tapi sebenarnya tidak puasa hanya mendapatkan haus dan lapar saja","Nanti umat Islam akan seperti buihnya air samudra, tidak ada isinya, hanya buihnya saja".

Satu yang kupegang waktu itu,

Silahkan saja seandainya ada yang tetap berpendapat seperti itu tentang turunnya Nabi Isa, Itu hak keyakinan mereka.

Tetapi aku takut memiliki iktiqod yang menyimpang dari ajaran Qur`an.

Muhammad khotamul anbiya`.

Nanti......

ketika aku di Perguruan tinggi,

ketika aku 4 tahun lebih..........

4 tahun lebih bersahabat dekat dengan orang Kristen.........

aku memiliki tambahan informasi bahwa memang hadits tersebut adalah susupan dari orang-orang Kristen yang ahli Islamologi (ahli ilmu Islam), dan memang misinya adalah untuk merubah iktiqod Islam.

Bertemu Orang Kebatinan I

Pertemuanku dengan orang kebatinan ini,

beberapa minggu sebelum hijrahku ke kota S.

Dan diskusi, transfer ilmu ini, berlangsung selama beberapa waktu.

Dari beliaulah, aku mengenal keterangan-keterangan masalah

4 dulur, limo pancer, masalah nrimo, masalah tirakat, masalah Imam Mahdi, masalah ilmu-ilmu Jowo.

Ada yang namanya "Ngrogoh Sukmo",(memanfaatkan jiwanya orang lain)

Ada yang namanya " Pati geni " (memanggil 4 dulur)

Ada yang namanya " Pancasona". (mati, nyentuh tanah bisa hidup lagi)

Ada yang dulu sudah kukenal "Prewangan" (memakai bantuan Jin)

Ada yang namanya ilmu "Bunglon", kalau nyentuh daun, maka hilanglah orang tersebut dari pandangan.

Ada yang katanya ilmu tinggi "ilmu Sangkan Paraning Dumadi"

"Sopo siro sopo Ingsun"

Tingkatan tertinggi menurut beliau adalah tingkatan "Panembahan sejati", syariat agama Islam tetap dilakukan, tapi "Manunggaling Kawulo lan gusti",

Orang-orang Kejawan atau Kebatinan, mereka adalah orang-orang yang senang Dzikir dan Puasa,

Tirakat kata mereka.

Hanya masalah sholat yang dipahami ala kadarnya,

Atau bahkan sebagian besar tidak menjalankannya.

Menurut mereka "Eling" pada "Gusti kang Murbeing Dumadi" adalah pokok dan sentral.

Entahlah pikiranku kembali berjalan............

Kucari keterangan-keterangan dari orang yang lain,

kucari keterangan-keterangan dari literatur-literatur,

Dan tampaklah,

Sebenarnya ada dua golongan besar di dalam ajaran Kejawen atau Kebatinan.

Satu,

yang sebenarnya merupakan murid-murid para wali di tanah jawa ini, yang mengerjakan ajaran Islam dengan lebih dekat dengan kebudayaan Jawa. Kadangkala ini kita sebut Kejawen atau Kebatinan juga.

Dua,

Adalah anak turun ajaran dari pengikut Syech siti Jenar,

Mulai Sabdo Palon sampai sekarang.

Orang-orang kebatinan atau Kejawen ini, yang kenyataannya memang tidak menjalankan syariat ajaran Islam sebagaimana mestinya.

Tapi satu hal yang perlu kita acungi jempol,

Mereka adalah ahli tirakat,

Sehingga kalau berbicara dengan orang-orang ini masalah pengalaman spiritual yang aneh-aneh,

Sudah-lah, mereka lebih banyak pengalaman di masalah itu.

Mulai urusan keris, batu-batuan, mantra-mantra, alam jin,

keajaiban-keajaiban, lintasan cahaya dari langit, dan lain sebagainya.

Satu contoh, yang pernah disampaikan kepadaku oleh beliau,

Yaitu ilmu "Pati geni",

7 hari puasa mutih, di hari terakhir tidak boleh tidur, dan "pati geni", atau memadamkan semua lampu atau sinar yang ada.

Maka pada waktunya, akan hadir dihadapan kita persis diri kita sendiri, tapi ukurannya agak kecil.

Dan biasanya kita kemudian ditanya, "apa yang kita inginkan".

Bila kita menjawab, maka diberinyalah kita apa yang kita minta,

misal, kekebalan, kesaktian, dll.

Jangan keliru paham, ini bukan jin, bukan pula malaikat, tetapi sebenarnya memang ini adalah diri kita sendiri. (4 dulur) atau saudara kita dari yang 4.

Kelak dikemudian hari barulah kupahami bahwa itu didalam Islam dinamakan Jisim Latif. Atau jasad halus kita.


Bertemu dengan orang kebatinan 2

Sudah di kota S kujalani beberapa lama, sampai satu ketika,

ada seminar masalah Keris di sini.

Dihadiri oleh salah satu tokoh politik dan sekaligus tokoh kebatinan di Indonesia,

dan beberapa orang yang terlihat sepuh di masalah kebatinan.

Setelah acara seminar tentang keris selesai, di akhir session, dengan lesehan, orang-orang pada berkumpul, berdiskusi, omong-omongan dengan tokoh-tokoh kebatinan tersebut.

Aku mengikutkan diri di situ.

Di situlah, cerita-cerita tentang ketinggian ajaran kebatinan disampaikan.

Baikpun oleh satu tokoh sentral itu,

maupun oleh tokoh-tokoh tua di situ yang aku tidak mengenalnya satu persatu.

Tapi sedikit mengecewakan aku,

kenapakah cerita-cerita mereka seputar pengalaman spiritual mereka, yang aneh-aneh ???????

Khok rasanya hanya itu dunia mereka.

Kenapakah ketinggian suatu ilmu diukur dengan kesaktiannya ????

Tapi yang agak menggelikan adalah.....

Tokoh sentral kebatinan itu sendiri ternyata tidak mampu mengendalikan keris yang dimilikinya. Dia bercerita sendiri tentang itu.

Aku jadi teringat pemikiranku di SD dulu,

Bahwa manusia adalah makhluk yang mulia,

derajatnya melebihi semua makhluk,

bahkan malaikatpun tunduk bersujud kepada Adam.

Tapi kenapa dengan keris yang memang (katanya) ada isinya itu, manusia bisa kalah ????

Lha ini khok ndak cocok rasanya ???

Mestinya manusia-lah yang memerintahkan si keris, atau memerintahkan makhluk lain, atau memerintahkan malaikat, dlsb ???

Dari situlah, aku mulai berpikir,

di dalam ajaran Islam disampaikan bahwa Manusia itu makhluk yang mulia,

yang derajatnya melebihi seluruh makhluk dan seluruh alam yang diciptakan oleh Alloh SWT.

Lha tapi di Kebatinan ini khok ada manusia kalah sama kerisnya sendiri ???

Maka,

Dari pertemuanku dengan beberapa tokoh kebatinan itu, dan sebelum itu, kemudian dengan proses pikir dan rasa yang mencukupi selama beberapa waktu, membukakan pikiranku bahwa menurutku, Islam masih lebih tinggi ajarannya dibandingkan dengan kebatinan atau kejawen.

Pulang dari seminar, lewat beberapa hari,

Takdir mendamparkanku kembali untuk bertemu dengan orang kebatinan.

Tapi kali ini agak lain.

Aku tidak sempat bercakap-cakap dengan beliau,

Hanya dipinjami satu buku.

Ketikan beliau sendiri,

Sebuah dialog antara beliau dengan Alloh (katanya).

Masih tersimpan dengan rapi fotokopian dialog tersebut.

Sampai sekarang masih kusimpan.

Setelah begitu menerima aku pelajari,

Dan tiap kali aku bertanya pada diriku sendiri,

Benarkah beliau berdialog dengan ALloh secara langsung ????

Jangan-jangan tipuan.....

Jangan-jangan bukan Alloh...

Jangan-jangan hanya Malaikat Jibril,

Jangan-jangan hanya malaikat saja,

Jangan-jangan bukan dengan Alloh,

jangan-jangan hanya tipuan Iblis yang menyaru saja,

jangan-jangan hanya bisikan jin perikayangan saja.....

Seabrek pertanyaan-pertanyaan itu kusingkirkan,

dengan menghormati keyakinan beliau,

aku mulai membaca dialog beliau dengan Alloh (?)

Kucocokkan dengan apa yang ada di Qur`an,

Subhanalloh.......

Seolah tidak ada yang bertentangan dengan Qur`an.....

menurut pemahamanku waktu itu.......

Mungkin saja Alloh telah berdialog dengan beliau beneran,

Mungkin saja beliau telah berdialog langsung dengan Alloh,

Kubaca berulang-ulang dialog itu,

Maka disitulah, baru tampak kedalaman dari si penulis.

Aku tetap tidak berani ngeklaim bahwa orang tersebut tidak berdialog dengan Alloh, maupun sebaliknya, akupun tidak berani ngeklaim bahwa orang tersebut bener-bener berdialog dengan Alloh,

Tapi mayoritas kebenaran-lah yang ada,

kukatakan mayoritas,

karena ternyata, beberapa hal secara pemahaman, masih kutemui

kejanggalan-kejanggalan,

atau perbedaan-perbedaan dengan masalah iktiqod ajaran Islam.

bagi yang mau kopian dialog orang tersebut dengan Alloh, masih ada di saya.....



Bertemu guru ke IV

Di sebuah kota, jauh dari kota Metropolis,

perjalanan kurang lebih satu setengah jam,

kutempuh juga untuk mencari ilmu,

Seorang sosok yang tampak tenang, pendiam,

tidak terlalu serius,

dan tidak terlalu santai,

Biasa, rapi, berjas, bersepatu,

kadang memang hanya memakai sarung saja dengan baju kaos.

Dari beliaulah,

ajaran-ajaran yang rumit dari ajaran tasawuf kuperoleh,

Masalah peningktan daya ketuhanan,

Masalah peningkatan kesadaran,

Masalah keseimbangan Jasmani dan Ruhani,

Rahasia-rahasia di dalam sholat,

Ayat nur, Martabat tujuh,

Mengenal dan memerintahkan pasukan Alloh,

Para malaikat, alam semesta, dan masih banyak lagi yang tidak bisa kusebutkan satu persatu di sini.

Di sinilah aku terbengong-bengong menyaksikan,

begitu tingginya ajaran Islam.

Satu contoh,

begini keterangannya, Alloh Maha Ghoib.

Antara jasmani kita dengan Alloh itu berpuluh juta lapis keghoiban.

Antara Nabi Muhammad yang diantar oleh Jibril, sampai Jibril tidak sanggup mengantarnya kembali, itu masih ada 70.000 lapis keghoiban menuju Alloh.

Bisa dibayangkan, jarak 70.000 lapis keghoiban itu oleh Jibril dikatakan,"Seandainya sejengkal saja aku melangkah ke batasan ini, niscaya aku akan lenyap dan tidak bisa kembali lagi. Maka Muhammad berjalanlah sendiri engkau tanpa aku dari sini menuju Alloh, Alloh sudah memperjalankanmu."

Nah, Apa-apa yang pernah kualami pada waktu aku berguru dalam hal ilmu fisik, adalah murni ajaran untuk meningkatkan daya fisik.

Kemudian, begitu aku dulu beranjak untuk meningkatkan ilmu tenaga dalam, maka masuklah aku ke dalam ilmu fisik yang halus.

