Berpikir dan
merenung (1)
(Adz-Dzariyat
: 21)
“Pikirkan
dan renungkan apa yang ada pada dirimu”
Izinkanlah
diri anda untuk fokus sesaat,
(Maksudnya :
tetap membaca, sambil membayangkan dan merasakan, apa yang ada dipikiran dan
perasaan anda)
Rasakan
apapun yang ada di hati anda saat ini.
Biarkanlah
pikiran-pikiran anda.., perasaan-perasaan anda..,
atau
ceritera-ceritera yang berkeliaran di kepala anda untuk hadir seutuhnya.
izinkanlah
mereka untuk ada bersama anda sejenak hingga bacaan ini usai.
Fokuslah
pada apa yang anda pikirkan, yang sedang anda bahas di kepala anda saat ini,
dan rasakanlah bagaimana perasaan anda mengenai hal itu saat ini.
Bisakah anda
menerima saja perasaan itu saat ini, secara terbuka seutuhnya di hati anda?
Namun
sebelumnya, tahukah anda dari manakah perasaan itu muncul?
dan apakah
keinginan yang mendasarinya?
Apapun
alasan yang ingin anda berikan, bisakah anda mengizinkan diri anda untuk
MELEPASKANNYA?
Fokus
kembali pada hal-hal yang sedang anda pikirkan, dan lihatlah apakah ada sesuatu
dari hal itu yang menimbulkan rasa tidak suka di hati anda saat ini?
Anda mungkin
tidak suka dan ingin merubahnya?
Atau anda
tidak suka dan tidak ingin merubahnya?
Atau mungkin
ada bentuk-bentuk ketidaksukaan yang lain dalam benak anda?
Munculkan
semua perasaan-perasaan yang membuat anda tidak suka itu.
Bisakah anda
izinkan sejenak diri anda, untuk sepenuhnya merasakan kembali rasa
ketidaksukaan itu?
Dan kemudian
bisakah anda izinkan diri anda untuk MELEPASKAN semuanya?
Tidak suka =
penolakan = mendorong kenyataan
“Yang
terjadi ketika anda mendorongnya adalah dia akan mendorong balik pada anda.”
Penolakan
mengatakan = Bahwa kita tidak bisa menerima hal itu apa adanya, namun ketika
kita menolak sesuatu berarti kita membuat hal itu semakin jelas pada kita.
Apa yang
tidak kita sukai akan semakin kita rasakan kehadirannya,
Karena rasa
tidak suka yang mendominasi alam pikiran kita = kita meminta kehadirannya untuk
datang kepada kita = apa yang diminta pasti di kabulkanNya
Karena
permintaan “doa” bukan dari kata-kata yang kita ucapkan saja, namun dari nuansa
yang kuat yang ada dipikiran itulah yang sangat berpotensi jadi kenyataan,
walau tidak di ucapkan sama sekali.
“Aku
bagaimana prasangka hambaku terhadap-Ku”
karena itu
lihatlah :
Apakah ada
sesuatu di pikiran anda yang menimbulkan rasa tidak suka dihati anda?
Bisakah anda
izinkan sejenak diri anda untuk merasakan ketidaksukaan itu?
Dan kemudian
bisakah anda MELEPASKANNYA, untuk selamanya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar