Perjalanan IV [1]
Baiklah, akan kumulai perjalananku di
Perjalanan IV ini,
yang insya alloh akan menjadi bagian
yang terakhir dari seluruh rangkaian Perjalanan yang kuceritakan kepadamu.
Jangan anggap seluruhnya benar seperti
itu adanya,
dan jangan pula kau anggap seluruhnya
adalah karanganku sendiri.
Aku hanya menyampaikan apa yang mesti
kusampaikan.
Dan aku tidak mau berbohong kepadamu.
Tariklah hikmah dari seluruh apa yang
telah kusampaikan kepadamu.
Baiklah akan kumulai,
Di dalam memproses diri,
terlebih bagi yang memang benar-benar
ingin "haqoqukoti",
"taqwa yang sebenar-benarnya
taqwa",
maka tidak akan bisa kau lalui seluruh
jalan sebelum engkau melewati pintu ini.
"GAPURA", kata orang jawa,
atau "AMPUNAN", dari Alloh Subhanahu wata`ala.
Pintu pertama adalah pintu TAUBAT.
Maka bagaimanakah engkau berharap akan
dapat menampakkan diri ??
Bila cermin yang kau miliki masih kotor
dan berdebu.
Selama engkau belum pernah memproses
diri di dalam taubatan Nasuha,
taubat pada Alloh yang sungguh-sungguh,
nonsens,
kalau engkau berkata suara hatimu sudah
menyuarakan kebenaran.
Alloh mengajarkan di dalam AL Qur`an
seperti itu.
"Innaloha yuhibutawabin wa yuhibbul
muthathohirin".
Mungkinkah debu-debu kotoran cermin
hatimu bisa bersih tanpa engkau bersihkan ???
Mungkinkah engkau membersihkan kotoran
hatimu, tanpa engkau menyadari bahwa hatimu masih kotor, bukan cuma debu-debu
yang melekat, bahkan mungkin tanah dan lumpur yang pekat.????
Bagaimanakah engkau mengaku-aku memiliki
suara kebenaran ???
Bertaubatlah semampumu, jangan rendahkan
kemampuanmu.
Bertaubatlah Nasuha, taubat yang
sungguh-sungguh.
inilah jalan pertama yang pasti akan
ditempuh oleh para pejalan.
Bagaimanakah cara di dalam bertaubatan
Nasuha ???
Kalau engkau tidak tahu caranya, maka
bertanyalah pada ahlinya,
Ingatlah,
"Tunggulah kehancuranmu bila engkau
bertanya bukan pada ahlinya".
Jika bertanya masalah ilmu Fisika, maka
bertanyalah pada ahli fisika, jangan hanya bertanya pada seorang lulusan SMA.
Jika engkau bertanya masalah Bisnis,
maka bertanyalah engkau pada seorang wiraswasta yang tiap hari bertahun-tahun,
jatuh bangun, hampir hancur lebur, bangun kembali, hampir hancur lebur bangkit
kembali.
Jika engkau bertanya tentang agama
secara syariat, maka bertanyalah pada ahli syariat.
Jika engkau bertanya tentang ilmu Fiqih,
maka bertanyalah pada ahli ilmu Fiqih.
Jika engkau ingin bertanya masalah
hikmah, maka bertanyalah pada ahli hikmah,
Jika engaku ingin bertanya tentang
ketuhanan, maka bertanyalah engkau pada ahli ketuhanan.
Apakah engkau kira proses Muhammad itu
hanya ditempuh dalam jangka waktu mingguan atau bulanan saja ?????
Kemudian hanya dalam tempo 2 minggu,
maka turunlah wahyu ?????
Subhanalloh, .........
Maha besar Alloh yang memberikan
hambanya Akal dan Hati Nurani.
Bacalah...Bacalah...Bacalah kehidupan
Muhammad,
Dengan nama Tuhanmu yang menciptakan
kamu dari segumpal darah.
Bacalah....Bacalah...Bacalah kitabmu
sendiri,
Atas nama Tuhanmu yang menciptakan kamu
dari segumpal darah.
Maka demikanlah,
AKu memulai proses diriku,
dari Guruku yang pertama.
Kemudian ketika dikumandangkan olehnya
nama-nama Yang Indah,
maka tahulah aku bahwa aku tidak
diperkenankan melepaskan ingatan dari Nya.
Proses awal,
menggosok debu-debu cermin yang ada di
hatiku,
tidak cukup hanya satu atau dua tahun,
tiap hari, tiap saat, tiap minggu, tiap bulan dan bertahun-tahun, mestilah
kutempuh dan kujaga.
Bagaimana tidak,
bila tiap hari jalan masuknya tak pernah
kita tutup dan semua kotoranpun bisa memasukinya ??
7 pintu neraka dan 8 pintu sorga,
yang kedelapan adalah tutupnya 7 pintu
neraka.
Tapi ingatlah,
sebagaimana menggosok sebuah cermin,
tatkala kamu menggosoknya terlalu
lamban, maka debu tidak akan hilang.
Tapi,
jika menggosokmu terlalu kencang,
maka cacatlah cermin itu tergores dan
justru sulit untuk bisa berkilau lagi.
Ingatlah itu.
Aku jadi teringat ketika Budha dalam
pertapaannya,
Tiba-tiba lewatlah sebuah perahu dengan
dua orang manusia di atasnya.
Yang satu guru kecapi, yang satu adalah
muridnya.
si Guru berkata,"Ingatlah, bila
tali kecapimu terlalu kendor, bagaimanakah engkau bisa memainkannya ??"
"Tapi bila tali kecapimu terlalu
kencang, maka akan mudahlah putus",
Budha Sidharta beranjak dari
pertapaannya mendengar pembicaraan itu,
untuk menempuh keseimbangan hidup.
Berbaur dengan masyarakat dan menjaga
kewajaran.
Bagi pertapa lain, yang belum sampai,
maka caci dan makilah adanya,
"Budha seorang pengkhianat"
kata mereka.
Maka pencapaian kebersihan hati dengan
di proses tiap hari dan
penjagaannya,
adalah penjagaan keseimbangan antara
yang kuat dan yang lemah,
antara yang rapuh dan yang lembek,
Maka jadilah ulet dan lentur,
seperti batang penjalin,
dan bukan seperti besi yang mudah patah
ataupun bambu yang rapuh.
Jadilah penjalin yang lentur dan ulet.
Perjalanan IV [2]
Yang kedua,
Kuperoleh dari guruku yang kedua.
Di dalam perjalanan kita nanti,
setelah datangnya yang kita sebut
KEMATIAN,
maka perlulah daya atau tenaga ekstra
atau kekuatan ekstra,
untuk menempuh perjalanannya,
agar dapatlah kiranya nanti,
benar-benar "INNALILLAHI WA INNA
ILAIHI ROJI`UN"
Ingatlah dikatakan di dalam
Qur`an,"Hidup dan matimu adalah ujian /perjalanan bagimu"
Daya atau kekuatan ekstra ini,
Baik saat kita masih hidup, maupun nanti
setelah kita sudah mati,
merupakan bahan bakar kita untuk
meneruskan perjalanan.
Ingatlah kisah tauladan Muhammad masalah
Isro`Mi`roj.
Dikatakan dalam Qur`an bahwa Muhammad di
perjalankan.......DIPERJALANKAN oleh Alloh SWT.
Memakai istilah lain,
maka Muhammad melakukan Isro` dan Mi`roj
adalah memakai Daya dan Kekuatan Ekstra dari ALLOH SWT,
atau mudahnya kita sebut sebagai Daya
dan Kekuatan Ketuhanan.
Daya atau kekuatan Ketuhanan ini, akan
bertingkat-tingkat `powernya`,
sesuai dengan lapis-lapis keghoiban yang
ada.
Ada orang yang sudah mengumpulkan daya
dan kekuatan Ketuhanannya, hanya cukup sampai di perjalanan Jasmani Kasar
(Jisim Kasyif) saja di alam Insan Kamil.
Ada orang yang sudah mengumpulkan daya
dan kekuatan Ketuhanannya, hanya cukup sampai di perjalanan
Jasamani Halus saja (Jisim Lathif) , di
alam Ajsam.
Ada orang yang sudah mengumpulkan daya
dan Kekuatan Ketuhanannya, hanya cukup sampai diperjalanan
alam Mitsal.
Ada orang yang sudah mengumpulkan daya
dan kekuatan Ketuhanannya, hanya sampai di perjalanan alam Arwah saja, atau
hanya sampai di alam Malaikat saja, atau di alam Akherat saja.
Tetapi, sebagaimana dicontohkan Nabi
Muhammad, satu ketika nanti perjalanan tidak akan sanggup lagi untuk diantar
oleh Malaikat, meskipun itu sekaliber Malaikat Jibril, sang Pemimpin malaikat.
Begitu Jibril melangkah, maka lenyaplah
ia, dan Muhammad menempuh perjalanannya sendiri. Paadahal, ditingkat itu, jarak
Muhammad dengan "Innalillahi wa innailaihi roji`un", masih ada 70.000
lapis keghoiban.
Maka ketika Daya dan kekuatan Ketuhanan
seseorang itu di atas para Malaikat, maka bisa lah dia meneruskan perjalanan
menuju dimana para Auliya, Ulama, Syuhada, Sholihin, Mukmin, Muslim `berada`.
Ada yang sampai sini sudah berhenti.
Tetapi bila Daya dan Kekuatan Ketuhanan
seseorang itu di atas `hal` tersebut, maka teruslah ia menempuh perjalanan ke
`hal` atau maqom para Sahabat, dan ahli baitnya Nabi yang Suci-suci.
Ada yang sampai disini sudah kehabisan
daya,
Maka ketika Daya Ketuhanan dan Kekuatan
Ketuhanan seseorang di atas `hal` itu, maka dapatlah ia meneruskan perjalanan
ke `tempat` nya para Nabi-Nabi atau para Rosul-rosul......di Wahidiyyah.
Ada yang berhenti di sini.
Maka ketika Daya dan Kekuatan Ketuhanan
seseorang di atas `hal` itu, maka dapatlah ia meneruskan perjalanan menuju
Muhammad....di Wahdah.
Ada yang berhenti di sini,
Maka ketika Daya dan Kekuatan Ketuhanan
Bersih, Murni, dan sampai pada "Laa haula walaa quwata ilaa billah",
maka sampailah ia pada tujuan akhir yaitu Alloh sendiri, di Ahadiyyah,
"Innalillahi wa inna ilaihi
roji`un".
Daya dan Kekuatan Ketuhanan inilah yang
kita proses selama kita berada di dunia ini, mulai kita lahir sampai kita mati
nanti.
Maka ingatlah,
Ketika engkau berbuat dosa,
sama artinya engkau merusak dirimu
sendiri dengan berkurangnya Daya dan Kekuatan Ketuhanan yang engkau miliki.
Ketika engkau beribadah pada Alloh,
sama artinya engkau menambah daya dan
Kekuatan Ketuhanan pada dirimu.
Ketika engkau melanggar perintah Alloh,
sama artinya engkau merusak diri sendiri dengan mengurangi daya Ketuhanan yang
ada dalam dirimu.
Ketika engkau menjalankan perintah
Alloh,
sama artinya engkau meningkatkan daya
Dan Kekuatan Ketuhanan dirimu sendiri.
Ketika engkau pergunakan daya dan
Kekuatan ketuhanan untuk menolong orang lain,
seperti mengobati orang lain, membantu
orang lain memecahkan masalah, menolong orang lain secara ruhaniyyah,
sama artinya engkau mengurangi Daya dan
Kekuatan Ketuhanan yang ada dalam dirimu.
Itulah sahabat, saudara semua yang saya
sayangi,
Bila engkau belum menempuh perjalanan
ini, maka jangan salahkan Alloh bila tempatmu terpaksa di neraka jahanam,
Bila engkau sudah menempuh perjalanan,
maka perhatikanlah, kira-kira,
Daya dan Kekuatan Ketuhanan yang ada
dalam dirimu, akan dapat mengantarmu sampai di mana ???
Hanya di alam Insan Kamil, di alam
Ajsam, di alam Mitsal, di alam Malaikat, atau sudah mampu sampai Wahidiyyah,
Wahdah, bahkan Ahadiyyah.
Jangan berhenti di satu `tempat`,
jangan...........
Jangan mau kau dipuaskan hanya sampai
di`tempat` para Malaikat, jangan.........
Jangan mau kau dipuaskan di `tempat`
para Auliya, Ulama, Syuhada, jangan......
Jangan mau kau dipuaskan di
`tempat`.......jangan........
Alloh-lah tujuanmu.....
WAHAI............... BELUM TIBAKAH
BAGIMU UNTUK MEMULAI,
BILA USIA SUDAH MENJELANG,
DAN JAMINAN BISA KEMBALI PADA ALLOH
BELUM ENGKAU PEGANG.
DAPATKAH ENGKAU HIDUP TENANG ?????
Perjalanan IV [3]
KESADARAN
"Maka ketika engkau telah memiliki
Daya dan KekuatanKu,
Apakah engkau kira itu sudah cukup untuk
sampai padaKu???"
Mulailah kita bicara masalah KESADARAN.
Dari guruku yang ke empat kuperoleh
pelajarannya.
1. Kesadaran yang pertama adalah
KESADARAN JASMANI,
Yaitu memandangnya kita, berpikirnya
kita, merasakannya kita adalah segala sesuatu yang masih bersifat lahiriyah
semata.
Meskipun KESADARANmu sudah mencapai
kesadaran Semesta Alam, tetapi perhatikanlah, Alam dari kata-kata Alamat, atau
petunjuk adanya Alloh, masih sebatas Kesadaran CIPTAAN, atau masih terbatas
Kesadaran yang bersifat JASAD, bisa ditangkap Panca indra. Kesadaran Lahiriyah.
Keterangan:
Misal saja pengikut Budha atau Hindu,
atau para pertapa yang merasakan nikmatnya dalam "SAMSARA", hanya
memindahkan kenikmatan JASMANI dari sesuatu yang menyenangkan Jasmani beralih
merasakan nikmat dari KESAKITAN Jasmani.
Masih terbatas pada kesadaran JASMANI.
Mayoritas Maqom manusia, ada di dalam
Kesadaran JASMANI.
KESADARAN JASMANI sendiri, tingkatannya
ada berlapis, lapis.
Ada kesadaran JASMANI KASY ada Kesadaran
Jasmani Lathif.
2. Kemudian setelah Kesadaran Jasmani
bisa engkau tinggalkan,
maka mulailah engkau masuk di dalam
KESADARAN RUHANI.
Kesadaran Ruhani ini juga berlapis,lapis
dan juga bertingkat-tingkat.
Contoh sederhana dari Kesadaran Ruhani
yang tingkat terbawah, adalah terjadi ketika engkau menyadari dengan
sebenar-benarnya sadar, bahwa engkau adalah Ruhani dan Jasmani adalah pakaian
dari ruhanimu.
Padahal, yang namanya Kesadaran, bukan
hanya sekarang menyadari hal itu, tetapi beberapa menit kemudian melupakannya,
itu bukan kesadaran, melainkan hanya ingatan saja.
KESADARAN adalah tetapnya INGATAN dalam
situasi apapun, dalam kondisi apapun dan dimana saja, kapan saja, secara
ISTIQOMAH terus menerus.
Barulah engkau akan dapat meningkat di
dalam kesadaran Ruhani yang lebih tinggi lagi.
Lapisan dari Kesadaran Ruhaniyyah ini
sangatlah berlapis-lapis,
3. Peningkatan berikutnya, memakai
bahasa yang lemah lembut,
maka meluncurlah istilah, KESADARAN
bahwa Engkau dikelilingi oleh Para Malaikat. (Iman Pada Para Malaikat)
4. Kemudian KESADARAN bahwa Engkau Murid
seorang Ulama Wa Rosatul Anbiya`, Auliya, Waliyulloh,
5, Kesadaran bahwa Engkau pengikut Para
Nabi-Nabi,
(Iman Pada Nabi-Nabi)
6. Kesadaran bahwa Engkau adalah umat
Muhammad.
(Syahadat Rosul)
7. Barulah Kesadaran bahwa engkau
berasal dari ALLOH,
(Syahadat Tauhid)
Tujuh tanjakan Kesadaran ini sangatlah
sulit di capai, kecuali dengan kesungguhan dan keuletan serta kedisiplinan yang
tinggi (setelah kita memiliki jalan), dan di awali dengan Rohmat Alloh YMK.
Pembuka seluruh jalan, Pembuka Suratul
Fatehah,
7 Lapis Jasmani,
7 Lapis Ruhani,
7 Lapis Bumi,
7 Lapis Langit,
7 Hari,
7 Huruf yang tidak ada di FATEHAH,
dan........
7 Martabat Wujud.
7 kali ku berpikir untuk bercerita soal
ini.......
he...he...he...he...he...he...he.....
dan
7 kali aku menertawakan kebodohanku
sendiri....
Perjalanan IV [4]
Maka kulanjutkan Perjalananku.
QUR`AN
Qur`an disebutkan oleh Qur`an sendiri
adalah "hudalinnas" atau "hudalilmuttaqin".
Ialah petunjuk bagi
manusia........seluruh manusia.
Baik-pun itu Islam, Kristen, Budha,
Hindu, Kong Hu cu, dlsb.
Bahkan orang kafirpun, termasuk di dalam
"nas", `manusia`.
Manusia terdiri dari jasmani dan ruhani.
Maka petunjuk bagi manusia, mestilah ada
yang untuk petunjuk dari sisi jasmani atau lahiriyah, dan ada petunjuk untuk
mengatur Ruhani manusia.
Qur`an adalah sesuai wujud manusia.
Dan bagi orang-orang yang bertaqwa.
Bagi orang-orang yang bertaqwa inilah
yang istimewa petunjuknya.
Di salah satu hadits
disebutkan,"Inna Qur`an dhohiron wa Bathinan".
Sesungguhnya Qur`an ada Dhohirnya dan
ada Bathinnya".
Ada makna tersurat, ada makna tersirat
dan ada makna satu lagi.
Disebutkan dalam S. Hasr ayat
21...(Silahkan mbukak Qur`an),
"Seandainya Qur`an itu Kuturunkan
di atas gunung, niscaya gunung itu akan hancur karena hormat dan
takutnya".
Qur`an yang manakah itu ??????
Kalau Kitab Qur`an yang biasanya kita
kenal itu, khok saya simpan dalam lemari,lemarinya ndak hancur lebur
tuh....he...he...he...
Lalu Qur`an yang manakah itu ???
Inilah yang dikatakan oleh sebagian ahli
sufi, bahwa selain ada arti yang tersurat, juga ada yang tersirat, dan juga ada
satu lagi, yaitu yang tersuruk.
Contoh,
Ayat
"Bismillahirrohmanirrohim".
Arti tersuratnya,"Dengan Nama Alloh
Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang".
Tersiratnya..he..he..he ....(menggunakan
bahasa manusia)
bukan dengan kata "Dengan
Nama.....", melainkan dengan kata " Atas Nama.......",
Tersuruknya....wah ini yang
sulit........bayangkan saja....jika saya katakan.....4 sungai di dalam surga
mengalir melalui ayat ini.......
Sungai Air jernih, Sungai madu, sungai
susu, dan sungai Arak.
Sederhanakan begini,
Arti tersurat, sudah sama-sama kita tahu
dan faham.
Arti tersirat, mestilah dicari.
Arti tersuruk adalah masalah hikmah.
Qur`an adalah Kumpulan Peta-peta
perjalanan Jiwa.
Peta-peta untuk menunjukkan pada kita
kemana kita mesti melangkah.
Tiap - tiap ayat, mestilah mengacu pada
satu tujuan,
Maka pahamilah, bahwa meskipun ayat-ayat
di dalam Qur`an ada yang seolah diulang,
Pastilah itu mengandung arti-arti
tersendiri.
Bahkan,susunan huruf, penomoran ayat,
jumlah ayat, semuanya mengandung makna dan arti tersendiri.
Alloh adalah al-Hisab, MAHA PERHITUNGAN.
Qur`an terjaga keasliannya mulai dari
jamannya Muhammad, sampai nanti akhir jaman.
Karena Qur`an itu wahyu ilahi,
seandainya seluruh manusia yang hafal
Qur`an dibunuh,
seandainya seluruh kitab-kitab Qur`an di
bakar,
di seluruh dunia ini,
Jibril akan terus menyampaikan berita
Qur`an pada siapa yang dikehendaki oleh Alloh.
Secara keilmuwanpun,
secara ilmiah,
para ahli tidak dapat membantah bahwa
Qur`an,
adalah otentik mulai jamannya Nabi
Muhammad sampai sekarang,
tetap dan tidak berubah,
Karena belum lama sejak Nabi wafat,
masih banyak yang mencatat,
masih banyak yang menghafal, Qur`an
sudah dibukukan.
Di dalam ayat Qur`an,
ada 29 ayat yang terjemahnya tidak ada.
Arti tersuratnya tidak ada.
Alim Lam Mim....
Alif Lam Ro....
Ha Mim....
Kaf Ha Ya `Ain Shod
Ha Mim `Ain Sin Qof
Nun
Yaa Sin
Tho `Ha
tetapi ayat-ayat ini mengandung arti
yang tersirat dan juga arti yang tersuruk.
Tapi bagaimana dengan Yaa Sin, Kaf Ha Ya
`Ain Shod, Nun,
`Ha Mim `Ain Sin Qof. Atau yang lainnya
????
Atau arti tersuruk dari ayat-ayat yang
lainnya ????
Mengapakah Ayat Nur, sering oleh ulama
tasawuf disebut pembuka jalan ke Alloh ????
Mengapa Surat Al Alaq sering sering
disebut oleh ulama tasawuf sebagai surat PENGANGKATAN KENABIAN ????
Mengapakah dikatakan,
104 kitab yang turun, ngumpulnya di 4
kitab.
Taurat, Zabur, Injil, dan Qur`an.
Dan 4 Kitab tersebut, ngumpulnya di
Qur`an,
dan Qur`an ngumpulnya di Fatehah, Ummul
Kitab,
Dan Fatehah sendiri ngumpulnya di ayat
Bismillahirrohmanirrohim,
Dan ayat Bismillahirrohmaniroohim
ngumpulnya di Ba`,
dan Ba` ini kembali lagi ke Alif....
Mengapa ?????
Bukankah sama-sama kita ketahui bahwa,
bahwa Sin di dalam Bismillah nulisnya dipanjangkan.
Hanya untuk Bismillah ..Mengapa ??
Dan mengapa huruf awal bismillah yang
katanya Ba`, tapi khok depannya huruf agak panjang....khok seperti huruf Alif
digabung dengan depannya Ba` ...mengapa ??
Padahal huruf Alif tidak bisa digabung
dengan huruf lain.....katanya ????
Pahamilah, bahwa apa yang akan
kusampaikan padamu, hanyalah berupa pengertian-pengertian, yang jauh dari
hakekat kenyataannya arti yang tersuruk.
Pahamilah bahwa begitu kita masuk dalam
arti yang tersuruk, maka akan timbulah PENGERTIAN, maka akan timbullah DAYA dan
KEKUATAN KETUHANAN, maka akan timbullah yang namanya MERASAKAN KEBENARAN.
Baiklah.....
Sebagian,
atau Sedikit hal,
akan saya ceritakan di lanjutan
Perjalanan IV ini.
Perjalanan IV [5]
FATEHAH
Tahun 2007,
dari kota dingin di JABAR,
disuatu malam yang dingin juga,
aku berangkat ke kota C
Demi mencari ilmu,
jarak 100 km,
seperti 10 km saja.
Maka di malam itulah,
rahasia, riyadhoh, tersuruk dari FATEHAH
kuperoleh dari guruku yang ke IV.
Maka kuperoleh sedikit keterangan,
Bahwa Nama-nama Suratul Fatehah itu
banyak,
Salah satunya adalah Ummul Kitab,
Induknya Kitab,
ada lagi, MUKHUL Qur`an,
OTaknya Al Qur`an.
maka, tahukah engkau ??
bahwa benar-benar manusia itu adalah
Kholifah Alloh,
Wakil-nya Alloh,
Ketika Fatehah diturunkan pada Muhammad,
Maka Cukuplah sudah,
seluruhnya, semuanya, segalanya,
Cukuplah 7 ayat itu.
Alam diri tunduk,
Manusia pun tunduk,
Alam semesta tunduk,
para malaikat tunduk,
jarak-pun tunduk,
waktu-pun tunduk,
rahasia-rahasia di dalam FATEHAH pun
tunduk,
Martabat tujuh-pun tunduk
Maka,
tahulah engkau,
ketika Alloh memerintahkan,
Malaikat dan Iblis untuk tunduk pada
Adam.
Qur`an ibarat alat,
yang semakin dalam engkau menggali,
akan semakin dalam pula yang kau
peroleh.
Qur`an adalah lautan tanpa tepi.
Tapi bagi orang yang bukan ahlinya,
maka apalah artinya diberi alat untuk
menggali,
wujud alatnyapun tak tahu,
gunanya alat itupun tak tahu,
cara menggunakan alat itupun tak tahu.
bagaimana engkau berharap alat itu
digunakan untuk kebaikan kehidupan ???
Maka Cukuplah FATEHAH,
104 kitab Suci ngumpul di 4 kitab,
4 kitab ngumpul di FATEHAH.
Bagaimanakah aku dapat menceritakan
rahasia kedalaman ini padamu,
kalau bahasa dan kias serta ibarat yang
kumiliki,
sangat terbatas, sangatlah sempit.
Maka,
ketika Fatehah sudah terucap,
firman Alloh-lah yang keluar,
Maka,
ketika Fatehah sudah berangkat,
kalamulloh-lah yang meluncur,
Pintu mana yang akan sanggup menahannya
???
Ketika cahaya FATEHAH di tinggalkan,
Siapa yang akan sangup menembusnya ???
Ketika FATEHAH di perintahkan,
Siapa yang tidak mau tunduk kepadanya
???
Ketika isi FATEHAH dituangkan,
Siapa yang sanggup menahannya,
Gelombang air akan terhenti karena
takjub dan hormatnya,
Mendung-pun akan membatalkan hujannya,
karena keheranan dan tunduknya,
Api-pun seakan malu melihatnya,
tak berani menampakkan diri.
Lalu bumi yang biasanya diam-pun,
akan berani bergolak menyambut
kehadirannya.
Nikmat mana lagi yang akan kita dustai
????
Ketika cahaya FATEHAH berlari,
langit manakah yang akan engkau pandang,
langit lahiriyah yang katanya di atasmu
???
ataukah langit maknawiyah yang ada dalam
dirimu ???
Maka ketika pandangan kau tengadahkan,
takkan ada yang dapat engkau saksikan,
Maka ketika pandangan engkau tundukkan,
Sanggupkah engkau menjaga ketakjubanmu
????
Sungguh, seandainya Qur`an 30 juz,
6666 ayat tidak diturunkan,
Maka,
Cukuplah tujuh ayat itu bagimu.
Bismillahirrohmanirrohim,
Alhamdulillahirobil alamin,
Arrohmanirrohim,
Malikiyaumidin,
Iyyakana`budu wa iyyakanasta`in,
Ihdinashirotol mustaqim,
Sirotholladzina an amta alaihim ghoiril
magdhubi alaihim waladzdholin.
Maka ketika Bismillah.......
disampaikan,
tahukah engkau sumber air yang mengalir
di dalamnya ???
Ketika Alhamdulillah........diucapkan,
tahukah engkau bahwa Alloh yang menjaga
dan mengatur semuanya ??
Ketika Arrohman.......diluncurkan,
Manakah yang lepas dari Rohman dan
RohimNya ???
Ketika Maliki... diberangkatkan,
Siapa yang tidak akan tunduk pada Nya
???
Ketika Iyya kana` .........di
mohonkan,....
manakah yang tidak AKU kabulkan ???
Ketika Ihdinashirotol mustaqim engkau
mohon,
Jalan mana lagi yang tidak dibukakan ???
Ketika Shirotol.....dibacakan,
Jelaslah sudah perbedaan,
antara engkau sekedar mengetahui,
ataukah engkau memiliki.
Perjalanan IV [6]
Kaf Ha Ya `Ain Shod
tahukah engkau apa kata terjemah ??
Hanya Alloh yang mengetahui.
Lalu, apa arti di ayat lain "Qur`an
itu adalah Kitab yang Jelas" ??
atau...
Apa arti "hudalinnas",
"hudalil muttaqin " ??????
Bukankah Kaf Ha Ya `Ain Shod itu
petunjuk bagi manusia, dan petunjuk bagi orang yang beriman ????
Maka ketika sang Guru mengatakan,
"Jiwa agama ada di dalam Keimanan
dan Kemanusiaan",
maka nikmat mana yang akan kau dustai
????
Kemudian sang Guru menceritakan satu
kisah.
"Kyai Haji Ahmad Dahlan,
Pendiri Muhammadiyyah di Indonesia,
Adalah seorang ahli tasawuf,
Beliau kalau mengajar murid-muridnya,
Hari ini misalnya,
dikatakan oleh beliau,
"Aroaitaladzi yukadzibu biddin,
Tahukah kamu, siapakah pendusta-pendusta
agama ?
Fadzalikalladzi yadu`ul yatim
Yaitu yang tidak mau menolong anak yatim
Wa laa yahudhdhu alaa tho`amil miskin
Dan tidak menganjurkan memberi makan
orang miskin,
Fawailulil musholin
Celakalah orang-orang yang mengerjakan
sholat,
dst...dst...dst."
tiap hari beliau mengulang ayat-ayat itu
saja,
sampai suatu ketika si murid yang sudah
bosan terus bertanya,
"Yaa...guru, mengapakah ayat-ayat
itu engkau ulang-ulangi terus,
padahal kami semua sudah hafal benar
cara membacanya, ayat-ayatnya dan artinya ??"
"Engkau belum khatam ngaji
ayat-ayat ini", kata beliau, dan terus di ulang-ulang menyampaikan
ayat-ayat itu..
sampai satu ketika, seorang murid sudah
ndak betah lagi dan bertanya,
"Guru...bagaimana supaya kami tamat
dan lulus ngaji ayat-ayat itu"
Beliau tersenyum dan berkata,"
kerjakan, laksanakan, dirikan asrama-asrama santri bagi anak yatim, bangun
pondok-pondok", kemudian beliau melanjutkan,
"Qur`an isinya baik, benar dan
sempurna, tapi Qur`an tidak punya tangan dan tidak punya kaki,
kitalah yang punya tangan dan yang punya
kaki dan yang punya pikiran,
lalu bagaimanakah kau pikir beragama itu
????"
Kaf Ha Ya `Ain Shod,
tahukah kamu saudara-saudaramu ???
Yang ketika engkau ajak bersama-sama
untuk berjuang di jalan Alloh,
mau menurutimu ????
Ketika waktu Subuh datang,
jasmani kau ajak sholat,
ia menolak, "udara masih dingin,
mataku masih ngantuk", katanya
ketika kau ajak puasa,
tubuhmu menolak,"nanti lapar dan
haus lho...., khan lebih enak ndak puasa"
ketika kau ajak melangkah menempuh
`tholabul ilmi`, mencari ilmu,
dirimu menolak,"buat apa, yang
penting aku sudah sholat lima waktu, itu sudah cukup bagiku"
Kaf Ha Ya `Ain Shod,
maka tunduklah jasmanimu,
baikpun, JISIM KASF,
maupun JISM LATIF,
Kaf Ha Ya `Ain Shod,
maka tunduklah tubuhmu,
kulitmu, dagingmu, darahmu, tulangmu,
Kaf Ha Ya `Ain Shod,
maka tunduklah dirimu,
Hawamu,
Keinginanmu,
Kaf Ha Ya `Ain Shod,
tidak gelisahkah engkau ?????
Melihat dirimu masih banyak tenggelam
dalam hal yang nggak perlu ???
Kaf Ha Ya `Ain Shod,
tunduklah alam KASF, dan alam LATIF,
Kaf Ha Ya `Ain Shod,
tenangkah dirimu ?????,
kematian sudah begitu dekat,
sementara engkau belum bersiap.
Perjalanan IV [7]
AYAT NUR 35
Di malam yang dingin,
hujan mengguyur jalanan,
angin bertiup menderu-nderu,
perjalanan `tholabul ilmu kutempuh.
Sudah tak kupikirkan lagi jarak yang
kutempuh,
sudah tidak kupertimbangkan lagi jalanan
yang kulalui,
sudah tidak kuhiraukan lagi berapa
banyak batu yang kuterjang,
ketika yang ada di keinginan hanya satu,
RAHASIA AYAT NUR.
betapa tidak,
pernah kudengar kisah ini sebelumnya,
Ketika beberapa orang sudah ngumpul
untuk menerima AYAT NUR ini,
sang Guru keluar menemui mereka dan
berkata,
"Sudah siapkah kalian ?",
"Yaa...kami siap"
sang Guru, hanya mengeluarkan sebuah
benda dari balik bajunya,
sebuah CERMIN,
"Tahukah kalian semua, benda apa
yang kupegang ???"
Semua mengangguk.
"Yaa...sudah", kemudian sang
Guru pergi meninggalkan mereka.
murid-murid pada terbengong-bengong,
apa tadi yang diajarkan sang Guru ???
Khok hanya ditunjukkan CERMIN,
Katanya mau diajari ayat NUR 35 ???
Khok cuman ditunjuki cermin ????
he...he...he....
aku tersenyum ketika mendengar cerita
itu,
pelajaran tasawuf adalah pelajaran
ruhani dan bukan belajar pengertian,
atau belajar pemahaman, atau belajar
baca arab Alib, ba, ta`,
Bukan itu saja, bukan,
tasawuf adalah keseimbangan ilmu
lahiriyah dan ilmu bathiniyah....
dan aku terus berjalan menuju satu
harapan,
pelajaran ini kudapatkan.
Maka sampailah aku di tempat guruku yang
ke IV,
yang katanya mau ngajari aku AYAT NUR 35
ini.
sampai di sana,
menunggu beberapa lama,
Guruku keluar dari tempat istirahatnya,
cerita-cerita biasa, seolah ndak
nyangkut urusan agama,
Beliau berkata:
"Masyarakat itu ibarat CERMIN,
lihatlah ke dalam cermin itu,
maka tampaklah bayangan,
kalau engkau tersenyum, maka bayangan di
dalam cermin itu tersenyum juga,
kalau engkau menangis, bayangan di
dalamnya akan menangis juga,
kalau engkau memukul, bayangan di
dalamnya juga akan memukul juga,"
Aku mengangguk-angguk
Beliau melanjutkan, "Hati itu
adalah CERMIN,
maka ketika engkau melihat cermin
dirimu,
apalah yang tampak ???,
manusia itu bayangannya,
lalu siapakah yang memiliki bayangan ???
Adanya bayangan yang jelas, adalah
karena adanya cahaya yang terang,"
aku bertanya,
"Apakah cukup adanya sinar yang
terang saja guru, agar bayangan sempurna sesuai aslinya ???"
"tidak cukup itu saja",kata
beliau
"mestilah antara cermin dan yang
dipantulkan,
mestilah tidak ada yang menghalangi,
tidak ada hijabnya",
"Apakah setelah ada cahaya,
kemudian tidak ada hijab, apakah bayangan akan menjadi jelas sesuai aslinya
??", tanyaku.
"tidak cukup itu saja", kata
beliau
"bayangan bisa sempurna
dipantulkan,
mestilah cerminnya tidak berdebu, tidak
kotor,
mestilah cermin itu bersih, jernih,
jadi bila cermin itu kotor, maka
mestilah digosok sampai bersih,
sampai debu-debu itu hilang",
AKu kembali bertanya,
"Seandainya sinar terang sudah ada,
hijab sudah ndak ada, cermin sudah bersih mengkilap, apakah sudah cukup
guru"
"tidak cukup itu saja", kata
beliau lagi
"Cermin itu mestilah ada pada
fokusnya, bila tidak fokus, bayangan yang terbentuk tidak akan sesuai
aslinya",
kemudian guruku masuk untuk terus malam
itu beliau tidak keluar lagi,
aku terbengong-bengong....
Lho katanya diajari ayat NUR ??,
Maka setelah ulang dan sampai di rumah,
kubuka ayat NUR dan kubaca,
"Alloh sumber cahaya yang meliputi
langit dan bumi. Perumpamaan cahayaNya bagai cahaya yang berpelita di
dalamnya.Pelita itu diruang kaca. RElung kaca itu bagai cahaya bintang yang
gemerlapan. Dinyalakan dengan minyak pohon zaitun yang tumbuh dilembah Suci
penuh restu, yang cukup mendapatkan cahaya matahari sejak terbit sampai
terbenam.Minyaknya berkilauan, walaupun tidak disentuh api.
Cahaya di atas cahaya.
Alloh membimbing orang-orang yang
dikehendakinya ke dalam cahayaNya.
Alloh membuat perumpamaan kepada
manusia.
Dan Alloh Maha Mengetahui
segala-galanya"
Maka ketika kubaca ayat itu beberapa
kali,
tahulah aku kenapa Nabi Musa tiba-tiba
pingsan setelah melihat cahaya terang di puncak sebuah gunung.
Seandainya dia tidak pingsan, pastilah
dirinya akan terbakar ditelan cahaya tersebut.
tahulah aku ketika Alloh
berfirman,"LAA ILAAHA ILAA ANA FA`BUD`NI",
Maka ketakutan mana yang melebihi sebuah
ketakjuban dalam memandangNya ???
Maka apa lagi yang bisa diharap selain
Rohman dan RohimNya ???
Maka apa lagi yang layak dilewati,
selain MADZAB CINTA.
Maka tak ada lagi yang mesti dituju,
selain diri-Nya.
Sungguh, lautan cinta akan
menenggelamkan dirimu.
Perjalanan IV [8]
"Wal yathalathof wala yushiron
nabikum akhoda"
Seandainya kau tanya aku,
apakah arti terjemah ayat di atas,
maka kukatakan, lihat sendiri di Qur`an,
Aku tidak hafal apa artinya,
aku hanya tahu sedikit, ayat itu ada di
tengah-tengah persis dari AL Qur`an.
kadang di kitab-kitab ada yang memberi
warna tersendiri untuk tulisannya,
benar-benar persis di tengah.
Seandainya engkau bertanya padaku,
Lalu....apa yang kau ketahui dari ayat
itu,
maka aku akan mengatakan,
aku tidak tahu apa-apa,
hanya Alloh telah mengajarkannya padaku
satu kata untuk ayat di atas,
yaitu......ADIL
yaa......ADIL
sebagian memahami ADIL itu sama rata
sama rasa,
aku tidak mengikuti yang itu,
Yang kuperoleh,
ADIL adalah berarti KEWAJARAN,
Menempatkan sesuatu pada tempatnya,
Maka,
ketika engkau bertanya lebih jauh,
akan kuceritakan padamu tentang sebuah
karet gelang,
KARET,
yang satu ketika bisa lurus,
yang satu ketika bisa bengkok,
ditarik ke satu sisi bisa,
ditarik ke satu yang sebelah juga bisa,
ISLAM adalah jalan yang selamat,
Semisal engkau berjalan di atas karet
gelang itu,
maka engkau jalan
berbebengkok-bengkok.......
tetaplah engkau berjalan di atas karet
gelang,
seandainya engkau berjalan lurus dan
tegas,
maka tetaplah engkau berada di atas
karet gelang,
Jangan salah artikan, tiap engkau
berjalan bengkok atau lurus, pastilah engkau tetap berada di atas karet gelang
tersebut........
tetapi aku menceritakan padamu
sifat-sifat yang ada pada karet gelang tersebut.
Tidak lembek, dan tidak keras,
Tidak kaku dan tidak lemah,
Tidak kuat rapuh, dan tidak ringan
hancur,
melainkan lihatlah,
kelenturannya,
keuletannya,
fleksibilitasnya,
yang kadang membingungkan bagi mayoritas
orang.
Ketika engkau mengatakan daging babi
haram,
maka kenapakah dalam kondisi tertentu
engkau dibolehkan memakannya ????
Ketika engkau mengatakan Aku beriman
pada Alloh,
maka kenapakah ketika engkau diancam
bunuh, engkau dibolehkan olehNYA untuk mengatakan yang sebaliknya ????
he.....he...he........
maka berontaklah engkau dengan
dalil-dalil yang kamu punyai,
bantahlah keteranganku itu,
ceritakanlah padaku tentang fanatisme,
fundamentalis, kekokohan keyakinan yang kau anggap selama ini.......
dakwah-ilah aku...............
he...he...he........
WAL YATHALATHOF WALAYUSHIRON NABIKUM
AKHODA
ada di tengah-tengah
Maka....
ketika keadilan menjadi pegangan
hidupmu......
bagaimana mungkin engkau tak sanggup
menerima suatu kebenaran ??????
ketika keadilan sudah engkau miliki,
bagaimana mungkin engkau tak sanggup
menerima kemurtadan ???
ketika keadilan sudah engkau tangkap,
bagaimana mungkin engkau tidak dapat
menerima semesta alam,
he...he...he..
Bagi pemilik samudra tanpa tepi,
masih adakah batas-batasnya kesabaran
?????
Bagi pemilik samudra tanpa tepi,
sampah-sampah,
kotoran-kotoran yang masuk,
takkan ada artinya.....
takkan merubah kebeningan dan
kejernihannya......
Bagi pemilik samudra tanpa tepi
seberapapun banyak air yang dialirkan
keluar,
kesungai-sungai....
ke anak sungai- anak sungai.......
takkan mengurangi jumlah airnya,
sumber terus mengalir deras,
ilmu apa lagi yang kuminta ?????
maka tidakkah layak aku untuk berbakti
pada sesama manusia ?????
Wal yathalathof..............
Engkau sudah mengetahui siapa pemilik
ilmu.......
Perjalanan IV [9]
AYAT KURSI
ayat ini sangat istimewa,
diberi nama sendiri,
yaitu ayat kursi,
tak ada ayat-ayat lain yang diberi nama
ini
Ada yang melambangkan kursi sebagai
simbol KEKUASAAN,
Ada yang mengatakan kursi sebagai
SINGGASANA,
Alloh, Tiada Tuhan melainkan DIA,
Yang Maha Hidup dan Maha Mengatur,
yang tidak mengantuk dan tidak tidur.
Segala yang ada dilangit dan dibumi
adalah kepunyaanNya,
Hujan kepunyaanNya,
Petir kepunyaanNya,
Sumber Air kepunyaanNya,
Kekayaan Bumi kepunyaanNya,
tubuh jasmani ini kepunyaanNya,
pikiran, perkataan, angan-angan adalah
kepunyaanNya
Siapakah yang dapat memberikan pembelaan
tanpa izinNya ?
Dia mengetahui apa yang telah terjadi
dan yang akan terjadi
Maka manakah perbuatanmu yang dapat kau
sembunyikan ??
sedangkan mereka tidak mengetahui
sedikitpun seperti ilmuNya,
kecuali apa yang dikehendakiNya.
Maka biarkanlah kehendakNya berjalan
atasmu,
maka ilmuNya akan mengalir melalui kamu,
KekuatanNya meliputi langit dan Bumi.
Kekuatan mana yang akan sanggup
menahanNya,
Dan Dia tidak merasa berat memelihara
keduanya.
Dia Maha Tinggi dan Maha Agung.
Sungguh,
satu ayat yang tidak ada duanya.
Pemegang kekuasaan langit dan bumi,
Maka siapakah yang tidak tunduk padaNya
???
Mungkin engkau pernah mendengar akan hal
ini ???,
he..he..he....
aku jadi ingat ketika dulu...dulu
sekali,
awal di SMP,
salah seorang temanku mengatakan padaku,
"Kalau kamu ingin tubuhmu kebal,
kebal dari segala macam,
maka bacalah ayat kursi ini 40 x selama
40 hari 40 malam"
Cita-cita jadi Superman, menjadikanku
bersemangat,
Kubaca ayat kursi itu,
eh...belum sampai 40 hari, masih satu
minggu,
tiba-tiba timbul pikiran sekilas.......
Nabi Muhammad khok tubuhnya ndak kebal
senjata yaa.....
Ketika disuatu pertempuran, beliau juga
pernah terluka,
Ketika di kota Thoif beliau berdakwah,
Penduduk kota melemparinya dengan batu,
Tubuh beliau berdarah,
Khok ndak kebal ya.......
bacaan kuhentikan,
tapi keuntungan sudah kuperoleh,
Aku sudah hafal ayat kursi....
he..he...he......
waktu itu cukuplah sudah bagiku.
Maka beberapa tahun kemudian,
ketika ilmu ini kuperoleh,
aku jadi teringat pada orang-orang yang
menyandarkan KEBENARAN pada KEAJAIBAN.
Begitu keajaiban tidak mampu menolong
mereka,
Maka patahlah ia,
Semangat hilang,
dianggap kebenaranpun sudah tidak ada
lagi.
he...he...he....
Aku jadi teringat perkataan Imam
Ghozali,
"Ciri-ciri orang yang beruntung
adalah,
semakin tinggi ilmu seseorang itu,
maka semakin tawadhu`lah ia,
sebagaimana padi,
semakin berisi,
semakin menunduklah ia....."
Kulihat diriku sendiri.....
aku tersenyum kecut......
ciri-ciri itu tak ada dalam diriku,
semakin banyak ilmu yang kuperoleh,
kadar kesombongan diri semakin
meningkat,
Nabi Muhammad yang ingin kucontoh
mengingatkanku,
akan kehidupan beliau yang biasa-biasa
saja.
Tidak tampak sebagai orang SAKTI,
Tidak tampak keajaiban yang berlebihan,
maka sedikit tahulah aku,
bahwa sungguh-sungguh sangat sulit
menjaga KEWAJARAN,
Muhammad mengatakan,
"Aku adalah manusia biasa"
Maka sedikit tahulah aku,
bahwa yang teristimewa dari beliau
adalah masalah akhlak yang sempurna.
Maksumnya beliau bukan berarti beliau
tidak pernah bersalah,
melainkan terjaganya beliau dari
kesalahan-kesalahan yang akan dibuatnya.
Maka...kemanakah kita akan menyandarkan
KEBENARAN ???
Apakah tetap pada KEAJAIBAN ??
Ataukah pada AKHLAK yang Kamilah.?????
Ketika aku melihat orang berjalan di
atas air,
maka akan kuganggu dia....
he..he..he....
dan kalau dia marah,
akan kutinggalkan dia,
cukup sudah,
ilmumu baru di situ.
ketika ada orang bicara,
meluncurlah dalil-dalil,
ayat-ayat Qur`an, keterangan-keterangan
penuh logika,
tapi akan kulihat,
apakah perilakunya,
sesuai dengan apa yang diomongkannya,
kalau tidak,
akan kutinggalkan dia,
sampailah aku dalam satu pemahaman,
bahwa tiap-tiap orang,
pastilah ada sisi-sisi yang bisa
dicontoh,
dan pastilah ada sisi-sisi yang tidak
bisa di contoh.
Maka setelah itu,
barulah aku belajar untuk mengambil emas
dari dalam lumpur,
kata Imam Ghozali,
Memilih berlian diantara butiran pasir,
Mengambil mutiara dari dalam lautan.
atau....
mengambil Mestika diantara barang-barang
yang tak berguna.
Perjalanan IV [10]
YAA SIN
"Bacakanlah surat itu bagi
orang-orang yang sudah tiba waktu kematiannya".
Sebagian keterangan mengatakan,
bahwa nama lain dari surat Yaa Sin
adalah Qolbun Qur`an,
atau jantungnya Al Qur`an.
Maka seandainya kita memahami suratul
Fatehah sebagai Otak-nya Al Qur`an,
maka surat Yaa Sin ini adalah jantungnya
Al Qur`an.
Ibarat manusia, maka otaknya ada, dan
hati atau jantungnya juga ada.
Ibarat itu, Al Qur`an, otaknya surat Al
Fatehah, jantung/qolbunnya adalah surat Yaa Siin,
sang Guru mengajarkan tentang Yaa Sin
cukup lama,
ngaji Yaa sin saja sampai hampir dua
tahun.
maka sedikit yang akan aku ceritakan.
Ketika engkau menelusuri surat Yaa Sin,
Pastilah akan kau temui,
"Salamun Qaulan mirrobirrohim"
"Salam dan sejahtera dari Tuhanmu
yang Maha Pengasih"
Maka ketika engkau mengetahui bahwa
Islam adalah agama yang selamat,
selamat apanyakah ?????
Lihatlah ketika Nabi Muhammad darahnya
bercucuran ketika terkena lemparan batu di Thoif,
Khok jasmaninya ndak selamat....
Lalu selamat apanyakah ??
Seperti ketika Nabi Muhammad berperang
dan terluka,
khok tubuhnya ndak selamat ????
Lalu selamat apanyakah ???
Rahasianya ada di dalam hati ini,
Jantung ini,
yaitu Salamun Qoulan mirrobirrohim,
itulah QOLBIN SALIM,
hatinya yang selamat.
Terkena cobaan lahiriyah yang begitu
berat,
hatinya tetap ingat pada Tuhannya,
maka bersabarlah ia
Terkena cobaan kenikmatan,
hatinya tetap ingat pada tuhannya
maka bersyukurlah ia.
itulah Hati yang selamat,
itulah ISLAM.
Maka..ketika `Yaa` diucapkan,
tahulah engkau artinya sebuah seruan,
"WAHAI...."
ketika `Sin` diucapkan,
bingunglah, apakah artinya,
maka lihatlah perlambang dalam al
Qur`an,
akhir kematian manusia bacakanlah Yaa
Sin,
lihatlah,
akhir dari Qur`an,
Malikinas,
Ilahinas,
Minsyaril waswashilkhonas,
....wannas,
Tahukah engkau apakah maksudnya Sin ????
"Wahai Manusia",
Bacalah dirimu sendiri,
lihatlah dirimu sendiri,
Apakah hatimu sudah menjadi hati yang
Qolbin Salim ???
Tiap minggu,
pelajaran demi pelajaran kuperoleh,
kadang terasa sungguh satu hal yang
sulit,
menjadikan hati menjadi hati yang
selamat,
Kadang ketika kesusahan melanda,
kududukkan di kursi kemurkaan,
ketidak terimaan pada sang MAHA,
Ketika kenikmatan melanda,
kududukkan di kursi kesombongan dan
kebanggan,
maka terlupakanlah DIA,
Maka ketika satu waktu kesadaran timbul,
ingatlah aku kenapa diceritakan,
bahwa IBLIS adalah makhluk yang sudah
termasuk golongan kuat ibadah,
80.000 tahun beribadah kepada Alloh,
jika aku seorang SD,
dulu kupikir yang nggoda aku juga IBLIS
dan SETAN yang SD,
jika aku seorang yang SMP,
dulu kupikir yang nggoda aku juga IBLIS
dan SETAN yang SMP,
ternyata tidak,
kalau aku SD, maka Setan dan Iblis yang
nggoda mungkin sudah perguruan Tinggi,
kalau aku di SMP, maka Setan dan Iblis
yang nggoda aku sudah lulus Sarjana.
he...he...he...
maka ingatlah aku sebuah hadits Qudsi,
"ketika Alloh menciptakan sorga,
maka dipanggilnya-lah malaikat Jibril,
"Wahai Jibril, bagaimana menurut
kamu?",
Jibril menjawab,"Yaa Alloh, rasanya
semua orang pastilah masuk sorga",
kemudian Alloh membuat samaran-samaran
terhadap jalan menuju sorga,
dan Jibril dipanggil kembali,
"Bagaimana sekarang menurut kamu
Jibril?",
Jibril menjawab,"Yaa Alloh, rasanya
tak akan ada orang yang mampu melewati jalan ini".
Maka ditetapkanlah seperti itu.
Kemudian neraka diciptakan-lah,
Dan Alloh memanggil Jibril kembali,
"Wahai Jibril, bagaimanakah menurut
kamu?",
Jibril menjawab,"Yaa Alloh, rasanya
tak akan ada orang yang masuk neraka,",
kemudian Alloh membuat samaran-samaran
jalan menuju ke neraka,
dan bertanya kembali pada Jibril,
Jibril menjawab,"Yaa Alloh,
rasanya, tak akan ada orang dapat lolos dari jalan ini",
maka ditetapkanlah seperti itu.
Maka ingatlah aku ketika Nabi
bersabda,"penghuni sorga adalah orang-orang yang sedikit"
Perjalanan IV [11]
hari-hari terus kulalui.....
detik demi detik, saat adanya kehidupan
terus kujalani,
apakah aku sudah mencapai tujuan,
he...he..he...