Itulah tingkat keghaiban yang awal.

Tingkat keghaiban di atasnya sedikit adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu yang menampakkan keanehan-keanehan, keajaiban-keajaiban, yang masih dapat ditangkap oleh panca indra.

Misal, ada orang bisa mengeluarkan api dari tangannya, bisa berjalan di atas air, bisa terbang, dll, itu adalah tingkat keghoiban yang sedikit di atas tingkat keghoiban awal.

Yang dayanya sedikit di atasnya, maka akan nampak kemampuan perubahan di alam semesta ini, perubahan kejadian alam, tapi masih dapat ditangkap oleh panca indra.

Contoh tingkat keghoiban yang jelas di atasnya adalah, yang tidak bisa ditangkap panca indra.

Contoh,

"Susah" itu ada kenyataannya, tapi tidak bisa diceritakan melalui bahasa panca indra,

"Senang" juga ada kenyataannya, tapi tidak bisa ditangkap oleh panca indra, itu adalah contoh yang sederhana untuk keghoiban yang agak tinggi.

Sebab itulah, biarkanlah orang yang terjebak dalam keghoiban tingkat awal, asalkan kita tidak terjebak di situ.

Silahkan engkau ajaak-ajak berdakwah, tapi janganlah memaksa,

kalau seseorang itu masih senang bergelimang dengan tingkat keghoiban yang rendah, biarkan saja.

Sampai kapankah engkau akan sampai pada tujuanmu yaitu Alloh semesta alam. Kalau engkau masih tergoda dengan segala macam permainan ini.

Perjalanan masih jauh.........

ingatlah itu........


Bertemu dengan thoriqoh- thoriqoh lain

Jika ada 1000 kepala,

Maka akan ada 1000 tafsiran Qur`an,

Jika ada 1000 pemikir dan penafsir,

Maka jangan disalahkan bila akan ada 1000 arti dari satu ayat.

Setiap orang bisa saja memakai dalil-dalil Qur`an dan Hadits Nabi,

Jangankan orang Islam sendiri,

antara golongan dalam Islam,

Bahkan non Islam-pun yang hafal Al-Qur`an, Hadits, dan kitab-kitab kuning-pun banyak.

Kebenaran ternyata sulit untuk di buktikan.

Secara perlahan-lahan, melalui praktek-praktek kenyataan, kutempuh juga pembuktian kebenaran itu.

Satu ketika, pernah ku bertemu dengan seorang tokoh, seorang yang rajin beribadah malam, dzikir, puasa,

Kupelajari apa-apa yang diajarkan olehnya,

Sungguh hebat,

Dalam waktu singkat, setiap orang diproses untuk berhadapan dengan kebenaran,

Tiap hari ditarget untuk memproses diri,

tiap malam tahajud tak pernah lupa,

Hanya masalah keseimbangan yang tidak kucocoki.

Keseimbangan antara proses diri tiap individu yang bersifat evolusi, dihadapkan dengan proses revolusi dalam ruhani.

Aku merasakan ketidak cocokan.

Kutinggalkan pengajian ruhani itu.

Aku berjalan lagi bersama seorang teman,

Kuperkenalkan padanya,

seorang guru yang relatif masih muda,

Tiap hari puasa,

tidak lagi puasa sehari, kemudian berbuka, tidak,

tetapi tiap hari berpuasa.

Engkau yang tidak memahami bisa saja menyalahkan,

Aku sendiri tidak berani menyalahkannya,

Jalan yang di aku sendiri tidak kucocoki.

Kutinggalkan pengajian itu,

sementara temanku sampai sekarang masih tetap belajar di pengajian tersebut.

ya....12 tahun lamanya sampai sekarang,

Beliau temenku masih tetap menjaga puasanya tiap hari sampai sekarang......

Salut untuk beliau.

Teori-teori sedikit demi sedikit kutambahkan untuk kemudian kutinggalkan.

Adu dalil-adu dalil sedikit demi sedikit kutinggalkan.

Qur`an adalah peta,

Qur`an adalah petunjuk,

hudalinnas,

hudalilmuttaqin,

Bagaimanakah seandainya sudah sampai di tujuan ?????

Perlukah lagi petunjuknya ?????

he..he..he...jangan disalah pahami......sulit yaa........

ngaji tasawuf.......

Ibarat peta, tujuan tiap-tiap ayat ada, sehingga tiap saat, Qur`an tetap kita perlukan untuk menunjukkan arah jalan kita.

Qur`an adalah kumpulan kesimpulan dari proses ruhaniyyah Nabi Muhammad,

Sekarang kita memilikinya,

berarti itu akan memudahkan jalan kita.

Tidak malukah engkau bila menggunakan ayat-ayat-Nya ???

Hanya sekedar agar pendapatmu dipercaya oleh orang lain ?????

Apalah artinya bagi orang yang sudah mengalami ????

Apalah artinya bagi orang yang sudah merasakan ????

Apalah artinya bagi orang yang sudah mencapai ????

Kalau hanya dalil-dalil mati yang kau pergunakan.!!!

Berhati-hatilah...............

Perjalananmu masih jauh,

Jangan kau terjebak di sini.............

Kembalilah hijrah dan berjalan..................

Muhammad menantimu........

Jibril terus mengantarkanmu...................

Alam semesta membantumu.............

Jangan pindahkan tujuanmu ke yang lebih rendah........

ALLOH adalah tujuanmu............



 [11]

Bertemu dengan thoriqoh-thoriqoh lain II

Satu ketika pernah, aku bertemu,

Seorang murid dari thoriqoh lain.

Yang juga sama sepertiku......

Mencintai yang namanya kebenaran dimanapun adanya.

Mulailah keterangan-keterangan kuberikan pada rekan-rekannya yang membutuhkan.

Semua senang, semua bisa memahami,

Tapi.......

Penyakit lama kambuh juga,

Para senior di dalam thoriqoh tersebut tidak bisa menerimanya,

Seorang yang diluar thoriqohnya telah berani-beraninya memberikan pengertian-pengertian,

pemahaman, pemahaman. Seolah keseniorannya tidak kuanggap.

He...he...he....begitulah kenyataannya,

kekuatan golongan menyebabkan kesempitan dalam berpikir,

Aku di datangi 4 orang dari seniornya...

Bangun tidur tidak terus mandi......

tapi terus diskusi dengan adu kebenaran,

maunya mereka .........

Tapi apalah artinya kalau yang diinginkan adalah menang kalahnya suatu pendapat ??????

Ndak ada artinya buat aku,

Lebih baik sekalian saja ........

Kupertanyakan pada mereka hal-hal yang memang belum pernah masuk dipemikiran mereka............

he..he..he....

"Engkau menyembah siapa ?" tanyaku,

"Alloh " jawabnya.

he..he..he...

"sama kayak jawabannya orang kafir ", kataku lagi......

mereka emosi......

"orang kafir itu tidak percaya pada Alloh, mereka tidak menyembah ALloh", tangkis mereka...

he..he..he...kubuka al Qur`an, kusuruh mereka membaca sendiri,

"Jika engkau bertanya pada orang kafir (Quraisy) siapakah tuhan mereka, mereka akan menjawab Alloh, yang menciptakan langit dan bumi".

"Kalau begitu", kata mereka,

"Aku menyembah Alloh yang menciptakan aku dari tanah"

"He...he..he...kayak omongannya Iblis", kataku lagi

mereka tambah emosi,

Kubukakan Qur`an, kusuruh mereka membaca sendiri

"Iblis mengatakan, bukankah Engkau menciptakan aku dari Api, sedang Adam dari tanah ?"

"Lalu"...kata mereka......

"Apa ada orang yang tidak menyembah Alloh ?" tanya mereka.

" Ada", jawabku.

"Siapa" kata mereka lagi

he...he...he....

"Aku tidak menyembah ALLOH", kataku agak keras.

Logika mereka pusing....

akal tidak mau menerima.....

Kebenaran yang sulit diterima tapi kok ndak bisa mbantah.....

he..he..he..

Biarlah.....ndak ada artinya buat diriku.....

Kalau mereka mau mengerti.....

keuntungan sebenarnya adalah buat mereka sendiri.



kutinggalkan mereka untuk pergi kebelakang.

Aku mandi pagi....

alangkah menyegarkannya air pagi hari............





Selesai bagian ke dua.

Bertemu sang Guru.

Pertemuanku dengan sang Guru,

kalau saya pikir-pikir lagi sungguh aneh,

Bagimana tidak aneh,

Aku sama sekali tidak pernah memimpikan bertemu dengan orang seperti beliau,

tapi kenyataannya kok ketemu......

Tidak akan ada kata yang bisa kupakai untuk menggambarkan beliau,

Tidak ada kata indah yang dapat mewakili beliau,

Hanya satu saja yang dapat kusampaikan,

"Akhlakul Karimah".

Beliaulah yang mengajarkan padaku hakekat Muhammad,

Beliaulah yang mengajarkan padaku hakekat Makrifat,

Beliaulah yang mengajarkan padaku hakekat Tauhid..,



Ya...dari beliaulah aku belajar Tauhid yang dalam kenyataannya sungguh sangat rumit.



dari beliaulah aku belajar untuk mengenal para malaikat,

Jibril, Mikail, Isrofil, Izro`il,

yang kemudian harus kutinggalkan.

dari beliaulah aku mengenal beliau,

untuk kemudian harus kutinggalkan.

dari beliaulah aku belajar mengenal para auliya, ulama, syuhada, para mukmin,

yang kemudian harus kutinggalkan,

dari beliaulah aku belajar mengenal sahabat-sahabat Nabi Muhammad dan ahli bait beliau yang suci-suci,

untuk kemudian harus kutinggalkan,

dari beliaulah aku mengenal para Nabi seluruh Nabi,

untuk kemudian juga harus kutinggalkan,

dari beliaulah aku mengenal Muhammad,

untuk kemudian juga harus kutinggalkan.

ndak ada artinya aku mengkultuskan beliau sang Guru, karena kenyataan yang diajarkan padaku melebihi segala apa yang pernah di dengar oleh telinga, dipandang oleh mata, dirasa oleh indra perasa, dibaui oleh indra pembau dan dikecap oleh indra pengecap.

Beliaulah yang mengajarkan kepadaku memerdekakan diri dari penjara-penjara, sangkar-sangkar burung yang sekarang kuhuni.

ilmu yang sudah kuperoleh tidak pantas dibandingkan dengan sang Guru.

ibarat bumi paling dasar, dan langit paling atas,

yaa...itulah ibarat yang dengan sebenarnya dapat kusampaikan,

ilmu yang sudah kuperoleh selama ini, dengan ilmu beliau,

sungguh,

bak satu tetes air dibandingkan samudra lautan tanpa tepi,

bak sebutir pasir dibandingkan dengan pasir di lautan padang pasir.

Kuhentikan penyampaian ini untuk menghindari kamu berpikir yang bukan-bukan terhadap sang Guru.

Mungkin saja engkau berpikir aku mengkultuskan sang Guru,

mungkin saja engkau berpikir aku memuja sang Guru,

Mungkin saja engkau berpikir aku terlalu meninggikan sang Guru.

Silahkan saja engkau berpendapat demikian.

Sesungguhnyalah sang Guru adalah manusia biasa,

yang telah mampu mencontoh Muhammad sang Nabi-Nya.

Selesai bagian kedua.......

1 komentar: