“ A L H A M
D U “
ﺍ
= Hakekat niat = Subuh = Syahadat = Rahasia = Nabi Adam = Innashalati =
Qulhuawallahu ahad.
ﻞ =
Hakekat berdiri = Dzohor = Sholat = Dzat = Nabi Ibrahim = Wanusuki =
Allahussamad.
ﺡ =
Hakekat ruku = Ashar = Puasa = Sifat = Nabi Nuh = Wamahyaaya = Lamyalid
walamyuulad.
ﻡ =
Hakekat sujud = Magrib = Zakat = Asma = Nabi Musa = Wamamaati = Walamyaqullahu.
ﺪ =
Hakekat duduk antara dua sujud = Isa = Haji =Af’al = Nabi Isa = lillahi rabbil
alamin = Qufuan ahad.
.
.
ALHAMDU =
Nur Muhammad = Sumber segala kejadian Alam ini
.
Telah
diisyaratkan dalam Al-Quran dengan kata “Nurun ala Nurin” = Nur
yang hidup dan menghidupkan
(Maksudnya :
Nur yang di Agungkan dan dibesarkan di Alam semesta ini, yang hidup dan maujud
pada tiap-tiap yang hidup dan yang ujud di Alam semesta)
Inilah
Kebesaran Hakekat Muhammad yang sebenar-benarnya, yang dipuji dengan
kalimah “ALHAMDU”
.
.
“ALHAMDU =
Kesempurnaan tajalli NUR MUHAMMAD”
.
Tajjalinya
dalam diri yang Batin adalah :
.
ﺍ
(Alif) = Al Haq = Ke-Esa-an = Kebesaran Nur Muhammad, tajjalinya =
Roh bagi kita.
ﻞ
(Lam) = Latifun = Kesempurnaan Nur Muhammad, tajallinya = Nafas
bagi kita,
ﺡ (Ha) = Hamidun
= Kesempurnaan Berkat Nur Muhammad, tajallinya = Hati, Akal, Nafsu
Penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa bagi kita.
ﻡ
(Mim) = Majidun = Kesempurnaan Safa’at Nur
Muhammad, tajallinya = Iman, Islam, Ilmu, Hikma bagi kta.
ﺪ
(Dal) = Darussalam = Kesempurnaan Nikmat Nur
Muhammad, tajallinya = Kulit, Bulu, Daging, Urat, Tulang, Otak, Sumsum
bagi kita.
.
Tajallinya
pada diri yang Dzahir adalah :
.
ﺍ (Alif) = kepala bagi
kita,
ﻞ
(Lam) = dua tangan bagi kita,
ﺡ
(Ha) = badan bagi kita,
ﻡ
(Mim) = pinggang bagi kita
ﺪ
(Dal) = dua kaki bagi kita.
.
.
Yang
di-Esa-kan dengan ASYAHADU = ALHAMDU yaitu :
.
ﺍ (Alif) = Al-Haq
= Yang di-Esa-kan dan yang dibesarkan di sekalian Alam semesta.
ﺶ (Syin) =
Syuhudul Haq = Yang diakui bersifat Ketuhanan dengan sebenar benarnya.
ﺡ
(Ha) = Hadiyan Muhdiyan ilal Haq = Yang menjadi petunjuk
kepada jalan/Agama yang Haq.
ﺪ
(Dal) = Daiyan ilal Haq = Yang selalu memberi Peringatan kepada
jalan/Agama yang Haq.
.
.
ALHAMDU
= “Alhayyaatu Muhammadu” = kesempurnaan tajjalli Nur Muhammad.
.
Bahwa :
ADAM = Nama
Syariat = Nama Hakekat = Nama kebesaran bagi kesempurnaan tajjali Nur Muhammad,
MUHAMMAD
= Nama ke-Esa-an yang menghimpun nama Adam + nama Allah
.
Bahwa :
(Adam
daminnya ‘Hu’) = (Muhammad daminnya ‘Hu’) = (Allah daminnya ‘Hu’)
Sedangkan,
‘Hu’ makna Syariat = Dia seorang laki-laki
‘Hu’
makna Hakekat = Esa = Tiada terbilang-bilang
.
Isyarat ‘Hu’
dalam Al-Quran :
“Huwal
hayyun qayyum” = yang hayyun awal, dan tidak ada permulaannya.
“Huwal
aliyyil adzim” = yang bersifat dengan sifat-sifat kesempurnaan lagi
maha besar.
“Huwal
rahmanur rahim” = yang bersifat rahman dan rahim.
“Huwal
rabbul arsyil karim” = yang memiliki Arasy yang maha mulia,
(ARASY =
Nama kemuliaan diri Nabi kita yang sebenar benarnya = Nama majazi bagi
sesuatu tempat = Suatu alam gaib yang dimuliakan)
.
Bahwa :
Yang bernama
ABDULLAH itu adalah Nabi kita yang bernama MUHAMMAD itu sendiri.
Abdullah =
Muhamad = Penghulu sekalian Alam
.
Semuanya
nama-nama yang mulia, dilangit dan dibumi itu adalah nama-nama kemuliaan dan
kesempurnaan dari tajalli NUR MUHAMMAD itu sendiri, dan menjadi nama
majazi pada tiap tiap wujud yang dimuliakan pada alam ini.
.
IsyaratNya
dalam Al Qur’an :
“Wahuallazi
lahu fiisamaawati wafil ardhi illahu”
“Dan Dialah
yang sebenar benarnya memiliki sifat sifat Ketuhanan yakni sifat kesempurnaan
yang ada dilangit dan sifat kesempurnaan yang ada di bumi”
.
“Lahul
Asma’ul Husna”
“Hanyalah
Dia yang sebenar benarnya memiliki nama nama yang mulia dan yang terpuji yang
telah maujud pada semesta alam ini”.
.
Bahwa :
“Hakekat
kebesaran Nur Muhammad itu meng-himpun-kan 4 jenis alam, yaitu :
1. Alam
HASUT = Alam yang terhampar di langit dan bumi dan segala isinya.
(Maksudnya
: Hasut pada diri kita = Anggota jasad, Kulit, Daging, Otak, Sumsum,
Urat, Tulang)
2. Alam
MALAKUT = Alam gaib bagi malaikat-malaikat
(Maksudnya
: Malakut pada diri kita = Hati, Akal, Nafas, Nafsu,
Penglihatan, Pendengaran, Penciuman, Perasa dan sebagainya)
3. Alam
JABARUT = Alam gaib bagi Arasy, Kursi, Lauhul Mahfudz, Surga,
Neraka
(Maksudnya
: Jabarut pada diri kita = Roh, Ilmu, Hikmah, Fadilat, Hasanah yaitu
segala sifat yang mulia dan terpuji)
4. Alam
LAHUT = Alam gaibul gaib kebesaran Nur Muhammad
(Maksudnya
: Lahut pada diri kita = Batin tempat Rahasia, Iman, Islam, Tauhid
dan Makrifat)
.
(Maksudnya
lagi : 4 Alam diatas = Wujud kesempurnaan tajalli Nur Muhammad = terhimpun
kepada kebenaran wujud diri Rasulullah yang bernama Insanul Kamil)
.
.
Hal ini menjadi
berkah dan “Faidurrabbani” yakni kelebihan bagi tiap tiap mukmin yang
ahli tahkik, bahwa mereka itu adalah “Wada syatul Ambiya” yakni
mewarisi kebenaran batin nabi nabi dan rasul rasul dan mukmin yang tahkik
itulah yang dinamakan Aulia Allah, namun kebanyakan mukmin itu tidak mengetahui
bahwa dirinya adalah Aulia yang sebenarnya.
.
bahwa :
Muhammad itu
ada dua rupa atau dua makna :
1. Muhammad
yang bermakna Qadim Azali = diri Muhammad yang pertama, yang tidak kenal
mati selama lamanya.
(Maksudnya :
Muhammad diri yang pertama = yang awal Nafas + yang akhir Salbiah + yang
dzahir Ma’ani + yang batin Ma’nawiyah)
2. Muhammad
yang bermakna Muhammad Bin Abdullah = Insanul Kamil yang mengenal mati.
(Maksudnya :
Muhammad diri yang kedua = yang bersifat manusia biasa, yang berlaku
padanya “Sunnatu Insaniah” yaitu “Kullu nafsin zaikatul maut” namun
jasad Nabi kita adalak Qadim Idhofi = tiada rusak, selama-lamanya di kandung
bumi)
“Innallaha
azza wajalla harrama alal ardhi aiya kulla azsadal ambiya”
“Bahwasanya
Allah Ta’ala yang maha tinggi telah mengharamkan akan bumimenghancurkan jasad
para nabi nabi”
.
.
Ingat hal
dibawah ini baik-baik :
.
Agar
pemahaman ini tidak sama seperti pemahaman yang ada pada paham-paham yang lain
diluar ini, maka perlu kita tetapkan dahulu paham kita sebagai berikut :
.
1. Bahwa
Nabi kita Muhammad, yang Muhammad itu adalah manusia biasa seperti kita,
hanyalah dilebihkan Ia dengan derajat ke-Rasul-an.
.
2. Bahwa
tiap-tiap manusia itu sendiri, baik pada hukum aqli maupun hukum naqli,
mempunyai dua macam diri yakni Diri pertama = Diri Hakiki = Rohani, dan Diri
kedua = Diri Majazi = Jasmani, Dan diri yang kedua atau diri jasmani
itulah kemuliaan bagi Rasulullah maka dinamakan Insanul Kamil.
.
3. Bahwa
diri Hakiki yang bermakna Rohani itulah yang bernama Muhammad. Dialah yang
Qadim Azali, Qadim Izzati, Qadim Hakiki, itulah makna yang dirahasiakan yang
menjadi ke-Esa-an segala sifat kesempurnaan yang 99.
Jalannya
kebesaran wujud Roh Nabi kita itulah yang diisyaratkan oleh kalimah“Huallah” jadi
makna Muhammad itu Tahkiknya adalah “Ainul Hayyat” yakni wujud sifat
yang hidup dan yang menghidupkan.
Maka itu
juga yang diisyaratkan dengan kalimah “Laa illaha illallah” dan yang
dibesarkan dengan kalimah “Allahu Akbar” dan yang dipuji dengan
kalimah“Subbhanallah walhamdulillah” dan sebagainya lagi.
Itu juga
yang dipuji dengan “ALHAQ QULHAQ” oleh seluruh malaikat-malaikat
Mukarrabin.
.
4. Bahwa
diri Majazi yang bermakna Jasmani itulah yang bernama Insanul Kamil.
Muhammad
majazi = Muhammad yang kedua yang menempuh Al-Maut namun jasad
Nabi itu adalah Qadim Idhofi.
Jasad Nabi
kita itulah diisyaratkan oleh ayat Al-Quran “Barakallahu fii wujudil
karim” = “Maha sempurnalah sifat Allah pada kedzahiran wujud yang sebaik
baik rupa kejadian itu”.
Hadist Qudsi
= “ Dzahiru Rabbi wal batinu abdi” = Kedzahiran sifat
kesempurnaan Allah itu adalah maujud pada hakekat kesempurnaan seorang hamba
yang bernama Muhammad Rasulullah itu. = maujud dengan rupa Insanul
Kamil,
maka rupa
wujud Insanul Kamil itulah yang diisyaratkan oleh Al-Quran dengan“Amfusakum” = “Wujud
Diri Kamu Sendiri”.
“Wafi
amfusakum afalaa tubsirun” = “Dan yang diri kami berupa wujud insan
itu apakah tidak kamu pikirkan”. = yang menjadi diri hakiki atau diri
pertama pada insan itu.
.
Pada
hakekatnya “diri kedua” adalah kebenaran dan kesempurnaan Roh Nabi
kita yang bernama Muhammad itu semata mata,
(Maksudnya :
Diri kedua = Insan yang kedua = Rupa Muhammad yang nyata = yang Nasut =
Kebenaran Roh Nabi kita yang bernama Muhammad yang diisyaratkan oleh Al-Quran)
“ALLAHU
NURUSSMA WATIWAL ARDHI” = Kebenaran Nur Allah itu ialah Maujud
di langit dan dibumi.
“NURUN ‘ALA
NURIN” = Nur yang hidup dan yang menghidupkan atas tiap tiap wujud
yang hidup pada alam ini,
.
Isyarat
perkataan 4 sahabat Rasulullah :
.
Saidina Abu
Bakar Siddik r.a.
ﻮﻤﺎﺮﺍﻳﺖ ﺷﻳﺎﺀﺍﻶ ﻮﺮﺍﻳﺖﺍﷲ
(Tidak aku
lihat pada wujud sesuatu dan hanyalah aku lihat kebenaran Allah semata
mata DAHULUNYA)
.
Umar bin
Khattab r.a :
“Maa ra’aitu
syaian illa wara’aitullahu ma’ahu”
(Tidak aku
lihat pada wujud sesuatu dan hanyalah aku lihat kebenaran Allah Ta’ala
semata-mata KEMUDIANNYA)
.
Usman bin
Affan r.a :
ﻮﻤﺎﺮﺍﻴﺕ ﺘﺒﻳﺎ ﺍﻶ ﻮﺮﺍﻴﺕ ﺍﷲ ﻤﻌﻪ
(Tidak aku
lihat pada wujud sesuatuhanyalah aku lihat kebesaran Allah Ta’ala
semata-mata BESERTANYA)
.
Ali bin Abi
Talib r.a :
ﻮﻤﺎﺮﺍﻴﺕ ﺷﻴﺎﺀﺍﻶ ﻮﺮﺍﻴﺕ ﺍﷲ ﻓﻴﻪ
(Tidak Aku
lihat pada wujud sesuatu hanyalah aku lihat kebesaran Allah Ta’ala
semata-mata MAUJUD PADANYA).
.
……………..
Itulah isyarat-isyarat ayat Al Qur’an ……..
.
“Wakulli
hamdulillah sayurikum aayaatihi faakhiru naha”
“Dan
ucapkanlah puji bagi Allah karena sangat nampak bagi kamu pada wujud diri kami
itu sendiri, akan tanda tanda kebesaran Allah Ta’ala, supaya kamu dapat
mengenalnya”
.
Sabda Nabi
Muhammad saw :
“Mamtalabal
maula bikhairi nafsihi fakaddalla dalalam baida”
”Barang
siapa mengenal Allah Ta’ala diluar dari pada mengenal hakikat dirinya sendiri.,
maka sesungguhnya adalah ia sesat yang bersangat sesat.
Karena
hakekat diri yang sebenarnya, baik rohani dan jasmani tidak lain adalah wujud
kesempurnaan tajalli NUR MUHAMMAD itu semata-mata.
Maka apa-apa
nama segala yang maujud pada alam ini, baik pada alam yang nyata dan alam yang
gaib adalah semuanya nama majazi bagi kesempurnaan tajalli NUR MUHAMMAD.
.
.
Adapun makna
Syahadat itu adalah :
.
“ASYHADUALLA
ILAHA ILLALLAH”
Naik saksi
aku bahwasanya Rohku dan Jasadku tidak lain, melainkan wujud kesempurnaan
tajalli NUR MUHAMMAD semata-mata.
.
“WA
ASYHADUANNA MUHAMMADARRASULULLAH”
Dan naik
saksi Aku bahwa hanya MUHAMMAD RASULULLAH itu tiada lain, melainkan wujud
kebenaran tajalli NUR MUHAMMAD yang sebenar benarnya.
.
Maka
kesempurnaan Musyahadah, Murakabah, dan Musyafahah, yakni ke-Esa-an pada diri
yaitu pada keluar masuknya Nafas..
.
Tidak ada
lagi “LAA”
Tetapi
hanya “ILLAHA”
Tidak lain
Nafsi ”ILLAHU”
Melainkan
wujud kebesaran NUR MUHAMMAD semata mata.
.
boleh sya diberi petunjuk untuk mengenal diri ini pak?mohon bantuannya pak
BalasHapusSaudaraku Dedi Allah itu teramat nyata,Insya Allah DIA membukakan pintu makrifatNYA.
Hapushttp://dzatiyahaliwuyyah.blogspot.com/
http://musafirbatin.blogspot.com/
subhanallah, saya minta bimbingan pak dalam memahami ilmu haqq ...
BalasHapussubhanallah,semoga apa yg disampaikan benar adanya dan bermanfaat bwt kita semua,menambah keimanan kita dan menjadi jalan kebenaran menuju kehadirat illahi amiin ya robbal alamiin...makasih untuk semuanya pak
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAlhamdulillah
HapusAlhamdulillah
HapusAlhamdulullag
BalasHapusSubhanallah..
BalasHapus👍
BalasHapusسبحان الله
BalasHapus