"seperti pungguk merindukan
bulan",
sungguh....
kalau Imam Ghozali menceritakan ada
tujuh tanjakan yang mesti dilalui,
ada tujuh gunung mesti di daki,
ada tujuh lembah yang mesti diterjuni,
dan ada tujuh samudra yang mesti
diarungi,
maka, ibarat melangkah,
mungkin baru satu atau dua langkah
kujalani,
atau bahkan mungkin aku masih jalan di
tempat,
atau bahkan aku belum melangkah sama
sekali,
hanya seolah-olah sudah melangkah,
Aku jadi ingat cerita Syeh Fariduddin al
Aththar,
di dalam kitab beliau "Musyawarah
Burung"
ketika beribu-ribu burung mulai terbang
mencari Simurgh,
mencari Raja diraja segala Burung,
Masih berlipat-lipat banyaknya yang
tidak mau berangkat,
dengan berbagai alasannya yang
sangat-sangat masuk akal,
dengan berbagai alasannya yang dikuatkan
dalil-dalil,
Sampai satu ketika, lewatlah mereka yang
terbang di gunung yang pertama,
Sebagian mati terhempas,
sebagian mati kepayahan,
sebagian mati terkena angin,
sebagian mati terbakar.
Hanya tinggal separo yang masih
meneruskan perjalanannya,
Perjalanan dilanjutkan,
Beribu burung terus terbang menuju satu
tujuan,
sampailah mereka di gunung yang kedua,
sebagian mati terhempas,
sebagian mati terkena badai,
sebagian mati terpanggang,
sebagian mati kepayahan,
Hanya tinggal setengah yang masih
eneruskan perjalanan,
Perjalanan dilanjutkan,
sampailah di gunung ketiga,
kejadian sama berulang,
sampailah di gunung keempat,
kejadian sama berulang,
sampailah di gunung ke lima,
kejadian sama berulang,
sampailah di gunung ke enam,
kejadian sama berulang,
dan akhirnya.....
sampailah melewati gunung yang ketujuh,
Maka tinggallah 30 burung yang tersisa,
dari jutaan burung menjadi tinggal
ribuan, dari ribuan menjadi tinggal ratusan,
dan kini tinggal 30 burung yang sampai
di tempat yang di tuju.
Tapi ...dimanakah Simurgh,
Raja diraja yang dijanjikan,
Dalam kelelahan yang luar biasa,
Kepenatan yang luar biasa,
Kecapaian yang luar biasa,
terdengarlah suara,
"Wahai para pejalan, tidak ada
SImurgh di sini"
"Tidak ada Raja segala raja di
sini",
"Yang engkau cari tidak ada",
Maka berbaliklah sebagian besar dari
burung-burung itu dengan wajah keputus asaan,
Mereka terbang pulang dengan kekecewaan
dan keputusasaan yang mendalam.
Hanya sebagian kecil saja yang masih
tetap berada di situ.
terdengarlah lagi suara
"Apa lagi yang engkau cari ?"
"Lihatlah dirimu sendiri",
Maka burung yang masih tinggal di situ,
menatap sayu,
melihat ke dalam diri masing-masing,
maka tampaklah sudah wajah Simurgh yang
dicarinya,
"Man arofa nafsahu, faqod arofa
robbahu",
Duh,.......
bagaimanakah nasibku nanti ???
sampai dimanakah bisa kutempuh
perjalanan ini ????
Aku terdiam merenung,
dan kesedihan serasa hampir membawaku ke
dalam lembah keputusasaan.
"perjalanan sedemikian jauh,
sedangkan bekal masih terbatas,
tanjakan-tanjakan sedemikian banyak,
sedang ilmuku masih terbatas,
jebakan dan tipuan sedemikian banyak,
sedangkan aku tidak tahu, mana itu
tipuan dan mana itu jebakan",
Ooh...bagaimana aku bisa selamat ??
tiba-tiba terdengar suara,
"Beruntunglah engkau......yang
sudah mau memulai untuk berjalan menujuKU"
"Seandainya engkau merangkak
kepadaKU, AKU akan berjalan menujumu,
Seandainya engkau berjalan menujuKU, AKU
akan berlari menujumu,
Seandainya engkau berlari mendekatiku,
AKU akan terbang menghampirimu,
Sesungguhnya AKU bersama orang-orang
yang SABAR"
"Dan ketika engkau mencintaiKU,
maka ketika engkau berbicara,
AKUlah yang menjadi lidahmu,
Ketika engkau berjalan, AKUlah yang
menjadi kakimu,
ketika melempar, AKUlah yang menjadi
tanganmu"
Perjalanan IV [12]
Kuselesaikan sementara tulisan
Perjalananku
LAA ILAAHA ILLAALLOH ada 12 huruf,
MUHAMMADAROSULULLOH ada 12 huruf,
Muhammad lahir di tanggal 12,
Muhammad meninggalkan dunia di tanggal
12,
Siang 12 jam,
Malam 12 jam,
Satu tahun 12 bulan,
Ijinkanlah di nomer yang ke dua belas
ini aku bicara masalah CINTA,
Ada tujuh tahap yang mungkin akan kau
lalui menuju CINTA,
1.Tahu
2. arofu.......mengenal
3. Qorib...dekat
4. Aqrob....lebih dekat
5. rindu...
6. Kasih sayang
7. Cinta
"Awaluddin Ma`rifatulloh",
awal-awalnya orang beragama adalah
Mengenal Alloh,
bagi orang yang sekedar tahu,
belumlah dapat dikatakan beragama,
maka Ketika dia sudah Ma`rifatulloh,
mengenal tentang Alloh,
barulah dikatakan beragama,
Bagaimanakah setelah mengenalNya??,
Bagaimanakah supaya dekat ??,
Alloh memang dekat, bahkan lebih dekat
daripada urat leher kita,
"Wananhnu aqrobu ilaihi min hablil
warits",
maka perbanyaklah mengingat DIA,
"Dzikron katsiron",
apakah cukup itu saja kamu kerjakan ??,
mengingati DIA, memperbanyak mengingati
DIA,
adalah jalan menuju ke aqroban,
menuju yang lebih dekat lagi,
terus menerus, terus menerus,
sampai satu ketika,
kerinduan akan datang kepadamu,
Dan bagi orang-orang yang merindu,
jika disebut namaNya saja,
akan bergetarlah hatinya.
Apa yang diperintahkan oleh yang
dirindukan, pastilah dikerjakannya,
dan apa yang dilarang oleh yang
dirindukan, pastilah dijauhi-nya,
Kemana engkau menghadap,
yang tampak adalah yang wajah yang
engkau rindukan,
Tapi sudah sampaikah orang yang merindu,
ketika rindu berubah menjadi Kasih
sayang,
Lihatlah Nabimu,
YESUS kata mereka,
Isa kataku,
ahli masalah Kasih Sayang,
ketika Ruhul Kudus sudah engkau
tinggalkan,
dan engkau meneruskan perjalanan,
maka sampailah kamu,
ketika yang ada kebingungan dan
kebingungan,
ISTIGHROK !!!
tenggelam dalam lautan cinta,
Jalaluddin rumi mengatakan "Aku
Orang Tuhan",
Abu Yazid berucap,"Ana Alloh",
Al Halaj berteriak,"Ana al
Haq",
Bukankah itu semuanya omongannya orang
bingung?????
Bagi pecinta, peduli apa mereka dengan
yang lainnya,
yang tampak di mata adalah YANG
DICINTAI,
melihat kekiri yang tampak DIA,
melihat kekanan yang tampak DIA,
melihat ke atas yang tampak DIA,
melihat kebawah yang tampak DIA,
melihat kedirinya sendiri yang tampak
DIA,
he..he..he...
aku jadi teringat sebuah lagu,
yang merusak akidah islamiyah,
he..he..he..
Aku makan ingat kamu,
Aku kerja ingat kamu,
Aku tidur ingat kamu,
Dasar...lagu Cinta.......
oohhhh......
tengelamlah.....tenggelamlah....
dalam kebingungan seorang pecinta......
ooh.....tuangkanlah segelas arak dalam
pialaku,
biarkanlah kureguk anggur cintaMu,
`kan kunikmati setetes demi setetes rasa
gundahku,
dan biarkanlah aku Mabok dalam
pelukanMu,
hu....hu......hu........hu.......hu......hu......hu....
salam