Senin, 04 Maret 2013

BERFIKIR DAN MERENUNG


Berpikir dan merenung (1)
(Adz-Dzariyat : 21)
“Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada dirimu”
Izinkanlah diri anda untuk fokus sesaat,
(Maksudnya : tetap membaca, sambil membayangkan dan merasakan, apa yang ada dipikiran dan perasaan anda)
Rasakan apapun yang ada di hati anda saat ini.
Biarkanlah pikiran-pikiran anda.., perasaan-perasaan anda..,
atau ceritera-ceritera yang berkeliaran di kepala anda untuk hadir seutuhnya.
izinkanlah mereka untuk ada bersama anda sejenak hingga bacaan ini usai.
Fokuslah pada apa yang anda pikirkan, yang sedang anda bahas di kepala anda saat ini, dan rasakanlah bagaimana perasaan anda mengenai hal itu saat ini.
Bisakah anda menerima saja perasaan itu saat ini, secara terbuka seutuhnya di hati anda?
Namun sebelumnya, tahukah anda dari manakah perasaan itu muncul?
dan apakah keinginan yang mendasarinya?
Apapun alasan yang ingin anda berikan, bisakah anda mengizinkan diri anda untuk MELEPASKANNYA?
Fokus kembali pada hal-hal yang sedang anda pikirkan, dan lihatlah apakah ada sesuatu dari hal itu yang menimbulkan rasa tidak suka di hati anda saat ini?
Anda mungkin tidak suka dan ingin merubahnya?
Atau anda tidak suka dan tidak ingin merubahnya?
Atau mungkin ada bentuk-bentuk ketidaksukaan yang lain dalam benak anda?
Munculkan semua perasaan-perasaan yang membuat anda tidak suka itu.
Bisakah anda izinkan sejenak diri anda, untuk sepenuhnya merasakan kembali rasa ketidaksukaan itu?
Dan kemudian bisakah anda izinkan diri anda untuk MELEPASKAN semuanya?
Tidak suka = penolakan = mendorong kenyataan
“Yang terjadi ketika anda mendorongnya adalah dia akan mendorong balik pada anda.”
Penolakan mengatakan = Bahwa kita tidak bisa menerima hal itu apa adanya, namun ketika kita menolak sesuatu berarti kita membuat hal itu semakin jelas pada kita.
Apa yang tidak kita sukai akan semakin kita rasakan kehadirannya,
Karena rasa tidak suka yang mendominasi alam pikiran kita = kita meminta kehadirannya untuk datang kepada kita = apa yang diminta pasti di kabulkanNya
Karena permintaan “doa” bukan dari kata-kata yang kita ucapkan saja, namun dari nuansa yang kuat yang ada dipikiran itulah yang sangat berpotensi jadi kenyataan, walau tidak di ucapkan sama sekali.
“Aku bagaimana prasangka hambaku terhadap-Ku”
karena itu lihatlah :
Apakah ada sesuatu di pikiran anda yang menimbulkan rasa tidak suka dihati anda?
Bisakah anda izinkan sejenak diri anda untuk merasakan ketidaksukaan itu?
Dan kemudian bisakah anda MELEPASKANNYA, untuk selamanya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar